Judul: Sang Penulis Bayangan
Judul Asli: The Ghost
Penulis: Robert Harris
Penerjuemah: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: II, Maret 2010
Jumlah Halaman: 320
ISBn: 9789792255621
Kematian Michael McAra, ajudan mantan perdana menteri Inggris, Adam Lang, tewas di sebuah danau. Padahal saat itu ada satu proyekk penting yang dijalankan McAra, yaitu menuliskan otobiografi sang Perdana Menteri di tengah namanya yang memburuk, akibat kejahatan peran yang diduga dilakukan oleh Lang.
Seorang penulis bayangan, yang lebih senang disebut "hantu" direkrut untuk melanjutkan proyek penulisan tersebut. Namun, fakta baru yang ditemukan membuat sang penulis bayangan terancam. Musuh politik sang mantan Perdana Menteri masih mengancam.
"Buku-buku yang bagus memang berlainan tingkatannya, tapi semua buku jelek sama saja. Aku sangat mengetahui hal itu karena dalam bidang pekerjaanku aku membaca banyak buku jelek-buku-buku yang begitu payah sehingga tidak layak diterbitkan, dan kenyataan itu snagat sulit dimengerti kalau menilai buku-buku yang terbit zaman sekarang ini" [halaman 64]
Profesi sebagai penulis bayangan memang ada sisi enak dan negatifnya. Sisi negatifnya adalah meski dia menulis sebagaian atau keseluruhan buku yang menjadi populer, nama sang penulis bayangan tidak ikut terkerek. Namun berlaku sebaliknya, kalau buku yang terbit mendapatkan banyak kritikan, bukan dia yang menjadi jelek namanya di tengah pasaran buku. Namun kisah sang hantu dalam buku ini tak hanya berkaitan dengan nama baik. Ada konspirasi politik yang membuat sang penulis ikut terseret dalam bahaya.
Setelah menyelesaikan lembaran terakhir buku ini, saya memutuskan untuk menyukai buku ini. Meskipun setelah membaca review terhadap buku ini banyak yang kecewa akan ending-nya, saya suka. Dan akhirnya memang saya tahu kenapa penulis menciptakan seorang tokoh yang tak pernah disebut-sebut namanya dalam buku ini. Sebuah kejutan yang, sangat menarik.
Meski kesan thrillernya kurang terasa namun di balik lembaran buku ini tersaji intrik politik yang bisa menjadi bahan bacaan yang menarik. Tak perlu berpusing ria apabila tidak menyukai politik, cuma enjoy saja sampai menghabiskan halaman terakhir buku ini. Meski memang saya agak kurang puas dengan cerita yang mungkin terlalu sederhana.
Kalo nemu lagi di obralan nitip ya kang ;))
BalasHapus*komentar yang ga mutu
Aku belum baca buku ini karena kecewa dengan ending filmnya. T.T #curhat
BalasHapusaku sukaaa buku ini :) malah belum nonton filmnya sih, padahal pemainnya keren2 ya XD aku juga suka setting ceritanya yang pas dengan unsur thriller nya :)
BalasHapus