Sabtu, 22 Desember 2012

Playing "God"

Judul: Playing "God"
Penulis: Rully Roesli
Editor: Rini Nurul Badariah
Jumlah Halaman: 198
Penerbit: Qanita
ISBN: 9786029225310
 
K.H. Muhammad Arifin Ilham, kerapkali menuliskan bahwa kita sebenarnya sudah memiliki vonis mati dari Tuhan sebagai makhluk hidup. Dalam keberlangsungan hidup, seorang manusia ternyata bergantung bagaimana orang lain yang "bisa memainkan" hidup kita. Buku ini, berisi memoar yang ditulis oleh Prof. Rully Roesli, yang kerap harus memposisikan diri, "bermain untuk menentukan siapa yang hidup dan mati", playing "God". Playing God di sini bukan berarti memainkan peranannya semena-mena seperti seorang raja zalim yang bisa dengan mudah memerintahkan rakyatnya bisa dibunuh seperti dalam cerita-cerita, tetapi ketika memposisikan dirinya sebagai dokter, dengan keterbatasan dana maupun fasilitas, berperan memilih pasien mana yang ditolong dengan pembebasan biaya cuci darah, untuk pasien dengan penderitaan gagal ginjal yang kekurangan biaya.

Keseharian dr. Rully dituliskan dalam buku yang indah ini. Tulisan beliau sangat bernas. Kehidupan sehari-hari bisa menjadi bahan renungan buat beliau, juga untuk yang membaca buku ini. Meskipun kadang, saya merasa data yang diberikan terlalu banyak dan mengganggu. Selebihnya saya suka. Beberapa tulisan malah membuat saya terharu, seperti ketika dr Roesli menuliskan kisah perjuangan ibunya. Doa-doa dari ibunya untuk seluruh anak-anaknya yang dikutipkan oleh dr. Roesli juga mengguggah. Tak heran apabila sang ibu diberkahi anak-anak yang sukses.
 
Satu episode hidup dr. Roesli yang cukup apik adalah ketika dia menghadapi kematian adik kandungnya, penyanyi Harry Roesli. Digambarkan bagaimana perjalanan awal Harry Roesli ketika mengeluh mengenai penyakitnya, sampai deteksi yang gagal menemukan sebab awal sakit dari Harry Roesli. Tak pelak, di sini kita belajar bahwa ada kekuatan di atas usaha dokter dalam penentuan kematian seseorang. Kita bisa belajar lagi. Ada banyak hal juga yang bisa kita dapati, dari pengalaman hidup dr. Roesli yang ditulis di buku ini. Seorang dokter juga manusia. Dengan menuliskan kisahnya di buku ini, kita bisa memahami jalannya hidup seorang dokter, setidaknya dari sosok dr. Roesli.

6 komentar:

  1. Oh, ternyata masih sodaraan sama Harry Roesli.

    BalasHapus
  2. koq rasa-rasanya, speyan udah pernah bikin review ini Mas? apa aku yang salah blog ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum kak, mungkin waktu itu karena giveaway ultah BBI ngaish buku ini

      Hapus
  3. Aku masih belum baca juga buku ini, mas. Eh btw emang Harry Roesli sakit apa ya? Lupa aku

    BalasHapus