Jumat, 27 April 2012

Honeymoon with My Brother

Judul: Honeymoon with My Brother
Penulis: Franz Wisner
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penerbit: Serambi
Jumlah Halaman: 485
ISBN: 9789790241015

Apa yang akan Anda lakukan, ketika tinggal menunggu waktu menuju pelaminan, calon pasangan Anda membatalkan komitmen untuk berumah tangga? Di saat undangan sudah disebar, tempat dan pesta sudah siap, dan Anda sudah menunggu bertahun-tahun untuk momen istimewa tersebut? Itulah yang dialami oleh Franz Wisner. Sang kekasih, Annie memutuskannya di saat tinggal menunggu jalannya acara yang suci itu. Terpuruk karena rencana pernikahannya gagal, kemalangan Franz bertambah dengan penurunan posisinya di  perusahaan tempatnya berkerja.

Dengan keterpurukan yang ia alami, tiba-tiba terbesit semua usulan bagi dia, untuk melanjutkan pariwisata bulan madunya yang telah terencana ke Kosta Rika, tapi bukan dengan Annie, tapi bersama Kurt, adiknya! Dan perjalanan bulan madu itu menjadi awal dari kegiatan besar berikutnya bagi mereka berdua, berkeliling dunia! Dan semua dilakukan selama satu tahun dengan keluar dari pekerjaan mereka masing-masing. Bahkan Kurt ikut menjual rumahnya untuk ikut mendanai biaya perjalanan dan akomodasi.

Perjalanan yang mereka jalani sungguh menarik bagi saya. Berbagai kisah yang mereka ceritakan seolah-olah menceritakan ada berbagai keajaiban di dunia. Meski kadang, apa yang ditulis agak subyektif misalkan pandangan penulis terhadap presiden Indonesia, tapi kisah-kisah unik yang mereka jumpai sangatlan berkesan. Apalagi mereka tidak memandang apa yang mereka hadapi sebagai turis belaka, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek sosial dan sisi lain yang mereka jumpai. Selain itu, ternyata perjalanan itu salah satunya memiliki "misi" penting bagi Franz, yaitu mendekatkan diri dengan snag adik karena kedekatannya yang kurang ketika mereka menginjak usia remaja sampai dewasa.

Bagian yang saya sukai adalah surat-surat elektronik Franz buat LaRue, nenek tiri mereka, yang mengikuti perjalanan kedua cucunya sambil menusuk peta dunia dengan pin, di negara-negara yang dikunjungi Franz dan Kurt. Suratnya kadang satir, kadang lucu dan beberapa malah tidak berkaiatan dengan yang ditulis di isi ceritanya.

O ya, bagaimana tips traveling yang didapat dari buku ini? Buang buku panduan wisata Lonely Planet dan dapatkan keseruan yang tak didapati oleh turis umum yang mengandalkan panduan semata.

1 komentar:

  1. aarghh.. pasti seru kalo jalan-jalan bareng sodara. apalagi ke negara laen.. huwaaa. penasaraan..

    BalasHapus