Sabtu, 02 Februari 2013

The Bell Jar

Judul: The Bell Jar
Penulis: Sylvia Plath
Penerjemah: Kania Dewi
Jumlah Halaman: 395
Penerbit: Ufuk
ISBN: 9786029346183

Esther Greenwood, menunjukkan tanda-tanda akan kesuksesan yang bisa didapatkannya di masa depan. Dengan mendapatkan beasiswa, nilai kuliah yang bagus, ditambah sedang bekerja di sebuah majalah besar. Namun kekecewaannya terhadap kemunafikan calon tunangannya. Buddy Willard, mengempaskan kehidupannya. Dimulai ketika berlibur di musim panas ke rumahnya, perlahan demi perlahan, Esther mengalami degradasi moral, sampai beberapa kali ia harus memutuskan untuk bunuh diri.

Awalnya saya penasaran akan buku ini, karena berdasar sinopsis dari buku ini tercantum buku ini sebagai salah satu 100 novel terbaik sepanjang masa. Dan saya telisik juga masuk sebagai salah satu 1001 books you must read before you die. Kisahnya menarik, tentang seorang gadis yang tenggelam akan kegalauan. Beberapa kali saya sempat membaca memoar dari penderita penyakit mental, dan kisah di buku ini mirip dengan buku-buku tersebut. Latar yang melompat-lompat, penuh dengan isi yang kadang tidak tertangkap dengan latar cerita serta kata-kata yang galau mudah ditemukan dalam karya ini.

Meski demikian, saya kurang mendapat kesan kenapa buku ini layak masuks ebagai salah satu buku terhebat. Saya menduga ada lost in translation, mengingat buku ini semestinya merupakan buku yang tergolong sastrawi berat. Terjemahannya masih bisa dibaca, tetapi kesannya hanya mirip tulisan biasa.

Tapi kalau mengingat pertama kali buku ini ditulis, di tahun 1960-an, isi ceritanya memang dirasakan menggugat. Kalau tak salah Plath menuliskan buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya -Plath meninggal bunuh diri setelah menuliskan novel ini-, sehingga kesan yang didapat dari buku ini memang terasa kegalauannya, terasa dalam.

Sebagai novel psikologis, memang perlu minat khusus untuk dapat menyelami rangkaian kata dalam buku ini. Tapi dengan rekomendasi sebagai salah stau buku yang termasuk 1001 books you must read, buku ini bisa menjadi salah satu buku bagus, ketika kita bisa menangkap rangkaian kalimat di dalamnya ke sanubari kita.

2 komentar:

  1. Wah, kebayang, ketularan galau baca novel ini. Emoh ahhh....

    BalasHapus
  2. Info dong kalau ada link terjemahan novelnya

    BalasHapus