Rabu, 30 Desember 2015

The Book Thief

Judul Buku: The Book Thief
Penulis: Markus Zusak
Penerbit: Picador
Jumlah Halaman: 584
ISBN: 9780330423304

Menarik ketika saya mengikuti birthday & 4th blogoversary dari Bacaan Bzee, beliau memilihkan buku ini untuk saya baca dan review.

Sudah lama sih saya memiliki buku ini. Kalau tidak salah, saya menginginkan buku ini karena banyak dipuji oleh teman-teman saya sesama pembaca buku. Apakah saya setelah membacanya menjadi suka?

Kisah Pencuri Buku dimulai dengan narasi Death, malaikat maut, yang menjadi narator di seluruh isi buku.
Kalau melihat siapa naratornya, bisa kelihatan mau kemana jalan cerita akan berjalan. Bukan bermaksud spoiler sih, tapi dari blurb buku sudah menceritakan bahwa kisahnya berlatar Jerman di masa kepemimpinan sang Führer, masa 1939an.

Alkisah, seorang anak gadis, Liesel Meminger harus mengalami kedukaan. Disaat ia diantarkan untuk dipelihara oleh orangtua angkat, adiknya meninggal. Pada pemakaman adiknya ia memulai 'kejahatannya' sebagai book thief dengan mencuri buku the Gravedigger's Book.

Liesel diangkat anak oleh pasangan suami istri Hubermann. Sang suami Hans, adalah pemain accordion, sedangkan sang istri, Rosa adalah juru cuci. Kedua orangtuanya adalah orang yang sangat baik. Hans selalu menenangkan Liesel dari mimpi buruk yang dialaminya. Hans pula yang mengajarkan Liesel mengenal kata-kata, dan menginspirasi Liesel untuk membaca, meski harus dengan mencuri buku. Rosa meskipun orangnya ketus tetapi punya hati yang sangat baik.

Liesel memiliki teman sepermainan, Rudy Steiner, yang bermimpi untuk bisa menyamai prestasi Jesse Owen, atlet legendaris olimpiade. Bersama Rudy, Liesel menjalankan hari-harinya. Bermain sepakbola, berkeliling, serta mencuri buku.

Suatu hari, kediaman Hubermann kedatangan seorang Yahudi, Max Vandemburg, dimana Hans memiliki hutang budi, terhadap keluarga Max. Keluarga Hubermann akhirnya menyembunyikan kehadiran Max, dimana saat itu adalah masa dimana Hitler memburu orang-orang Yahudi.

Momen persahabatan Max dan Liesel dan keluarga Hubermannlah yang menurut saya memegang fokus dalam buku ini. Berkembang pada saat Hans maupun Liesel bertemu dengan pawai orang Yahudi di jalan, sampai memancing kemarahan tentara Nazi, bahkan sampai membuat Hans harus diasingkan ke tempat lain sebagai petugas perang. Tetapi Hans dalam buku ini menjadi sosok yang luar biasa. Dengan keberuntungan, kebaikan dan kebijakannya. Dia menjadi tokoh favorit saya di buku ini.

Buku ini sarat rasa emosional. Juga kelam. Memang masa holocaust serta diskriminasi bangsa Yahudi di masa tahun 1940-an merupakan salah satu masa kelam selama bumi masih berputar. Dan Zusak mampu menuliskannya dengan baik.

Entah, apa memang membaca The Boy in Stripped Pyjamas sebelum buku ini membuat saya merasa agak merasa buku ini agak membosankan atau memang karena saya mendapat kesulitan ketika menuntaskan buku ini. Memang kelemahan saya ketika membaca buku bahasa inggris adalah kosakata saya yang masih sangat minim. Dan buku ini saya akui sangat kaya dengan perbendaharaan katanya.

Pada akhirnya ketika menuntaskan buku ini, saya memang merasa bahwa ekspetasi saya memang sedikit berlebihan tetapi saya bisa bilang saya cukup antusias dengan proses membaca buku ini.

Minggu, 27 Desember 2015

[Secret Santa 2015] The Riddle

Halo dalam keriangan event Secret Santa 2015 blogger buku Indonesia, hari ini adalah saat kita memposting riddle yang kita dapat dari santa yang baik, untuk menebak siapa jati dirinya.

Setelah postingan wishlist saya, ternyata santa memilihkan buku dari Rick Riordan, The Sword of Summer dari seri Magnus Chase and the Gods of Asgard. Terima kasih ya santa baik. Semoga dibalas dengan limpahan rezeki yang lebih baik.

Oh ya, Riddle yang saya dapat sangatlah sederhana tetapi terus terang lumayan membuat kening berkerut.

Riddle itu adalah:
Kata orang-orang, namaku identik dengan atlet olahraga tertentu. Sayangnya aku tidak bisa olahraga itu.

Semoga saya bisa menebak dengan benar, siapa jatidirimu santa.