Divisi event BBI memang keren. Di tahun 2015 ini tak hanya membuat event posting bareng review buku dengan tema-tema tertentu tetapi juga membuat kategori opini bareng. Untuk bulan Januari, temanya adalah ekspetasi. Tema ini merujuk pada:
Pernahkah kamu ingin membaca suatu buku karena mendengar buku itu bagus atau merasa sepertinya buku itu “gue banget”? Bagaimana setelah kamu akhirnya membaca buku yang kamu inginkan itu? Atau pernah sebaliknya, menyangka tidak akan suka suatu buku tetapi ketika kamu selesai membacanya kamu malah menikmatinya?
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang terlalu berekspetasi pada buku. Saya memaklumi diri sebagai omnireader, alias apa pun genrenya asal suka, bisa menjadi favorit saya. Tapi sebenarnya ada satu genre yang saya hindari untuk dibaca, yaitu buku absurd. Kenapa? Yang jelas saya bukan orang sastra, dan saya lebih memilih untuk menghindari buku yang membingungkan. Tetapi beberapa saat, sikon membuat saya membaca buku-buku bertipe absurd (kalau teman-teman di serapium menyebutnya BN, bikin ngawang).
Salah satunya buku Maggie Tiojakin, Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa. Buku ini saya dapatkan gratis dari penulis, ketika ikut-ikutan teman-teman di grup whatsapp BBI Joglosemar yang mengirimkan permohonan untuk bisa meresensi buku ini.
Dan pengalaman tak mengenakkan ketika sebelumnya membaca buku-buku tipikal absurd terkikis ketika membaca kumcer ini. Absurd tapi menyenangkan. Itu yang akhirnya saya tulis di reviewnya. Ya, buku ini menggeser pemikiran di benak saya, bahwa tipikal absurd, kalau ditulis dengan enak, bisa membuat saya tak harus pusing memikirkan apa yang dimaksud penulis ketika sedang menulis. Hanya mengalir saja ketika membacanya. Pengalaman serupa juga saya alami ketika membaca, Rumah Kopi Singa Tertawa. Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah ketika mengikuti event Serapium Reading Challenge 2013. Sebelumnya saya tertarik dengan buku ini setelah membaca review yang dituliskan oleh x saya, Sandra, ketika mereview buku yang saya berikan di event Secret Santa BBI 2013. Awalnya, melihat covernya, saya sudah merasa nggak banget. Tapi setelah membaca review Sandra, akhinya ketika diberi kesempatan oleh Serapium memilih hadiah buku, saya pilih buku ini. Hasilnya, sedaaap, hehehe.
Apakah saya diantara dua buku itu medapat buku absurd yang saya sukai? Kebanyakan tidak malah. Beberapa saya kasih rating 2. Tapi ekspetasi saya sebenranya agak berubah terhdap buku absurd. Tidak semua absurd itu memusingkan, pahit. Tapi bisa juga membuat ketagihan. Tak serta merta saya memutuskan menyukai genre absurd. Tapi saya belajar, kalau ada yang bagus, kenapa tidak?
Haaah, aku juga gak cocok sama buku BN XD
BalasHapusTapi sampai sekarang belum nemu yang cocok :P