Judul: 2
Penulis: Donny Dhirgantoro
Penerbit: Grasindo
Cetakan: 6, 2013
Jumlah Halaman: 418
ISBN: 9789790815629
Gusni Annisa Puspita, memiliki penyakit kelainan genetis yang bisa mengakibatkan dia tidak berumur panjang, Namun harapannya, cita-citanya untuk bisa bermain bulutangkis, membuat dia berjuang untuk dapat bertahan hidup. Meski memang nampak bahwa usahanya tak akan mudah.
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia. Blurb yang ditampilkan dalam bagian belakang punggung buku inimemabuat saya penasaran terhadap buku ini. Tak banyak penulis yang menulis tentang bulutangkis, bahkan di Indonesia, meski bulutangkis merupakan cabang andalan Indonesia untuk meraih emas dan kebanggan di ajang olahraga tertinggi, Olimpiade.
Buat saya yang sudah pernah membaca buku pertama tulisan penulis, 5 cm, tak akan kaget dengan penulisan yang agak berbunga-bunga. Kisah yang jalan ceritanya memang udah umum, yaitu bagaimana seorang yang memiliki keterbatasan berjuang dengan keterbatasannya itu. Tapi bagaimana gaya menulis yang akan membuat pembaca menyukai atau tidak menyukai tulisannya yang menjadi penilaian dari pembaca. So far saya memang tidak terlalu mengagumi gaya tulisan Dhirgantoro tapi saya pun tak mengecap jelek untuk buku ini.
Saya suka ketika penulis membuat tulisan ala live report pertandingan bulutangkis. Seperti gaya di radio, tak melihat tapi bisa "merasakan". Penuh juga dengan kutipan-kutipan yang bagus. Namun secara keseluruhan cerita saya kurang puas. Terlepas dari kelebayan buku ini, saya suka penulis mau mengangkat tema bulutangkis. Siapa tahu memang dari buku ini meningkatkan minat bulutangkis pembacanya.
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia. Blurb yang ditampilkan dalam bagian belakang punggung buku inimemabuat saya penasaran terhadap buku ini. Tak banyak penulis yang menulis tentang bulutangkis, bahkan di Indonesia, meski bulutangkis merupakan cabang andalan Indonesia untuk meraih emas dan kebanggan di ajang olahraga tertinggi, Olimpiade.
Buat saya yang sudah pernah membaca buku pertama tulisan penulis, 5 cm, tak akan kaget dengan penulisan yang agak berbunga-bunga. Kisah yang jalan ceritanya memang udah umum, yaitu bagaimana seorang yang memiliki keterbatasan berjuang dengan keterbatasannya itu. Tapi bagaimana gaya menulis yang akan membuat pembaca menyukai atau tidak menyukai tulisannya yang menjadi penilaian dari pembaca. So far saya memang tidak terlalu mengagumi gaya tulisan Dhirgantoro tapi saya pun tak mengecap jelek untuk buku ini.
Saya suka ketika penulis membuat tulisan ala live report pertandingan bulutangkis. Seperti gaya di radio, tak melihat tapi bisa "merasakan". Penuh juga dengan kutipan-kutipan yang bagus. Namun secara keseluruhan cerita saya kurang puas. Terlepas dari kelebayan buku ini, saya suka penulis mau mengangkat tema bulutangkis. Siapa tahu memang dari buku ini meningkatkan minat bulutangkis pembacanya.