Sabtu, 30 Juni 2012

Menerobos Kegelapan

Judul: Menerobos Kegelapan: Sebuah Biografi Spiritual
Penulis: Karen Armstrong
Penerjemah: Yuliani Liputo
Penerbit: Mizan
Jumlah Halaman: 560
ISBN: 9789794323655

Karen Armstrong, nama penulis Inggris ini melejit begitu tulisannya Sejarah Tuhan (edisi asli: A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity, and Islam) menjadi salah satu buku best seller. Kajian yang intensif dalam bukunya tersebut mengenai religiutas dalam konsep agama di dunia, utamanya tiga agama samawi besar: Islam, Kristen dan Yahudi; begitu menggetarkan. Tapi sejauh ini tidak diketahui bagaimana pandangan Armstrong terhadap sifat religiutas dirinya sendiri. Buku ini, Menerobos Kegelapan, adalah buku autobiografi sosok Armstrong sendiri, semenjak keluarnya dia sebagai biarawati katolik sampai pada ketika meledaknya peristiwa 11 September yang membuat hubungan anatar pemeluk agama menjadi rentan.

Meskipun merupakan buku biografi, buku terasa 'berat' bagi saya. Maklum, dengan tajuk biografi spiritual, tapi bahasan Armstrong begitu dalam mengenai pemikiran-pemikirannya. Dari penderitaannya selama menjadi biarawati, pergolakannya ketika menjadi mahasiswa di Oxford, penderitaannya didera epilepsi, kegalauannya ketika mengajar, dan tantangan yang dihadapi ketika membuat acara televisi dengan tajuk keagamaan. Semua tak lepas dari pemikiran Armstrong mengenai spiritualisme, yang berbobot namun 'agak berat'. Meskipun demikian, saya jelas suka bagaimana cara Armstrong menguraikan hidupnya. Saya kerapkali tak sependapat Armstrong tapi saya bisa berdamai dengan pilihan hidupnya.  

Kita tak perlu mengabaikan agama, seperti yang dilakukan Armstrong dalam kehidupannya ketika kecewa dengan formalitas agama yang pernah dijalaninya, tetapi menikmati tulisan Armstrong, dalam menerobos Kegelapan adalah salah satu cara bagi kita untuk memahami pandangan berbeda seseorang yang bergulat dengan kehidupan spiritualnya, pengalaman berharganya, yang fantastis

2 komentar:

  1. Very nice review, Bang. Ah... seandainya semua orang mampu menerima perbedaan, pasti nggak ada gontok-gontokan ya, terutama untuk hal-hal sensitif seperti agama.

    BalasHapus
  2. SETIDAKNYA KALO'MASIH BERKAPASITAS MUSLIM MAKA YG PERTAMA KALI PERLU DIKAJI ADALH SEPUTAR TERITORIAL HUKUM ISLAM,TIDAK HAYA MENTERJEMAHKAN HASIL KARYA PARA ORENTALIS YG TERLEPAS DARI SEMUA KARYA KARYANYA TERDPAT MISI MISI TERSELEBUNG YG INGIN MENDISINTEGRASI HUKUM AGAMA(DALAM ARTI SEMPIT)YAAA SEPERTI BUKU KARYA DAVID LEVERING LEWES YG BERJUDUL THE GREATNESS OF AL ANDALUS

    BalasHapus