Judul: The Nama of the Rose
Penulis: Umberto Eco
Penerjemah: Nin Bakdi Soemanto
Penerbit: Bentang Pustaka
Jumlah Halaman: 624
Cetakan: I, Maret 2008
ISBN: 9789791227001
Apa yang Anda harapkam dalam sebuah kisah novel? Kisah mendayu-dayu? Kisah menegangkan? Atau kisah menakutkan? Semua wajar saja, dan memang untuk itu buku ditulis. Tapi bagaimana kalau ada buku yang isinya justru bisa menimbulkan kejahatan bahkan di tengah kesucian?
The Name of the Rose, merupakan salah satu mahakarya yang memang bagi sebagian besar pembaca, akan menyebut sebagai karya yang memusingkan. Umberto Eco, yang merupakan guru besar semiotika di Universitas Torino, mencipatakan karya yang menantang pembacanya untuk memahami karya-karyanya yang kaya akan struktur-struktur yang rumit, dan tak lepas dari kerangka sejarah, logika, serta kehidupan di masa pertengahan.
William, dari Baskerville, mendapatkan misi menyelesaikan misteri pembunuhan beruntun yang terjadi di sebuah biara ordo Benediktin. Bersama muridnya, Adso dari Melk, William harus memecahkan misteri yang secara tak langsung menyeret mereka akan misteri sebuah perpustakaan agung. Penyelurusuran ke dalam perpustakaan biara sendiri, bakal memegang kunci ke misteri pembunuhan beruntun tersebut, pembunuhan yang berasal dari kesalehan.
Menghabiskan the Name of the Rose, memang perlu kesabaran. Apalagi saya sadar ketika pengetahuan saya tentang Eropa masa pertengahan masih nol. Ditambah kekayaan buku ini memnag nggak main-main. Makanya saya hanya bisa membatin, buku semacam ini, hanya bisa dibaca di tengah waktu santai, dan tak dihantui oleh pekerjaan. Tapi misteri yang disajikan memang epik, luar biasa. Meski berbungkuskan berbagai lapisan ilmu, sehingga membedakan buku ini dengan novel-novel misteri karya Agatha Christie atau Arthur Conan Doyle. Dan ya, saya bacanya kadang harus mengulang-ulang. Bosan kadang-kadang, begitu menghadapi perdebatan-perdebatan ala biarawan-biarawan tapi sedikit banyak mampu membuat pikiran ikut bergerak.
Meski demikian, the Name of the Rose, memiliki kekayaan dalam isinya. Setimpal dengan kesabaran dan waktu yang dibutuhkan untuk membacanya. Sebuah buku yang menakjubkan, apa adanya.