Judul: Jakarta!
Penulis: Christophe Dorigné-Thomson
Penerjemah: Caecilia Krismariana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Oktober 2012
Jumlah Halaman: 376
ISBN: 9789792284171
Saya dulu (dan sekarang pun) sempat bangga kalau ada orang asing yang mencintai negara saya sendiri, Indonesia. Yah, namnaya juga nasionalisme, tentu saja bangga kalau negara sendiri dicintai oleh orang asing, lebih-lebih kalau berasal dari negara yang lebih maju dari Indonesia. Kok bisa ya? Meski hal tersebut bukanlah suatu keajaiban.
Karena itu saya tertarik, akan buku ini, saat pertama kali peluncurannya, ketika tahu penulisnya adalah orang asing yang mencintai Indonesia, meski saat itu belum membeli bukunya tapi saya berkeinginan untuk membaca buku ini. Beruntung, teman saya memberikan buku ini kepada saya, jadinya saya bisa membaca buku ini, meski sudah tahu banyak yang kecewa akan buku ini.
Jakarta! mengisahkan perjalana hidup Edwin, seorang pemuda berasal dari Prancis. Begitu lulus dari sekolah bisnis terbaik di Prancis, ia berkeinginan untuk berkerja di salah satu kota tersibuk di dunia, New York. Namun beberapa hari sebelum keberangkatannya, keluarganya mendapatkan musibah, sang adik meninggal diakibatkan karena kecelakaan. Marah dan emosi, Edwin membatalkan perjalanannya ke New York. Namun selepas masa berdukanya, ia mendapatkan tawaran untuk magang di sebuah perusahaan Jepang di Tokyo.
Selepas masa magangnya, Edwin melepas tawaran untuk berkerja di perusahaan tersebut. Di Paris, ia berkenalan dengan John, yang kemudian menawarkan pekerjaan kepada Edwin. Kerja dimana Edwin harus berpergian ke beberapa negara, dan akhirnya ia mendarat di Indonesia. Dan memutuskan untuk tinggal di Jakarta, karena dia melihat cikal bakal negara besar di masa depan ada di Indonesia.
Buku ini, bagi saya terasa melelahkan untuk membacanya. Tak ada dialog-dialog tersaji. Banyak halaman yang berisi pandangan Edwin (atau malah penulis) terhadap keadaan kehidupan masyarakat dan negara di zaman ini. Bukannya tak setuju akan pandangan penulis tetapi bagi saya, sulit untuk berpikir ketika ingin mendapatkan cerita yang menghibur.
Saya tak berkeberatan dengan isi cerita dimana Edwin lebih sering hidup dengan gaya bebas dan suka berpesta, bagaimana pun itu adalah jalan cerita. Atau Jakarta yang dijadikan judul namun hanya diceritakan sekelumit di dua bab terakhir. Namun gaya penulisannya yang membuat saya kurang menikmati ceritanya. Isinya pun menurut saya lebih bombastis, meski buku ini adalah buku fiksi tapi rasanya serasa membaca buku yang terlalu berlebihan.
Meski demikian tak adil bila saya tak menuliskan kelebihan buku ini menurut saya. Saya suka covernya. Dan informasinya lumayan menambah pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar