Sabtu, 30 Juni 2012

Menerobos Kegelapan

Judul: Menerobos Kegelapan: Sebuah Biografi Spiritual
Penulis: Karen Armstrong
Penerjemah: Yuliani Liputo
Penerbit: Mizan
Jumlah Halaman: 560
ISBN: 9789794323655

Karen Armstrong, nama penulis Inggris ini melejit begitu tulisannya Sejarah Tuhan (edisi asli: A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity, and Islam) menjadi salah satu buku best seller. Kajian yang intensif dalam bukunya tersebut mengenai religiutas dalam konsep agama di dunia, utamanya tiga agama samawi besar: Islam, Kristen dan Yahudi; begitu menggetarkan. Tapi sejauh ini tidak diketahui bagaimana pandangan Armstrong terhadap sifat religiutas dirinya sendiri. Buku ini, Menerobos Kegelapan, adalah buku autobiografi sosok Armstrong sendiri, semenjak keluarnya dia sebagai biarawati katolik sampai pada ketika meledaknya peristiwa 11 September yang membuat hubungan anatar pemeluk agama menjadi rentan.

Meskipun merupakan buku biografi, buku terasa 'berat' bagi saya. Maklum, dengan tajuk biografi spiritual, tapi bahasan Armstrong begitu dalam mengenai pemikiran-pemikirannya. Dari penderitaannya selama menjadi biarawati, pergolakannya ketika menjadi mahasiswa di Oxford, penderitaannya didera epilepsi, kegalauannya ketika mengajar, dan tantangan yang dihadapi ketika membuat acara televisi dengan tajuk keagamaan. Semua tak lepas dari pemikiran Armstrong mengenai spiritualisme, yang berbobot namun 'agak berat'. Meskipun demikian, saya jelas suka bagaimana cara Armstrong menguraikan hidupnya. Saya kerapkali tak sependapat Armstrong tapi saya bisa berdamai dengan pilihan hidupnya.  

Kita tak perlu mengabaikan agama, seperti yang dilakukan Armstrong dalam kehidupannya ketika kecewa dengan formalitas agama yang pernah dijalaninya, tetapi menikmati tulisan Armstrong, dalam menerobos Kegelapan adalah salah satu cara bagi kita untuk memahami pandangan berbeda seseorang yang bergulat dengan kehidupan spiritualnya, pengalaman berharganya, yang fantastis

Jumat, 29 Juni 2012

Dr. Jekyll dan Mr. Hyde

Judul: Dr. Jekyll & Mr. Hyde
Penulis: Robert Louis Stevenson
Penerjemah: Julanda Tantani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 128
ISBN: 9789792271256

Dr. Jekyll dan Mr. Hyde adalah sebuah karya yang dalam dan kelam tentang aspek psikologis manusia. Setiap manusia memiliki sisi buruk dimana darinya kejahatan akan dilahirkan, dan sisi buruk itu akan selalu  menggoda manusia untuk selalu berbuat kejahatan yang tentu saja tidak diinginkan oleh sisi baik manusia mana pun. Dan daya tarik antara sisi baik dengan sisi buruk manusia inilah yang diolah oleh Robert Louis Stevenson menjadi sebuah karya apik, penuh dengan kedalaman yang menghentakan emosi pembacanya.
Pada abad ke-19, di kota London, hidup seorang pengacara bernama Mr. Utterson, yang terkejut ketika diceritakan sebuah kasus kejahatan oleh sepupunya Mr. Richard Einfel, tentang kasus penginjak-injakan seorang muda terhadap seorang anak kecil di muka pintu sebuah bangunan, tepat di depan mereka berdua sedang berdiri di saat itu. Diceritakan bahwa si pemuda tersebut memiliki anak kunci ke ruangan tersebut yang dalam pikiran Utterson adalah milik sahabatnya, Dr. Henry Jekyll. Sepulang dari pertemuan tersebut, Utterson yang pikirannya agak kacau, kembali membaca surat wasiat Dr. Jekyll, yang akan menyerahkan hartanya kepada seorang tak dikenalnya bernama Edward Hyde. Dan ketika terjadi peristiwa pembunuhan terhadap seorang tokoh masyarakat bernama Danvers Carew, dimana ada saksi mata melihat pelakunya adalah Hyde, Utterson pun secara sigap memperingatkan Dr. Jekyll untuk berhati-hati, dan mulai mencoba mencari tahu lewat Dr. Hastie Lanyon, rekannya yang juga rekan Dr. Jekyll, mengenai perubahan sifat dari Dr. Jekyll, namun tak ada jawaban memuaskan dari Dr. Lanyon. Dan yang mendebarkan, sosok Mr. Hyde yang misterius masih membuat penasaran.
Meski tidak terlalu tebal, buku Dr. Jeckyll dan Mr. Hyde merupakan salah satu buku yang sangat intens yang saya baca. Seolah-olah, di buku ini kita bisa mengkaji tentang psikologis sesorang, mengenai pembagian jiwa (split personality) dalam satu sisi manusia pada sosok Dr. Jekyll, meski bukan merupakan buku teks psikologi. Kedalaman yang dituliskan oleh Stevenson seolah membuat kita merenungkan, bagaimana kita dapat mengurangi dorongan untuk melakukan kejahatan, yang akan datang terus menerus. Di sini kita akan melihat ke dalam sosok pemikiran Dr. Jekyll tentang dua sisi manusia yang saling bertentangan, antara sisi baik dan sisi buruk. Bagi saya, Stevenson sudah dengan bagus menampilkan novel sekaligus kajian psikologis manusianya dalam Dr. Jekyll dan Mr. Hyde.

Rabu, 27 Juni 2012

Pandangan dari Pedesaan

Judul: Pandangan Dari Pedesaan: Jalan Baru Menuju Pembangunan
Fotografer: Poriaman Sitanggang
Penulis Artikel: Scott Guggenheim
Teks Tambahan: Joanne Sharp
Penerjemah: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: Godown Lontar
Jumlah Halaman: 126
ISBN: 9789792510003

Buku ini merupakan buku berisi kumpulan foto-foto dari Poriaman Sitanggang, berupa foto-foto yang dilakukan di lokasi Program Pengembangan Kecamatan (PPK), salah stau program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di seluruh Indonesia. Foto-foto yang ditampilkan khas, dengan pewarnaan hitam putih, namun bersifat ekslusif dengan kertas berkualitas baik dan beresolusi tinggi. Disertai catatan khas Scoot Guggenheim dan Joanne Sharp tentang karakteristik program serta studi kasus berbagai penyelesaian masalah oleh masyarakat sendiri, menunjukkan kemandirian serta partisipasi aktif dari masyarakat. 
Foto yang disajikan terasa hidup. Dan memang saya merasakan Poriaman Sitanggang adalah fotografer handal dari hasil jepretan beliau yang ditampilkan dalam buku ini. Benar-benar bisa dirasakan kehidupan di obyek pemotretan. 


Obyek pemotretan tak semata keberhasilan program semata, tapi juga nilai-nilai masyarakat dan kemiskinan yang ada. Menunjukkan Indonesia sesungguhnya. Tak hanya hitam putih sesuai pencahayaan yang dipilih, tapi Indonesia yang berwarna.

Selasa, 26 Juni 2012

The Book With No Name

Judul: The Book With No Name
Penulis: anonymous
Penerjemah: M. Baihaqqi
Penerbit: Kantera
Jumlah Halaman: 494
ISBN: 9786029837742

Membaca buku The Book with No Name akan membuat Anda merinding. Begitu banyak pembunuh bayaran, penjahat, polisi yang tak berkuasa, dan vampire. Santa Mondega, adalah sebuah kota yang dihapus dari peta, berpenghunikan penjahat yang kerap bermabuk-mabukan di bar. Setiap lima tahun sekali di sana akan berlangsung gerhana bulan, dan ada sebuah batu misteri, Mata Rembulan, yang memiliki keajaiban dan diburu oleh penjahat-penjahat di Santa Mondega setelah sebelumnya dicuri dari biara Hubal.
Lima tahun yang lalu, seorang yang dipanggil Bocah Bourbon membuat heboh Santa Mondega dengan membunuh banyak penduduk, dengan melakukannya setelah meminum segelas bourbon di bar. Dan pada saat ini, menjelang peristiwa gerhana bulan tersebut, pembunuhan demi pembunuhan terjadi, dan diduga oleh Bocah Bourbon. Detektif Miles Jensen diutus oleh pemerintah, mendapat partner detektif Sommers, polisi lokal Santa Mondega untuk menyelesaikan misteri ini.
Dari pelacakan detektif Jensen, didapatkan titik temu para korban yaitu bahwa sebelumnya mereka telah meminjam sebuah buku tanpa judul dan tanpa nama di perpustakaan kota. Berkejaran dengan waktu, ia berusaha mencari seorang wanita yang baru saja meminjam buku tersebut. Apa kaitan buku tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan yang belakangan terjadi?
Buku ini bisa dibilang bisa membuat saya berdebar-debar. Ketegangan sering muncul di kala membaca lembaran demi lembarannya. Apalagi dengan berganti-ganti latar dalam buku ini setiap pergantian bab membuat saya tambah penasaran tentang klimaks apa lagi yang akan muncul. Dan semakin dalam saya membaca misteri yang belum terungkap masih menunjukkan kegelapannya. Baru diakhir-akhir bab, rasa penasaran terpuaskan. Peralihanbahasanya pun menurut saya sudah sangat bagus sehingga lancar dalam proses membacanya. Ditambah lagi, nama pengarangnya tidak disebutkan, dan menggunakan nama alias. Bagi yang suka cerita kriminal dan dunia paranormal, pasti akan menyukai buku ini.

Senin, 18 Juni 2012

Saga no Gabai Bachan



Judul: Saga No Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)
Penulis: Yoshichi Shimada
Penerjemah: Indah S. Pratidina
Penerbit: Mahda
Jumlah Halaman: 264
ISBN: 9786029719628

Seringkali kita heran dengan apa yang berbeda antara bangsa Indonesia dengan Jepang. Indonesia mempunya kekayaan alam, Jepang tidak tetapi bangsa Jepang lebih maju. Dari berbagai artikel yang bisa dibaca, menurut saya kehebatan bangsa Jepang terletak pada kemauan mereka untuk belajar dan kepedulian kepada pesan-pesan hidup sebagai salah satu faktor penyebabnya.

Buku ini menguatkan alasan apa yang saya tulis di atas. Di masa kecilnya, Akihiro Tukonaga, dalam buku ini menggunakan nama pena Yoshichi Shimada, hidup di masa kemiskinan pasca peristiwa bom atom kota Hiroshima di Perang Dunia II. Sang Ibu yang khawatir akan keselamatannya mengungsikan dia ke Saga, sebuah kota kecil untuk hidup bersama neneknya.

Di Saga, justru yang dirasakan Akihiro adalah kemiskinan yang melebihi kehidupan sebelumnya di Hiroshima, disebutkan sebagai dari miskin menjadi lebih miskin. Untuk lauk makan sehari-hari saja, sang nenek mengandalkan "swalayan" yang hanyalah galah yang dipasang sang nenek di sungai yang bisa menjaring berbagai bahan makanan tak terpakai dari pasar yang dibuang di sungai tersebut. Makanan tersebut bukanlah sampah, bagi sang nenek, karena dengan membuang bagian yang cacat atau kotor, bahan makanan tersebut sama saja dengan bahan makanan yang dibeli di pasar. Sebuah ide brilian, untuk mengatasi kemiskinan yang dialami. Selain itu, ketika bekerja, nenek biasanya mengikatkan magnet di belakangnya untuk menarik sampah logam yang bisa terjual.

Nenek di kisah Saga no Gabai Bachan ini juga mengingatkan bahwa miskin yang harus dilewatkan dengan ceria/bahagia, karena menurut beliau ada dua jenis kemiskinan, miskin muram dan miskin ceria, dan jalan terbaik yang ditempuh untuk menikmati hidup mereka adalah dengan melakukan miskin ceria. :) Sebuah jalan hidup yang indah, mensyukuri apa yang dialami. Bukankah semua agama mengajarkan untuk mensyukuri hidup ini? Juga berbagai nasihat hidup yang indah, berkaitan dengan perjalanan hidup Akihiro, banyak kita jumpai di buku yang indah ini. Paling tidak, satu saja, mungkin berguna buta kita sendiri. Buat yang nggak suka kisah motivasi? Bercerminlah pada bangsa Jepang :)

Jumat, 15 Juni 2012

Artemis Fowl

Judul: Artemis Fowl
Penulis: Eoin Colfer
Penerjemah:
9789792209617
Artemis Fowl, adalah remaja 12 tahun, cerdas, miliarder, berasal dari keluarga kriminal. Di saat muda Artemis Fowl harus kehilangan ayahnya yang hilang ketika kapalnya diledakan oleh mafia Rusia, dan ibunya harus kehilangan ingatan. Nmaun Artemis tidak sendirian, karena didampingi oleh Butler, pengawal sekaligus pembantunya, yang juga secara turun menurun melayani keluarga Fowl.
 
Artemis dengan penelitian dan kecerdasannya akhirnya menemukan ada mahkluk lain yang mendiami bumi ini, kaum peri dan sebangsanya. Dan dengan berhasil menemukan dan menerjemahkan kitab milik kaum peri, dia bisa mengetahui seluk beluk kehidupan bangs amereka dan mengetahui bahwa mereka memiliki emas yang banyak. Guna mendapatkan emas tersebut, Fowl berusaha mencuri salah satu makhluk tersebut untuk dijadikan sandera. Dan peri yang tertangkap, adalah Kapen Holly Short, anggota kepolisian LEP. Atasan Kapten Short, Komandan Root berusaha untuk mengembalikan kembali Short serta mencegah pengetahuan akan dunia peri tidak meluas di kalangan Lumpur (manusia dalam bahasa mereka).

Colfer, selaku penulis mengangkat tradisi fantasy kuno di kawasan Britania dengan mahkluk peri, leprechaun, centaur, trol dan lain sebagainya dengan cukup menarik. Bagian awal terlalu datar, dengan deskripsi yang terlalu banyak, dan setelah menginjak bagian pertengahan cerita langsung mengalir dengan cepat. Perburuan yang terjadi antara Root dan Fowl sangat menarik. Sihir, senjata canggih ala dunia peri, makluk aneh melawan kecerdasan Fowl dan kekutaan Butler. Saya sendiri tak merasakan siapa protagonis dan antagonis di kisah ini, bagi saya tak jelas, yang ada hanyalah adu taktik.

Ada yang menarik bagi saya adalah kritikan Colfer melalui makhluk dunia peri kepada kehidupan manusia. Kita terlalu merusak dunia. Keindahan dunia sudah dianggap musnah. Saya percaya bahwa apa yang dituliskan Colfer adalah otoritik untuk bangsa manusia yang tak mampu merawat titipan dunia ini.

Sekedar informasi, Artemis Fowl masuk dalam Top 100 BBC Novels sehingga bisa dibilang novel ini merupakan salah satu novel yang banyak disuka.

Senin, 11 Juni 2012

Dua Tangis dan Ribuan Tawa

Judul: Dua Tangis dan Ribuan Tawa
Penulis: Dahlan Iskan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman: 350
ISBN: 9786020011813

Dua Tangis dan Ribuan Tawa, adalah kumpulan tulisan CEO Noted dari Dahlan Iskan, selama menjabat senbagai direktur utama di salah satu BUMN terbesar di Indonesia, PLN. CEO Noted ini adalah catatan Dahlan selaku pimpinan di PLN yang dimuat di situs PLN, ditujukan kepada karyawan-karyawan PLN namun bisa dibaca oleh masyarakat umum. 

Sesuai tipikal Dahlan yang memiliki basic sebagai wartawan, maka yang kita dapatkan di bacaan ini adalah tulisan ala jurnalisme tentang apa yang dilakukan oleh Dahlan di PLN. Dan apa yang ditulis sesuai dengan sifat Dahlan yang blak-blakan, langsung apa yang dipikirkan dan diarasakan oleh beliau. Sehingga terasa tanpa formalisme yang kental dalam pesan-pesan atasan kepada bawahannya. Namun di sini kelebihan Dahlan. Isi bukunya terasa nyata, seolah-olah kita merasa berada di samping pak Dahlan pada saat kejadian berlangsung.

Ada 32 CEO Noted di buku ini, sebagian besar merupakan kisah perjalanan Dahlan Iskan ketika berkunjung di cabang-cabang PLN di seluruh Indonesia. Di berbagai tempat, bahkan di Jakarta sendiri, beliau menemukan bebrbagai masalah terkait dengan kelistrikan. Kedatangan Dahlan bermaksud untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemui, berdasarkan karakteristik masing-masing lokasi yang berbeda, dan biasanya kedatangan beliau adalah menseriusi tantangan untuk mengatasi masalah listrik di tempat tersebut dan biasanya berhasil dengan baik, berkat motivasi Dahlan dan kerja kerasa pegawai PLN.

Dari buku ini, kita bisa mengetahui bahwa masalah yang dihadapi PLN sudah sangat besar. Seringkali kita hanya mnegeluh tatkala terjadi pemadaman listrik. Namun pak Dahlan Iskan tentu saja tak tinggal diam. Keinginannya agar  pelistrikan di Indonesia lebih baik ketimbang negara tetangga, Malaysia, merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh karyawan PLN.  Tentu saja apa yang diimpikan pak Dahlan tak main-main, dengan listrik yang bis amenjangkau seluruh rakyat Indonesia, perekonomian Indonesia akan meningkat drastis. Sebuah impian yang bisa dilakukan dengan slogan Dahlan untuk PLN: kerja, kerja, kerja!
 
Sebelumnya saya sudah pernah membaca karya Dahlan Iskan: Ganti Hati. Saya menyukai karya beliau tersebut. Dan membaca Dua Tangis dan Ribuan Tawa, lagi-lagi saya menikmati karya beliau. Pesan yang beliau nyatakan jelas, namun tetap bis amenyentuh hati. Apa yang beliau rasakan mungkin sama dengan sebagian yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Beliau ingin Indonesia maju, dengan cara memajukan apa yang beliau lakukan saat itu, memimpin PLN. Mayoritas bangsa Indonesia juga, saya yakin, sama. Apa yang ditulis oleh pak Dahlan adalah langkah nyata yang bisa kita tiru, apa pun bidang kerja kita. Dan saya ingin kembali menangis membaca karya pak Dahlan lagi, sebelumnya ketika membaca Ganti Hati, mengingat hambatan apa pun, insya Allah bisa kita atasi demi kemjuan Indonesia. Buku ini sangat-sangat-sangat bagus!

Kamis, 07 Juni 2012

Totto-chan's Children

Judul: Totto-chan`s Children: A Goodwill Journey to the Children of the World
Penulis: Tetsuko Kuroyanagi
Penerjemah: Ribkah Sukito
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 328
ISBN: 9789792250107

Tetsuko Kuroyanagi, artis Jepang yang juga terkenal di berbagai negara, dengan bukunya Totto-Chan, kali ini mengisahkan kehidupan perjalanannya di beberapa negara sebagai Duta UNICEF. Berbeda dengan tulisannya di buku Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela, dimana pada buku kali ini, yang beliau ksiahkan adalah perjumpaannya dengan anak-anak di berbagai negara yang dikunjungi, bukan semata memori kisah hidup di masa kecilnya. 
Cerita yang kita dapatkan di buku ini adalah kisah kepedihan tentang hidup, hidup anak-anak yang menderita. Penuh kesedihan. Sekilas tergambarkan berikut:

Tanzania
Seseorang anak perempuan ramah menawari Tetsuko Kuroyanagai air dalam panci yang berlumpur, untuk mencuci tanah. Ditanyakan kepada si anak, darimana sumber air itu, si anak menjawab ada di belakang. Kuroyanagi mengitarai halaman belakang, tapi tak menjumpai sumur di sana. Ternyata sumur yang dimaksud berada 4,8 kilometer di belakang sana. Padahal orang-orang di sana, untuk mencari air kebanyakan harus berjalan 14 - 16 kilometer, atau mereka tak bakal bisa bertahan hidup.
Nigeria
Termometer yang dibawa kru televisi yang mengiringi perjalanan Kuroyanagi sampai melebihi batas maksimal pengukuran suhu yang mencapai 62,7 C di sebuah gurun di Nigeria. Curah hujan di Nigeria hanya 2,5cm pertahun.
India
24 juta anak lahir setiap tahun di India, sepuluh persennya meninggal di tahun pertama, dengan 40 persen kematian terjadi di bulan pertama, dan 20 persen kematian terjadi di minggu pertama!
Mozambik
Perang saudara terjadi karena pemerintahan apartheid Afrika Selatan merasa pemerintahan Mozambik akan mengancam jalannya politik apartheid mereka. Perang mengakibatkan banyak pengungsian, dan korban banyak muncul dari anak-anak yang hilang dari orang tua mereka.
Kamboja dan Vietnam
Perang Vietnam mengakibatkan ambruknya perekonomian di negara itu. Juga racun biologis yang tertinggal di sana mengakibatkan banyak terjadi kasus cacat pada anak-anak di Vietnam. Rezim Polpot di Kamboja, membunuh banyak ilmuawan, dokter, aktor dan lain sebagainya, dimana jutaan orang tewas.
Angola
Tentara gerilya yang ada, sering membunuh orang tua dan memotong tangan dan kaki anak-anak di sana.
Bangladesh
Selain kemiskinan yang menimpa rakyat negara ini, 400.000 anak tiap tahunnya meninggal karena diare. Beruntung negara ini memiliki Muhammad Yunus, dengan Grameen Bank-nya.
Irak
Perang Teluk mengakibatkan penderitaan yang memberatkan keadaan anak-anak di sana. Banyak kasusu kelaparan, kurang gizi, dan penyakit menular menimpa anak-anak di sana. Anak-anak di sana bahkan dijadikan alat pendeteksi ranjau.
Ethiopia
Pengungsi Somalia berdatangan ke Ethiopia, padahal keadaan di Ethiopia tidaklah lebih baik. Pembagian ransum kepada anak-anak hanya diberikan kepada anak di bawah berat 70 kg. Itupun tidak layak.
Sudan
Perang saudara mengakibatkan banyaki anak yang tertembak. Anak-anak di sana meminum air sungai yang berlumpur.
Rwanda
Ditemukan banyak mayat tanpa kepala di dekat sebuah gereja di sana. Perang antar etnis yang terjadi tak jelas juntrungannya antara etnis Hutu dan Tutsi. Anak-anak diberikan seragam militer untuk berperang.
Haiti
Anak-anak di sana banyak yang terkena HIV/AIDS karena banyak yang terpaksa melacurkan diri. Bayi yang lahir prematur di sana kebanyakan berebutan tempat inkubator.
Bosnia Herzegovina
Bom disebar bahkan dalam bentuk es krim cone. Dan ada yang ditanamkan dalam sebuah boneka. Dan banyak yang terbunuh karenanya.

Membaca buku ini, membuat kita paham anak-anaklah yang paling menderita bila terjadi perang. Padahal harapan masa depan ada di pundak mereka. Membaca buku ini, setidaknya hati akan gemetar, dan bersyukur bahwa nasib kita di Indonesia lebih baik daripada generasi yang sama di belahan dunia lainnya. Buku ini patut menjadi sumber renungan kita, untuk hidup generasi ke depan yang lebih baik.

Jumat, 01 Juni 2012

Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran

Judul: Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran
Penulis: Mark Haddon
Penerjemah: Hendarto Setiadi
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 9789799100177
Jumlah Halaman: 320

Seorang anak yang mengalami sindrom Asperger, Christopher Boone, menemukan anjing tetangganya, Wellington, mati terbunuh, pada suatu malam pukul 00.07. Penasaran dengan pelaku pembunuhan tersebut, Christopher berkeinginan menyelidiki kematian anjing tersebut. Perjalanan mencari pelaku pembunuhan tersebut dia tulis ke dalam buku. Dan akhirnya cerita dalam buku ini mengalir, seperti apa yang dituliskan oleh Christopher, dari sisi seorang remaja penderita Asperger Syndrom.

Buku ini sangat unik, dan keren! Pertama-tama saya kaget ketika melihat ilustrasi yang tak umum untuk sebuah buku misteri pembunuhan. Ada gambar rasi bintang, denah stasiun kereta api, pola kursi kereta api, dan lain sebagainya. Juga terkaget-kaget melihat bab pertama, bukanlah bab 1 tetapi bab 2! Selanjutnya adalah bab 3, 5, 7, 11, 13, 17 dan seterusnya yang ternyata menunjukkan urutan angka prima. Membaca sedikit tentang sindrom aspergen memang diketahui bahwa bebrapa penderitanya memiliki kelebihan dalam hal matematika, diwujudkan dalam buku ini tulisan-tulisan Christopher berkait dengan penguasaan ilmu tersebut, diceritakan bahwa dia akan mengikuti ujian matematika tingkat A, juga diapresiasi dalam penomeran bab di buku ini.

Membaca buku ini, berarti kita menyelami gaya berpikir pnderita sindrom aspergen. Penderita sindrom ini bukan berarti orang aneh, mereka hanya sulit berinteraksi dalam hubungan sosial, juga memiliki kemampuan komunikasi yang unik, serta kemampuan pengamatan yang terlalu detail. Sesuatu hal yang mestinya bisa dipahami oleh orang-orang di sekitarnya, cuma karena kebanyakan kita memandang mereka dari sekilas pandangan, sehingga melahirkan pandangan yang mendestruktif.

Saya bisa tertawa, tersentuh, merenung ketika membaca buku ini. Acungan jempol buat Mark Haddon dan penerjemah buku ini, Hendarto Setiadi yang bisa membuat rangkaian kata dalam buku ini begitu mempesona. Akhir kisah yang mengharukan, jalan cerita yang menakjubkan, dunia ilmiah yang termaktub sederhana namun memperkaya ilmu kita, tak bisa saya ungkapkan kualitas buku ini dengan kata-kata selain dengan acungan seluruh jempol saya.