Judul: Celoteh Perempuan
Penulis: Indah Juli, Angly dkk
Desain Sampul: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 200
Cetakan: I, Juli 2012
ISBN: 9789792286656
Cinta itu dibutakan oleh manusia. Karena cinta yang sesungguhnya tak pernah buta (halaman 88)
Meskipun saya pria, bukan berarti saya tidak boleh membaca buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh sekumpulan wanita ini. Isinya memang wanita banget, tapi selaku pembaca segala, buku ini pun saya lahap dengan nikmat. :D
Ada 16 cerita pendek yang dimuat di sini. Semua kisah berisi pernak-pernik kehidupan seorang wanita. Semua berkisah tentang wanita, cukup menarik di saat keenam penulis tersebut termasuk penulis fiksi pemula, di mana celotehan mereka dalam buku ini merupakan kisah yang sangat kompleks. Tapi mari kita lihat dari cover buku ini. Bergambarkan lima wanita cantik (dua di cover bagian belakang buku), mengelilingi meja makan, semua asyik sendiri dengan aktivitasnya, tapi pose yang diambil sangat eye-catching, seolah-olah menggambarkan ini lho kita punya keinginan sendiri.
Beranjak pada isi buku, keterangan di pengantar menyebutkan bahwa buku ini merupakan hasil writing course yang dibuat oleh majalah MORE untuk para penulis di buku ini. Sasarannya adalah calon penulis wanita, berusia matang, dan kaya imajinasi. Selama empat minggu, peserta digembleng belajar menulis, dan hasilnya tidak menggambarkan mereka sebagai sosok yang belajar menulis. Hasilnya dalam, dan sesekali menyentuh, ketika banyak cerita yang dikisahkan menggambarkan penderitaan wanita.
Berbicara mengenai isi, kesulitan utama dalam memahami cerita pendek adalah isinya yang terlalu singkat. Kadangkala, sebuah cerpen harus berakhir menggantung. Saya paham bahwa keterbatasan ruang memaksa penulis cerpen harus pintar-pintar mengolah kata tetapi ketik pembaca kerap tidak puas dengan isi yang singkat namun tidak dapat memahami jalan cerita mungkin perlu sesuatu nilai tambah yang dibuat penulis cerpen. Cerpen-cerpen di sini meski panjangnya bervariatif, saya membacanya dengan cepat dan santai. Tak perlu berpusing-pusing ria dengan bahasa sastra yang sulit ataupun isi yang menggantung, meski sebagaian besar isinya menceritakan kesedihan hidup tokoh utamanya, juga duka yang umum diderita oleh wanita.
Cerita favorit saya di buku ini adalah Pulang, karya Asita Suryanto. Beliau menuliskan kerinduan seorang anak terhadap ibunya yang telah meninggal, bisa terpuaskan pada sosok seorang ibu yang memiliki usaha yang sama dengan ibundanya, memasak, pada sebuah perjalanannya untuk pulang berziarah ke makam ibunya. Perjumpaan itu meski hanya sekilas waktu, mungkin bagai takdir buat sosok aku. Kisahnya sederhana, namun menyentuh. Bukan kisah mengenai ibu tak akan habis, meski tak seindah kehebatan nyata perjuangan ibunda kita.
Cerita lain beberapa di antaranya menarik. Ada kisah tentang istri yang sebelumnya menjadi istri ideal menurut teman-temannya karena hubungannya dengan suaminya harmonis, tetapi kenyataan yang diketahui belakangan ternyata suaminya selingkuh, pada kisah (Not) The First Wives Club karya Daveena, atau kisah ibu yang tercampakkan tetapi justru menyayangi anak tirinya, pada kisah Air Mata Mamak, tulisan Indah Juli, untuk menyebut cerpen yang menurut saya menarik. Ada juga kisah perjodohan paksa di belahan negeri India, yang menarik dalam kata-kata termaktub dalam kisah Jadha, karya Angly.
Celoteh wanita, penuh dengan kisah yang dalam. Sebagai kumpulan cerpen dari penulis pemula, buku ini memberikan lebih dari sekedar cerpen. Di setiap celotehnya ada perasaan, pengalaman yang dibuka oleh para penulisnya.
aku mau buku inihhhhhh, kapan2 pinjem ya bang :)
BalasHapus