Judul: The Tokyo Zodiac Murders
Penulis: Sōji Shimada
Penerjemah: Barokah Ruziati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 360
ISBN: 9789792285918
Di tahun 1936 terjadi rentetan kasus pembunuhan yang menggemparkan Jepang. Seorang pelukis kaya, Heikichi Umezawa, tewas terbunuh di studio lukisnya. Di laci mejanya, didapatkan sebuah surat rencana pembunuhan kejam yang justru akan dilakukan oleh Umezawa terhadap putri-putrinya dan keponakannya, untuk menciptakan sebuah Azoth yang terdiri dari potongan-potongan tubuh anak-anak dan keponakan-keponakannya. Belakangan setelah Umezawa terbunuh, didapat korban baru, Kazue, anak tiri Heikichi, dan selanjutnya ternyata rencana Heikichi dilanjutkan dengan pembantaian sadis terhadap anak-anak dan keponakan-keponakan Heikichi, dengan bagian-bagian tubuh ditemukan hilang. Padahal Heikichi yang merencankan pembantaian itu justru sudah dibunuh.
Kisah pembunuhan beruntun ini sampai dnegan tahun 1979 belum terkuak. Di saat itu, detektif amatir Mitarai Kiyoshi ditemani oleh rekannya Ishioka Kazumi, ketiban urusan untuk dapat menyelesaikan kasus yang terpendam lebih dari empat puluh tahun tersebut. Berbekal isi buku yang menggambarkan kejadian kasus tersebut ditambah dengan sepucuk surat dari seorang polisi yang tak sengaja ikut terlibat dalam kasus tersebut, Mitarai berusaha mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis tersebut.
Mengikuti cerita Mitarai mengunkap kasus empat puluh tahun yang lalu, merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi saya, yang memang menyukai kisah-kisah detektif. Kita akan menjumpai banyak petunjuk penyelesaian kasus yang bertebaran, mencermati satu persatu dan harus mencocokan dengan fakta yang didapat di TKP. Membaca buku detektif memang permainan yang mengasyikkan bagi otak, apalagi kalau tebakan-tebakan yang kita lakukan, tidak sesuai dengan hasil akhir di jalan ceritanya. Saya angkat jempol buat penulis yang berhasil membuat misteri yang tak mudah tertebak penyelesaiannya ini.
Kisah pembunuhan beruntun ini sampai dnegan tahun 1979 belum terkuak. Di saat itu, detektif amatir Mitarai Kiyoshi ditemani oleh rekannya Ishioka Kazumi, ketiban urusan untuk dapat menyelesaikan kasus yang terpendam lebih dari empat puluh tahun tersebut. Berbekal isi buku yang menggambarkan kejadian kasus tersebut ditambah dengan sepucuk surat dari seorang polisi yang tak sengaja ikut terlibat dalam kasus tersebut, Mitarai berusaha mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis tersebut.
Mengikuti cerita Mitarai mengunkap kasus empat puluh tahun yang lalu, merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi saya, yang memang menyukai kisah-kisah detektif. Kita akan menjumpai banyak petunjuk penyelesaian kasus yang bertebaran, mencermati satu persatu dan harus mencocokan dengan fakta yang didapat di TKP. Membaca buku detektif memang permainan yang mengasyikkan bagi otak, apalagi kalau tebakan-tebakan yang kita lakukan, tidak sesuai dengan hasil akhir di jalan ceritanya. Saya angkat jempol buat penulis yang berhasil membuat misteri yang tak mudah tertebak penyelesaiannya ini.
Dan saya memang gagal menebak siapa dalang di balik kasus pembunuhan yang menghebohkan tersebut, tetapi sangat dipuaskan dengan cerita yang memikat. Tak pelak, buku ini sangat rekomendatif buat penggemar cerita-cerita detektif. Buku ini mengingatkan saya akan duet Holmes dengan Dr. Watson, meskipun ceritanya, Mitarai tidak menyukai Holmes. Bagaimana Mitarai melakukan pengamatan menyendirinya, memang mirip dengan Holmes. Sementara Ishioka yang berusaha menyelesaikan kasusnya dengan caranya sendiri, mirip dengan cara Watson.
Membaca The Tokyo Zodiac Murders, bagi saya merupakan salah satu pengalaman mengasyikkan. Tak banyak novel detektif yang ditulis oleh penulis Jepang, kebanyakan dalam bentuk manga, dan kisah yang diangkat oleh Sōji Shimada ini sangat berkesan, tak kalah dengan penulis kisah detektif lainnya.
Saya jg ga berhasil nebak siapa pembunuhnya, saya cuma udah mengira klo pembunuhnya itu model lukisannya.
BalasHapusheheh, kayaknya perlu banyak baca buku detektif ya mbak
HapusBaru bisa menebak metodenya setelah dipancing2 itu, tapi ga tahu juga yg mana pembunuhnya :)
BalasHapusiya, padahal ups pembunuhnya yang itu ya
Hapusbagian yang paling bikin jengkel waktu di tengah2, si penulis nulis surat buat pembaca, disuruh mecahin kasusnya dulu sebelum lanjut baca bukunya. hahahahha.
BalasHapusiya, dna kau nggak bisa jawab, ikikiki
HapusCerita detektif yang menarik,
BalasHapuswah sdh pada baca ya...ketinggalan nih :(
ayo dibaca teh :)
Hapusaku batal baca buku ini gegara buku pesenan gak nyampe2 X(
BalasHapusTapi byk yg bilang klo boring ya, mas?
Oya...mbak Maria bilang ada Musashi diskon 40% tuh. Udah pesen, mas?
lho ko bis aga sampai dok?
Hapusudah tinggal nunggu bukunya :)