Laman

Senin, 10 Juni 2013

The Court of the Lion #3

Judul: The Court of the Lion, Buku 3
Penulis: Eleanor Cooney dan Daniel Altieri
Penerjemah: Fahmy Yamani
Editor: Adi Toha
Penerbit: Serambi
Jumlah Halaman: 928
Cetakan: I, November 2012
ISBN: 9789790243828

Buku ini menceritakan kisah kelamnya intrik di dalam kekaisaran China di dinasti Tang di babad kedelapan, melanjutkan buku pertama dan buku kedua. An Lu-Shan, jenderal barbar dari daerah utara China, semakin mendapat kepercayaan dari Mingtuang. Padahal Perdana Menteri Li Lin-Fu justru semakin mencurigai tindaktanduk An Shu-Lan, padahal dialah yang membawa An Lu-Shan ke Chang-an, ibukota kekaisaran China, untuk mempertahankan kekuasaannya di kerajaan. Apalagi kaisar dan Istri Kesayangan menganugrahkan gelar putra kesayangan buat An Lu-Shan, intrik perebutan kekuasaan China semakin tak jelas.

Semakin lama, Kaisar Mingtuang yang diharapkan mau kembali memerintah China setelah kekuasaan dipegang oleh Perdana Menteri Li-Lin Fu justru semakin tenggelam dalam keasyikannya dalam aliran Tao Hitam, serta keadaan kesehatan Li Lin-Fu yang semakin memburuk namun An Lu-Shan justru melakukan kejahatan yang menimbulkan kecemasan Kao Li Shih, kasim utama kaisar. Keadaan pun semakin tak jelas


Di bagian akhir buku The Court of the Lion, perjalanan cerita semakin menegangkan. Ketidakpastian keadaan kerajaan semakin menarik diikuti dalam tiap lembaran halaman buku ini. Semakin ke dalam cedrita malah semakin tak jelas, hitam-putihnya para lakon dalam buku ini, membuat membaca buku ini saya semakin diliputi rasa penasaran.

Apalagi deskripsi yang disajikan penulis, Eleanor Cooney dan Daniel Altieri, meski panjang tapi semakin membius rasa penasaran. Kadang alur berpindah tempat, tapi makin menguatkan isi yang dibaca. Dan dari buku inilah saya semakin tahu, bahwa negara China pernah mengalami masa-masa perebutan kekuasaan, dimana ada ketidakpedulian kaisar, ada kekuasaan di bawah tangan Perdana Menteri, ada intrik yang tak disangka, serta ada kepentingan bersama guna sebuah kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar