Jumat, 30 Januari 2015

Sorgum Merah

Judul: Sorgum Merah
Judul Asli: Red Sorghum
Penulis: Mo Yan
Penerjemah: Fahmy Yamani
Editor: M. Sidik Nugraha 
Penerbit: Serambi
Cetakan: I, September 2014
Jumlah Halaman: 548
ISBN: 9786022900061

Sorgum Merah, merupakan maha karya Mo Yan, novelis China yang pernah mendapat nobel sastra di tahun 2012. Mengisahkan sebuah kisah di mana China berada dalam jajahan Jepang di era 1930an, Sorgum Merah menuturkan hidup Yu Zhan'ao dan putarnya, Douguan, dalam mengarungi hidup, hidup yang penuh lika-liku. Dinarasikan oleh putra Douguan (tak disebutkan namanya), kisah mereka mengalir dengan kilasan waktu yang berpindah-pindah, dengan seting bertempat di Kabupaten Gaomi Timur Laut, China.

Diceritakan nenek sang narator dijodohkan paksa dengan Shan Bianglang, putra pengusaha penyulingan arak dari sorgum merah, Shan Tingxiu. Menolak perjodohan tersebut tokoh nenek mendapatkan pertolongan dari Yu yang sebelumnya menjadi tukan angkat tandu bagi Shan Tingxiu, dan berakhir dengan pembunuhan ayah dan anak keluarga Shan, sehingga nenek menjadi penguasa tunggal usaha penyulingan tersebut.

Namun penjajahan Jepang merubah kehidupan mereka. Ditambah perang saudara, membuat kehidupan Komandan Yu, menjadi berantakan dan tragis. Dan perjalanan hidup inilah yang diangkat oleh Mo Yan menjadi sebuah kisah epik, sedikit pahit, yang patut diacungi jempol.

Ini kedua kalinya saya membaca karya Mo Yan, setelah semi biografinya, Di Bawah Bendera Merah. Dan untuk kedua kalinya saya merasa tak kesulitan untuk mengikuti karyanya, dimana seringkali ada anggapan bahwa karya pemenang Nobel Sastra termasuk karya yang susah. Mo Yan menggambarkan ceritanya dengan alur yang berpindah-pindah. Awalnya saya kesulitan untuk mengikuti perpindahan fase cerita, namun berpegang pada narasinya, lambat laun saya bisa mengikuti juga. Setelah bisa mengikuti gaya menulis maka lambat laun kenikmatan membaca buku ini akan meningkat. Dan ya, yang saya suka ceritanya tak lah terallau absurd, sehingga tak perlu memakan waktu lama untuk bisa menamatkan buku ini, meski ketebelannya bisa dibilang lumayan membuat keder, sebelum membaca.

Saatnya menbak siapa santa saya :)

Jujur, saya agak kesulitan memahami riddle yang diberikan oleh sang santa. Yang jelas santa memakai hosting wordpress sebagai blog bukunya. Tapi ada satu petunjuk yang membuat saya yakin siapakah santa saya, adalah ketika Santa menuliskan, sesuatu milik saya pernah mampir di rumah santa pada hari ke 27, beberapa hari sebelum yang terpilih itu datang. Dan saya jadi yakin siapakah santa saya :)

Bagi saya, maksud dari pernyataan itu adalah santa pernah meminjam buku saya dan mem-post reviewnya di tanggal 27. Bulannya Juli, sesuai bulan kelahiran Harry Potter. Dan meski saya lupa siapa saja yang pernah mereview buku pinjaman dari saya, Saya kok punya feel bahwa santa adalah seorang teman saya di grup wa bbi joglosemar. Dan iseng googling menunjukkan bahwa buku yang pernah saya pinjamkan memang pernah beliau review di blognya tanggal 27 Juli. Sebelumnya pernah baca reviewnya tetapi saya memang nggak hapal tanggal postnya.



Tebakan saya menguat, ketika mengetahui bahwa santa pernah bekerjasama dengan pengirim buku (HobbyBuku) dalam event mystery RC.  

Dan dengan ini saya menebak, dia yang memosting review buku pinjeman dari saya pada tanggal 27 Juli 2014 di blognya, pengguna worpress untuk blog bukunya dan pernah bekerjasama dengan mbak Maria Hobbybuku, adalah:



dr. Busyra/bzee pemilik blog Bacaan BZee


Benarkah tebakan saya, bu dokter? Semoga benar. Maafkan kalau terlalu sederhana menebaknya. Kalau benar berarti memang #AdaSantaDiantaraKita yang menjadi trending topic di grup WA BBI Joglosemar terbukti benarnya :) Terima kasih santa, bukunya saya suka, Arigato Gozaimasu!

Kamis, 29 Januari 2015

As Seen on TV

Judul: As Seen on TV
Penulis: Christian Simamora
Editor: Alit Palupi
Penerbit: Twigora
Cetakan: I, 2014
Jumlah Halaman: 484
ISBN: 9786027036215

Javier Vimana dan Kendra Ray adalah sahabat yang sangat dekat. Ketika Javi membangun usaha kafe berma Tolstoy, Ken didapuk menjadi manjer operasional kafe tersebut. Di saat Javi yang hidup sebagai player, Ken secara diam-diam mencintai Javi. Penasaran dengan bagaimana perasaan Javi terhdapnya, Ken bersama kedua sahabatnya yang sudah bertunangan, Laura dan Mario mengadakan game dare or truth. Namun di saat Javi harus memberikan kejujuran bagaimana sosok Ken di matanya, justru Javi memberikan nada yang agak menghina, sehingga melahirkan kebencian dari ken terhadap Javi.

Di saat Ken ingin menjauh dari Javi, ada sosok baru, Orion Sentosa yang secara tiba-tiba jatuh cinta terhadap Ken. Dan di saat itulah, Javi merasa cemburu, mulai menyadari bahwa sebenarnya dia mencintai Ken. Namun di saat itu Ken menerima cintanya terhadap Orion. Dan apakah Kendra harus memilih Orion, atau Javi sebagai pilihan terakhir hatinya?


As Seen on TV adalah karya Christian Simamora pertama yang saya baca. Saya bisa langsung nyetel dengan gaya menulis Chrismor, meski demikian. Enaknya cara menulis Chrismor adalah tak terpaku pada aturan gaya penulisna formal. Meski memang untuk bis amengikutinya, harus up to date. Hal inilah yang mungkin membuat saya sedikit keteteran, khususnya ketika Chrismor memberikan detail pada bagian fashionista.
 
Dari sisi cerita, saya tak melihat kelebihan konsep cerita dibandingkan kisah romansa sejenis tapi memang gaya penuturan Chrismor saya akui enak untuk dinikmati. Dan yang pastinya, tak membuat jenuh untuk dibaca.
 
Kalau saya nilai, kelebihan Christian Simamora dalam merangkai kata bisa jadi menarik, untuk pembaca yang kurang menyukai genre romance. Tapi mestinya akan lebih bagus kalau isi ceritanya tak lebih baik semata darii cerita-cerita romance biasa.

Rabu, 28 Januari 2015

Opini Bareng: Ekspetasi

Divisi event BBI memang keren. Di tahun 2015 ini tak hanya membuat event posting bareng review buku dengan tema-tema tertentu tetapi juga membuat kategori opini bareng. Untuk bulan Januari, temanya adalah ekspetasi. Tema ini merujuk pada:
Pernahkah kamu ingin membaca suatu buku karena mendengar buku itu bagus atau merasa sepertinya buku itu “gue banget”? Bagaimana setelah kamu akhirnya membaca buku yang kamu inginkan itu? Atau pernah sebaliknya, menyangka tidak akan suka suatu buku tetapi ketika kamu selesai membacanya kamu malah menikmatinya?
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang terlalu berekspetasi pada buku. Saya memaklumi diri sebagai omnireader, alias apa pun genrenya asal suka, bisa menjadi favorit saya. Tapi sebenarnya ada satu genre yang saya hindari untuk dibaca, yaitu buku absurd. Kenapa? Yang jelas saya bukan orang sastra, dan saya lebih memilih untuk menghindari buku yang membingungkan. Tetapi beberapa saat, sikon membuat saya membaca buku-buku bertipe absurd (kalau teman-teman di serapium menyebutnya BN, bikin ngawang).

Salah satunya buku Maggie Tiojakin, Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa. Buku ini saya dapatkan gratis dari penulis, ketika ikut-ikutan teman-teman di grup whatsapp BBI Joglosemar yang mengirimkan permohonan untuk bisa meresensi buku ini.

Dan pengalaman tak mengenakkan ketika sebelumnya membaca buku-buku tipikal absurd terkikis ketika membaca kumcer ini. Absurd tapi menyenangkan. Itu yang akhirnya saya tulis di reviewnya. Ya, buku ini menggeser pemikiran di benak saya, bahwa tipikal absurd, kalau ditulis dengan enak, bisa membuat saya tak harus pusing memikirkan apa yang dimaksud penulis ketika sedang menulis. Hanya mengalir saja ketika membacanya. Pengalaman serupa juga saya alami ketika membaca, Rumah Kopi Singa Tertawa. Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah ketika mengikuti event Serapium Reading Challenge 2013. Sebelumnya saya tertarik dengan buku ini setelah membaca review yang dituliskan oleh x saya, Sandra, ketika mereview buku yang saya berikan di event Secret Santa BBI 2013. Awalnya, melihat covernya, saya sudah merasa nggak banget. Tapi setelah membaca review Sandra, akhinya ketika diberi kesempatan oleh Serapium memilih hadiah buku, saya pilih buku ini. Hasilnya, sedaaap, hehehe.

Apakah saya diantara dua buku itu medapat buku absurd yang saya sukai? Kebanyakan tidak malah. Beberapa saya kasih rating 2. Tapi ekspetasi saya sebenranya agak berubah terhdap buku absurd. Tidak semua absurd itu memusingkan, pahit. Tapi bisa juga membuat ketagihan. Tak serta merta saya memutuskan menyukai genre absurd. Tapi saya belajar, kalau ada yang bagus, kenapa tidak?

Jumat, 23 Januari 2015

Rumah Kopi Singa Tertawa

Judul: Rumah Kopi Singa Tertawa
Penulis: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: Banana
Cetakan: 1, 2011
Jumlah Halaman: 172
ISBN: 9789781079266

18 cerita pendek dalam 172 halaman Rumah Kopi Singa Tertawa membuat saya iri terhadap sang penulis buku ini, Yusi Avianto Pareanom. Mengapa tidak? Saya merasa penulis seperti enak-enak saja merangkai kata-kata menjadi cerpen-cerpen yang tertuang dalam buku. Saya pernah iseng mencoba membuat cerpen, dan mati rasa, tak mampu menambah kata-kata untuk menjadi sebuah cerpen. Dan meski saya merasa penulis ngasal dalam membuat cerpennya, tapi cerpen-cerpennya baik-baik saja. Dan saya suka!

Judulnya aja sudah kelihatan ngawur. Covernya saya pikir edan. Bukan tipe cover yang membuat saya tertarik untuk membeli. Tapi review-reviewnya yang cukup menantang membuat saya memilih buku ini menjadi bahan bacaan saya, dan jger, buku ini bisa membuat saya kesal dan iri.

Dan itu diawali dari cerpen pertamanya, Cara-cara Mati yang Kurang Aduhai. Beberapa cerpen memang kurang memikat bagi saya tetapi overall, saya harus acung jempol buat penulis. Berani main kata dan ide, tapi berhasil mengeksekusi dalam cerpen yang absurd, edan, dan seru.

Kamis, 22 Januari 2015

Kehidupan Abadi Henrietta Lacks

Judul: Kehidupan Abadi Henrietta Lacks
Judul Asli: The Immortal Life of Henrietta Lacks
Judul: Rebecca Skloot
Penerjemah: Zia Anshor
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2011
Jumlah Halaman: 390
ISBN: 9789792268478

Henrietta Lacks, seorang wanita Afro-Amerika mengidap penyakit kanker leher rahim. Karena kemiskinannya, ia hanya bisa berobat ke Rumah Sakit yang memberikan pelayanan gratis, khususnya kepada warga dengan kulit berwarna, rumah sakit John Hopkins. Di luar perkiraannya, sel kanker yang tumbuh ditubuhnya, diambil kemudian dijadikan bahan peneitian dan dikenal sebagai HeLa.

HeLa yang semula diperkirakan bakal gagal menjadi bahan penelitian, di luar dugaan bisa tumbuh berkembang dengan pesat. Segera HeLa menjadi primadona bahan penelitian. Milyaran sel hasil perkembangbiakan tersebar di seluruh dunia, menjadi bahan uji obat kanker, bahan ujicoba ditempel di bom atom, dibawa ke antariksa, dan bahan ujicoba penyuntikan berbagai macam penyakit.

kanker
periksa
tak mampu
yang kulit putih dan kaya bisa dapat
ibu saya kulit hitam
orang kulit hitam miskin dan tak punya uang untuk bayar
marah ya saya marah
kmi dikerjai, darah diambil, dibohongi
kami harus bayar obat kami sendiri, bisakah ringankan itu.
Rumah Sakit John Hopkin dan semua tempat lain yang punya sel ibu saya
Tak beri apa-apa
(halaman 295)
 
Kepopuleraitas HeLa tidak membawa manfaat kepada keluarga Henrietta Lacks. setelah meninggal, Henrietta Lacks meninggalkan keluarga yang semakin miskin, serta jatuh ke dalam dunia kriminalitas. Rebecca Skloot, penulis buku ini berusaha menelusuri jejak kehidupan Henrieeta Lacks, dan berhasil menjalin sebuah ikatan persahabatan dengan keluarganya dalam upaya penelusurannya. Dan menuliskan sebuah karya yang penuh empati dalam Kehidupan Abadi Henrietta Lacks.


Sebenarnya saya merasa nggak yakin bisa menyelesaikan bacaan ini. Bukan, bukan karena bukunya jelek. Bagus malah. Tapi kenyataan yang saya dapatkan di buku ini terasa memilukan hati. Di luar perjuangan keluarga Lacks untuk meneruskan hidup ada fakta-fakta yang mengundang pro-kontra dalam penelitian di dunia medis. Sebuah upaya berat, dalam memerangi penyakit, saya tahu. Tapi bagi saya, serasa merasakan sendiri. Dan ya, saya seperti merasakan kesedihan Deborah, putri dari Henrietta.

Gaya ceritanya enak dibaca, meski alur ceritanya berseting maju mundur, tapi masih sejalan dengan konsep penceritaan Skloot. Terjemahannya juga bagus, hanya ada 1 typo yang saya temui. Dan sebagai kisah hidup, buku ini memberikan kepada kita makna yang cukup banyak. Buku bagus, saya bilang. Ya, buku bagus, untuk sebuah buku tentang realitas hidup.

Selasa, 20 Januari 2015

Kisah Hidup Paman Gober

Judul: Kisah Hidup Paman Gober
Judul Asli: The Life and Times of Scrooge McDuck
Penulis: Don Rosa
Penerbit: Sarana Bobo
Jumlah Halaman: 498
ISBN: 9792351345

Sebenarnya, buku ini akan saya baca untuk ikutan The Lucky 14 Reading Challenge, cuma tahun lalu banyak kesibukan sehingga saya gagal untuk menyelesaikan berbagai reading challenge yang saya ikuti. Tapi kenangan masa kecil ketika membaca majalah komik Donal Bebek memanggil saya untuk mulai membuka buku ini, buku yang saya bisa dapatkan dengan harga murah dari salah seorang teman BBI saya.

Seperti judulnya, buku ini mengisahkan kehidupan Paman Gober semenjak hidup dalam kemiskinan sampai kaya raya dan mampu menimbun kekayaannya dalam gudang uang. Siapa yang tak kenal sosok Gober Bebek, bebek terkaya di dunia. 

Namun berbeda dengan kisah-kisah yang saya beca sebelumnya, di mana saya membaca kisah Gober setelah dia kaya, dalam kumpulan kisah ini digambarkan bagaimana dia hidup dengan kemiskinan, berkerja keras dalam mengumpulkan emas dari emas, dimulai dari keping keberuntungan. Dan tak selalu berhasil.

Dan berbeda dengan sosok Gober Bebek sebelumnya, saya mendapatkan sifat Gober Bebek yang lebih manusiawi. Dan ini menjadikan buku ini lebih berharga karena kita tak semata mendapatkan Gober yang pelit, tetapi juga Gober yang cinta keluarga, pernah jatuh cinta, dan pekerja keras.  Dan ya, buku ini collectable dengan kisah-kisah Gober yang berharga.

Kamis, 15 Januari 2015

Untunglah, Susunya

Judul: Untunglah, Susunya
Judul Asli: Fortunately, the Milk
Penulis: Neil Gaiman
Penerjemah: Djokolelono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 128
Cetakan: I, 2014
ISBN: 9786020312255

Angkat jempol! Ini yang harus saya lakukan untuk Neil Gaiman. Kisah Untunglah Susunya, yang baru saja saya baca menawarkan cerita unik namun sesegar susu segar. Kisah seorang ayah, yang ditagih kedua anaknya untuk membelikan susu, untuk campuran sereal. Namun setelah ditunggu-tunggu, agak lama sang ayah baru kembali dari toko pojok. Tak hanya membawa sekantong susu, namun dia juga membawa cerita mengapa bisa sampai lama melakukan pembeliannya. 

Dan kisah berawal, ketika sang ayah harus menghadapi kedatangan makhluk asing yang ingin merubah bumi. Berhasil kabur dari penangkapan makhluk asing, dia bertemu dengan profesor Steg, yang berwujud stegosaurus sekaligus ilmuwan yang menemukan mesin waktu. Dan dimulailah petualngan sang ayah bersama profesor Steg dalam petualangan waktu, bertemu makhluk-makhluk absurd.
Dikemas dalam buku tipis, dan penuh dengan illustrasi cantik, Untunglah, Susunya memberikan penyegaran bagi saya dalam berbagai bacaan yang terllau banyak membuat saya berpikir. Gaiman dan Skottie Young, sang illustrator berhasil membuat bacaan ringan, tanpa perlu banyak konteks, dan membuai kita hanya untuk membaca lembar demi lembar. Ditambah terjemahan yang agak santai dari Djokolelono, sehingga rasanya pas.

Nggak ada yang berlebihan, meski pada makhluk-makhluk absurdnya, dan saya menyukai akhir kisahnya. Simple banget dan hahaha, keren. Mau tau bagaimana? Baca dong :)

Rabu, 14 Januari 2015

Dekut Burung Kukuk

Judul: Dekut Burung Kukuk
Judul Asli: The Cuckoo's Calling
Penulis: Robert Galbraith
Penerjemah: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Desember 2013
Jumlah Halaman: 520
ISBN: 9786020300627

Lula Landry, model tenar diketemukan tewas terjatuh dari flatnya. Polisi menyatakan tewasnya disebabkan karena Lula bunuh diri. Tapi masih banyak kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan dalam penyelidikan. Dan tiga bulan kemudian, John Bristow, kakak angkat Lula, menyewa detektif partikelir, Cormoran Strike untuk menyelidiki kasus tewasnya Lula Landry. 

Disewanya Strike memberikan tambahan uang yang berharga, mengingat kebnagkrutan dia. Apalagi setelah putusnya dia dari Charlotte sang kekasih. Veteran angkatan darat Inggris ini, bersama sekretaris temporernya, Robin Ellacott, berusaha membuka kembali kasus yang sudah dipetieskan. Satu demi satu, Strik eharus merangkai faktor-faktor yang ada disekeliling kejadian tewasnya Lula, sampai pada cerita tentang jati dirinya mulai terungkap.


Yuhuu. Akhirnya tamat juga baca buku ini. Bisa dibilang, buku ini menyajikan alur yang lambat tapi endingnya memuaskan. Dan meski saya masih menganggap Cormoran Strike tak sehebat Hercule Poirot atau Sherlock Holmes, buku ini menjadi salah satu favorit saya. Sejatinya memang Cormoran Strike tak menonjolkan kemampuan dalam menyelesaikan kasus, tapi detail cerita yang diangkat Galbraith atau JK Rowling cukup membuat saya menikmati lembar demi lembar. Dan ya, lepas dari saya fans JK Rowling dengan Harry Potter seriesnya, sebagai alternatif seri crime-fiction, saya angkat jempol buat Rowling.

Saya suka bagaimana Rowling membangun karakter Cormoran Strike dan Robin. Dan bagaimana Rowling menciptakan hubungan antar keduanya. Kasusnya sendiri tak semegah kalau saya menemukan kasus-kasus lain seperti karya Agatha Christie tapi cerita yang diangkat sangat menarik. Detailnya meski lambat, tapi penyelesaian ceritanya cukup menarik. Meski agak kecewa juga sih, kalau satu kasus bisa jadi sebuah buku yang panjang, hehehe. Tapi angkat jempol buat madam Rowling.

Jumat, 09 Januari 2015

Chocolat

Judul: Chocolat
Penulis: Joanne Harris
Penerjemah: Ibnu Setiawan
Penerbit: Bentang Psutaka
Jumlah Halaman: 374
Cetakan: 2, April 2008
ISBN: 9789791227131

Apa sih rasa asli coklat? Pahit bukan? Seperti hidup. Pahit tapi menyenangkan. Seperti kisah hidup Vianne Rocher, tokoh utama dalam novel ini.Kedatangannya di desa Lansquenet-sous-Tannes, dan membuka toko coklat, mendapat tentangan dari pastor gereja setempat, Francis Reynaud. Ditambah sifat warga kota setempat yang menentang kehadiran Vianne.

Namun Vianne tidak peduli. Dia menghidupkan toko coklatnya, La Celeste Praline, dan mulai menjalin persahabatan satu demi satu dengan warga setempat. Bahkan dengan manusia-manusia perahu, yang bagi warga Lansquenet dianggap sebagai manusia jahat. Dengan sikap persahabatan, Vianne bersama anaknya, Anouk, berhasil menciptakan keajaiban, bersama coklatnya.


Chocolat, merupakan kisah yang sangat epik bagi saya. Iya, saya suka. Sebuah kisah yang menyajikan cerita yang kompleks namun memiliki pendekatan kata-kata yang sederhana. Kisah desa Lansquenet, tak beda jauh dengan mungkin, kisah-kisah di sekitar kita. Banyak yang menilai apa yang dia lihat dari satu sisi saja. Tapi ada sisi lain yang kadang atau mungkin selalu kita tolak meski kita pahami kebenarannya. 

Membaca Chocolat, tak sekedar membuat saya menjadi semakin lapar (baca saja nama jenis coklat-colat yang dimuat di buku ini), tapi juga mengasyikkan dengan nilai-nilai yang ditulis di buku ini. Dan ya, mungkin saja buku ini akan sedikit membosankan. Tapi saya suka buku ini :)