Judul: Balzac dan Si Penjahit Cilik dari Cina
Penulis: Dai Sijie
Penerjemah: Lulu Wijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 240
ISBN: 978792219975
Siapakah Balzac? Sebelumnya saya malah tidak tahu siapakah dia. Tapi setelah membaca buku ini, saya dapati Balzac adalah salah satu novelis barat populer. Apa kaitannya Balzac dengan seting buku ini?
Buku ini mengkisahkan kehidupan dua pemuda, "Aku" dan Luo, sepasang sahabat, pemuda terdidik yang "diasingkan" melalui "pendidikan ulang", sebuah program besar-besaran yang dilakukan oleh Mao Zedong di tahun 1971, dimana kaum inteletual muda dikirimkan ke desa-desa pelosok untuk "dididik ulang oleh para petani miskin". Tokoh "aku" dan Luo, dikirimkan ke sebuah daerah pegunungan bernama Burung Hong dari Langit, dimana jarak ke kota terdekat, Yong Jing, baru bisa tercapai jika ditempuh dengan perjalanan darat selama dua hari.
Apa hubungannya dengan Balzac dan penjahit cilik. Penjahit cilik adalah putri seorang penjahit keliling yang sangat populer di kawasan tersebut, mengingat hanya dialah satu-satunya penjahit di gunung tersebut. Penjahit cilik adalah putri tunggalnya yang memiliki kecantikan luar biasa. Balzac dikaitkan dengan penjahit cilik, ketika "Mata Empat", sahabat "aku" dan Luo yang juga melaksanakan program pendidikan ulang tapi di desa berbeda. Berbeda dengan tokoh "aku" dan Luo yang adalah anak dari dokter, Mata Empat adalah putra dari seorang penyair. Maka tak heran apabila Mata Empat menurunkan sifat membaca buku dari orangtuanya, yang sayangnya di saat itu, buku-buku yang dikoleksi adalah buku-buku yang dilarang oleh pemerintahan Mao. Beberapa di antaranya adalah buah tangan Balzac. Terpesona oleh karya Balzac, Luo berusaha mengubah penjahit cilik, dengan cara menceritakan isi buku-buku terlarang tersebut. Semenjak itu Luo semakin dekat dengan si penjahit cilik. Dan perubahan itu dialami oleh si penjahit cilik. Mengapa buku menjadi sesuatu yang dilarang oleh dinasti Mao? Dari membaca buku ini, kita bisa mengetahui, bahwa buku bisa mempengaruhi pikiran sesorang, bahwa buku bisa "menggerakkan", justru hal seperti itu yang ditakuti oleh kebanyakan pemerintah otoriter.
Pada awal membaca, saya sempat suka cara bertutur dari si penulis. Sayangnya di pertengahan buku, saya menjumpai beberapa bab, yang berpaling dari sudut pandang "aku" menjadi sudut pandang yang berbeda (Bab 16 memakai sudut pandang tukang giling; Bab 17 diambil sudut pandang Luo; dan Bab 18 dari sudut pandang si penjahit cilik), juga cerita dari ketiga sudut pandang tersebut "melompat jauh" dari cerita sebelumnya. Ditambah rasanya beberapa kisah terlalu aneh untuk terjadi, meskipun masih mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Juga sepertinya bacaan ini ditujukan untuk kalangan dewasa, tapi sayang covernya menggambarkannya lain, lebih mirip menunjukkan romantis biasa.
Tapi cerita yang mengalir lancar, juga terjemahannya yang bagus ditambah informasi tentang China di awal 1970-an menjadikan buku ini amat menarik, khususnya bagi pengkaji sastra serius. Apalagi dengan buku ini kita bisa mengenal kekayaan sastra dunia, khususnya dari kawasan Eropa. Jenis huruf yang besar memanjakan mata. Sebagai alternatif bacaan, layak untuk dibaca.
Ah, saya ingin membaca karya-karya Balzac.