Selasa, 31 Maret 2015

Yang Hilang

Judul: Yang Hilang
Judul Asli: Gone Girl
Penulis: Gillian Flynn
Penerjemah:

Jumat, 27 Maret 2015

Segenggam Gumam

Judul: Segenggam Gumam
Penulis: Helvy Tiana Rosa
Editor: Agustrijanto
Penerbit: Syamil
Cetakan: September 2003
Jumlah Halaman: 171
ISBN: 9799793279779

Helvy Tiana Rosa, salah satu sastrawati terkemuka Indonesia, pendiri dan mantan ketua Forum lingkar pena, menuliskan esai-esai terkait dunia penulisan dan sastra, yang beberapa di antaranya dikumpulkan dalam buku ini, Segenggeam Gumam. Ada sekitar 14 esai, membahas tentang sastra Islam, peluang dan hambatan penerbitan buku Islam, bacaan anak-anak, kajian tentang sastra luar, tips menulis, FLP sendiri serta analisis beberapa karya sastra dari dalam maupun dari luar negeri.

Esai-esai ini sendiri menurut saya sangat menarik. Meski tak melulu membahas teori sastra, penulis juga adalah alumnus Fakultas Sastra UI dan kini mengajar di UNJ, bagi pembaca karya-karya sastra ada beberapa hal yang menambah informasi. Misalkan tentang FLP. Sebuah komunitas yang luar biasa, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kemajuan sastra di Indonesia.

Juga kajian menarik tentang dunia menulis, dalam hal ini Helvy mengangkat tips dari Josip Novakovich, duduk dan lakukan. Tak hanya seputar duduk semata dan menulis saja, tetapi Helvy menerangkan sebuah pengembangan tahapan ketika menulis. Cukup mendalam dan membantu buat orang-orang yang berkeinginan menulis.

Terkait analisis karya sastra, memang buku ini melampirkan beberapa contoh, dari yang dilakukan oleh Helvy. Dari buku ini saya menangkap, ternyata dalam sebuah karya, dalam bentuk cerita pendek pun, bisa dianalisis dalam berbagai gaya, dan hasilnya pun kita tak hanya melihat suatu cerita dari satu sisi semata tetapi juga menjadi lebih memahami akan sebuah nilai cerita.  

Terlepas dari beberapa poin yang terlalu subyektif, dalam buku ini. di sisi inilah Helvy berani mengajukan pandangannya. Sebuah kekayaan tulisan, bagi saya, ketika membaca buku ini. Dan bagi siapa pun pelaku sastra, buku ini meski terlalu tipis, atau bahkan sederhana, tapi bisa membuat kita menjadi lebih berwawasan.

The Atlantis Gene

Judul: The Atlantis Gene
Penulis: A.G. Riddle
Penerjemah: Ahmad Alkadri
Editor: Mery Riansyah
Penerbit: Fantasious
Cetakan: I, Januari 2015
Jumlah Halaman: 582
ISBN: 9786020900223

David Vale, seorang korban luka serius dari peristiwa 9/11 dan mantan anggota CIA, berusaha mengungkap sebuah aksi teroris dari organisasi bernama Immari, yang menyerang agensi rahasianya, Menara Jam di seluruh dunia. Vale sendiri adalah kepala cabang Jakarta, Menara Jam. Penyelidikan Vale membuat dia bertemu dengan Dr. Kate Warner, peneliti anak-anak autis, yang kehilangan 2 anak penelitiannya, yang dicuri oleh Immari.

Bersama Kate, Vale harus terbang ke dataran china untuk menyelamatkan kedua anak tersebut. Nahas, mereka gagal dan harus mencari kedua anak tersebut sampai ke belahan dunia Atlantis.


Awalnya saya mengira buku ini bakal mirip tulisan Dan Brown, dimana petualangan berputar pada kejadian sehari. Nmaun meski sama-sama menegangkan, cerita The Atlantis Gene berbeda. Sama-sama menceritakan tentang konspirasi, the Atlantis Gene sebenarnya lebih santai, terutama di bagian tengah. Tetapi, hal tersebut memang tak mengurangi rasa thrillernya. Twist-twistnya enak untuk diikuti, dan rasanya pingin cepat-cepat mengetahui ending ceritanya.

Sayang meski buku ini saya bilang menarik, ada beberapa hal yang justru bisa menggurangi nilai buku ini, menurut saya. Yang jelas typo yang jumlahnya lumayan banyak, salah satunya. Saya kadang memang nggak peduli akan typo, asal masih bisa paham artinya. Tapi kadang banyak tanda hubung yang memotong sautu kata, seharusnya dipakai ketika memotong suatu kata pada pergantian baris, menjadikan saya agak uring-uringan, hehehe.

Yang kedua, mungkin ini agak kepada diri saya. Kisah 'ilmiah' yang diceritakan, erulang kali membuat saya berkerut kening, tak paham. Konsep tentang teknologi manusia atlantis, sejarah asal muasal ras manusia, sampai teknologi pembunuhan masal masih terlalu ngawang di pikiran saya. Otomatis saya hanya bisa menikmati jalannya cerita yang syukurnya tidak mengecewakan.

O ya, juga ketika penulis mengambil setting di Jakarta, memang perlu dipertanyakan kesesuaian tempat dengan keadaan Jakarta sebenranya, seperti yang sudah ditulis oleh kedua teman saya, kak luna di sini dan bu dokter dewi di sini. Terlepas dari ceritanya yang fiksi, saya merasa penulisnya kurang dalam meneliti Jakarta. Meski demikian, saya suka penulisnya dengan gaya penulisan thrillernya. Sebuah kisah yang menarik, dan bagi saya, buku ini termasuk salah satu buku yang sayang untyuk dilewatkan.

Selasa, 24 Maret 2015

Kutukan Bangsa Titan

Judul: Kutukan Bangsa Titan
Judul Asli: The Titan's Curse
Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Nuraini Mastura
Editor: Soehindrati a. Shinta
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan: VII, Oktober 2011
Jumlah Halaman: 412
ISBN:  9789794335581

Percy, Anabeth, dan Thalia, Putri Zeus, berharap untuk tinggal di sekolah asrama baru, di Westover. Namun di hari pertama mereka, terjadi kegaduhan di pesta. Muncul monster baru, dan anak blasteran baru, Nico. Sementara itu Annabeth tertangkap oleh monster, dan satu lagi ramalan bahwa ada monster baru yang bisa membawa kehancuran bagi dewa-dewa Olympia. Makhluuk tersebut hanya bisa dilacak oleh dewi Artemis yang menhilang.

Karena itu Percy kali ini mendapat misi untuk memecahkan misteri makhluk tersebut, serta sekaligus mencari Artemis, dan menyelamatkan Annabeth. Sebuah misi yang lagi-lagi tak mudah.


Kehadiran Thalia dan Nico, membuat seri Percy Jackson menjadi lebih rame. Kisah tentang putra-putri dewa Olympia, semenjak buku awalnya memang membuat saya terhibur. Sebelumnya memang saya sempat menyukai Kisah Heoik Hercules, putra Zeus, dan kali ini Percy, Putra Poseidon rocks, hehehe.
 
Dan yang saya suka, tentang siapa makhluk yang diramalkan bis amenghancurkan dewa-dewi Olympia :)
 
 

Senin, 23 Maret 2015

Jakarta!

Judul: Jakarta!
Penulis:

Singgah

Judul: Singgah
Penulis: Jia Effendie, Taufan Gio, Alvin Agastia Zirtaf, Yuska Vonita, Adellia Rosa, Dian Harigelita, Anggun Prameswari, Aditia Yudis, Bernard Batubara, Putra Perdana, Artasya Sudirman
Editor: Jia Effendie & Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2013
Jumlah Halaman: 252
ISBN: 9789792292176

Saya tertarik buku ini, terus terang karena covernya. Karena memang saya menyukai sarana transportasi umum, dan buku ini dari covernya menampilkan apa yang saya sukai. Serta blurbnya memang menjanjikan isinya juga,: Terminal, bandara, pelabuhan, stasiun: Tempat persinggahan, keberangkatan, perhentian. Ada 13 cerita pendek dari 11 penulis, yang mengisahkan sepenggal hidup, yang bersentuhan dengan tempat-tempat tersebut.
 
Sayang, meskipun temanya menjanjikan buat saya untuk bisa menikmati isi cerita-cerita di dalamnya, saya kurang terkesan. Seakan-akan, hanya begitu saja. Ada sih beberapa cerpen yang menurut saya relatif lebih bagus, seperti Dermaga Semesta, Kemenangan Apuk, atau Langit di Atas Hujan. Tetapi menurut saya tak terlalu istimewa, untuk meninggalkan kesan menyenangkan bagi saya. Terkadang, saya malah cuma bisa berkata, o, gitu tho, cuma untuk berkesan terhadap suatu cerpen.

Meski demikian, di tiap kisah memang memiliki karakteristik unik. Terlepas dari kurangnya penilaian dari saya, setiap cerpen bisa jadi memiliki nilai yang lebih dari pembaca yang lain. Tapi bagi saya, covernya saka yang memberikan kesan.

Selasa, 17 Maret 2015

Bumi

Judul: Bumi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: III, Februari 2014
Jumlah Halaman: 440
ISBN: 978602031129

Raib, gadis 15 tahun, ternyata memiliki bakat aneh. Dia bisa menghilang begitu saja. Namun suatu insiden tetiba membuat dia tahu, tak hanya dia saja yang memiliki bakat aneh. Teman satu sekolahnya, Seli, bisa mengeluarkan petir dari tangannya. Bersama Ali, tetiba mereka terjun ke dunia lain, yang berbeda dengan bumi tempat mereka tinggal. Itu pun harus dikejar-kejar pasukan yang berasal dari dunia lain tersebut, di bawah pimpinan Tamus. 

Bumi, novel fantasy karya Tere Liye pertama yang saya baca. Sebelumnya yang saya baca bergenre lain dan saya suka bagaimana Tere Liye menyusun sebuah buku dengan kalimat-kalimat yang sederhana tapi "membius". Makanya saya penasaran, bagaimana cara Tere Liye mengeksekusi tulisan dengan genre yang agak sulit dibuat, fantasi. 

Ciri khas tulisan Tere Liye memang terasa sekali di sini. Kata-katanya sederhana namun dari kesederhanaannya itu menjadi sebuha karya yang "tak sederhana". Meski memang saya bilang, rasanya kurang maksimal karena daya fantasinya masih terlalu minim, untuk membandingkannya dengan karya fantasi lainnya. Tapi kedekatannya dengan karya yang lebih realistis memang konsekuensi dari kesederhanaan gaya meneulis Tere Liye.

Meski demikian, saya cukup puas, meski tak sepuas sebelumnya ketika membaca karya Tere Liye lainnya. Tapi memang buku ini baru awal dari sebuah seri yang mungkin panjang. Untuk buku awal ini, cukup menimbulkan penasaran bagaimana kisah selanjutnya.

Senin, 16 Maret 2015

Jembatan Musim Gugur

Judul: Jembatan Musim Gugur
Judul Asli: Autumn Bridge
Penulis: Takashi Matsuoka
Penerjemah: Ary Nilandari
Editor: Maria M. Lubis
Penerbit: Qanita
Cetakan: 1, Edisi 2, November 2014
Jumlah Halaman: 628
ISBN: 9786021637555

 Mengetahui masa depan dan mengetahui masa lampau
adalah dua hal yang bermakna sama.
Apa bedanya mengetahui hal yang wajar tak terelakkan
dengan mengetahui apa yang telah terjadi?


—Aku-no-Hashi (1434)

Kisah tentang Genji Okumichi berlanjut. Setelah di buku sebelumnya, Kawakami sang kepala dinas rahasia shogun berhasil dikalahkan, serta Heiko harus meninggalkan Jepang, "bertukar tempat" dengan Emily Gibson, buku ini mengisahkan bagaimana klan Okumichi mendapatkan "anugrah" bisa mengetahui kilasan masa depan, berawal dari penceritaan sosok Lady Shizuka, yang merupakan leluhur dari klan Okumichi tersebut.


Buku ini bisa dibilang lebih berat, ketimbang prekuelnya, Kastil Awan Burung Gereja. Kilas balik kisah berputar-putra antara masa lalu, saat sekarang dan masa depan. Meski demikian buku ini bisa dibilang sangat melengkapi buku pertamanya. Bnayak misteri di buku pertamanya yang akhirnya terungkap dalam buku ini.

Twistnya sendiri meski tak terlalu banyak cukup membuat saya bisa terkejut. Apalagi ada sosok Makoto Stark yang tak saya duga keberadaannya. Meski demikian, kisah yang berputar terhadap sosok Genji menurut saya sudah terlalu predictable. Tetapi buku ini tetap sangat menarik karena fokus cerita tak terlalu bergantung kepada sosok Genji semata. 

Awalnya saya memang kesulitan dengan alur yang maju mundur terhadap buku ini, juga dengan munculnya tokoh-tokoh baru yang membuat semakin banyak tokoh yang diceritakan. Tapi semakin ke dalam dimana keterkaitan antar tokoh semakin jelas, menjadikan ceritanya semakin asyik diikuti. Dan asyiknya pula, terjemahannya juga sebagus buku pertamanya, meski pun diterjemahkan oleh penerjemah yang berbeda. Dan ya buku ini memberikan kesan terhadap saya.

Kamis, 12 Maret 2015

Kastel Awan Burung Gereja

Judul: Kastel Awan Burung Gereja
Judul Asli: Cloud of Sparrows
Penulis: Takashi Matsuoka
Penerjemah: Esti Ayu Budihabsari
Editor: Maria Lubis
Penerbit: Qanita
Cetakan: I, November 2014
Jumlah Halaman: 624
ISBN:  97860216375748


Pengetahuan bisa menghambat.
Ketidaktahuan justru membebaskan.
Tahu kapan untuk tahu dan kapan untuk tak tahu,
sama pentingnya dengan pedang yang tajam.


—Suzume-no-Kumo (1434)
 

1861. Keshogunan Jepang berada dalam masa kekisruhan, semenjak kedatangan orang asing ke wilayah Jepang. Di saat terdapat penolakan terhadap kehadiran orang asing, bangsawan muda sekaligus kepala klan Akaoka, Genji Okumichi justru menyambut misionaris Kristen yang datang untuk menyebarkan agama Kristen. Sifat yang mendapatkan kecaman dari Kepala Polisi Rahasia Shogun, Kawakami Eichi.  

Untuk memata-matai kegiatan Genji, Kawakami menyelusupkan Heiko, seorang geisha yang populer ke istana Geiji di Edo, untuk memata-matai Genji. Belakangan Heiko dan Genji saling jatuh cinta. Dan lahirlah intrik politik di tengah kekuasaan Shogun. Pergulatan politik antara Genji dan Kawakami sejatinya tak hanya bersumberkan sifat pro-kontra terhadap kehadiran orang asing tetapi juga akibat sejarah panjang keturunan mereka. Sebuah kisah pergulatan denda turun temurun yang melandakan  samurai.



Bagi saya, buku ini sangat menarik. Semenjak edisi pertamanya yang ketika saya baru tahu, sudah langka, saya memiliki keinginan akan buku ini. Sayangnya saat mulai tertarik, buku ini sudah sulit untuk didapat. Beruntung, ketika kak Dyah, editor di mizan memberitahukan bahwa buku ini akan dicetak ulang saya menjadi senang.

Dan setelah membaca buku ini, saya serasa terbawa ke dunia samurai. Meski pun sudah cukup mengetahui karakteristik kehidupan seorang Samurai, buku ini membawa saya lebih dalam lagi. Saya sudah tahu, sifat kesetiaan seorang Samurai yang diutamakan di atas segala-segalanya. Bagaimana dia menjiwai semangat bertempurnya, serta pengorbanannya. Dan buku ini membuat saya kembali terkejut, akan tindakan-tindakan samurai tersebut. 

Kalau ada yang agak kurang, menurut saya, akan lebih bagus kalau sosok Shogun benar-benar ditampilkan di sini. Tapi sejauh yang saya baca, buku ini memang bagus, dan terlalu sayang untuk dilewatkan. Alhamdulillah, insting saya untuk memiliki buku ini cukup pas. Jempol buat keberanian Samurai dan cantiknya isi tulisan.

Rabu, 11 Maret 2015

Kisah 47 Ronin

Judul: Kisah 47 Ronin
Judul Asli: The 47 Ronin Story
Penulis: John Allyn
Penerjemah: Theresa Dewi
Penerbit: Matahati
Cetakan: IV, Juli 2007
Jumlah Halaman: 312
ISBN: 9791141061

Kisah 47 Ronin merupakan sebuah kisah yang melegenda di dataran Jepang. Kisah tentang 47 Ronin (samurai tak bertuan) bawahan Lord Asano. Dimana Lord Asano karena keadaan terpaksa, harus menyerang Kira, pejabat istana yang korupsi. Meskipun kira tidak tewas, Lord Asano harus menjalani seppuki (bunuh diri dengan menggunakan pedang samurai).

Dendam segera muncul dari samurai bawahan Lord Asano, Oishi. Sepanjang satu tahun setelah kematian Lord Asano, ia berusaha untuk mengumpulkan anak buahnya, demi mewujudkan suatu balas dendam. Usaha yang mendebarkan, karena usaha tersebut memakan waktu dan energi yang besar. Serta harus dijalankan dengan kerahasiaan penuh. Apakah Oishi mampu meneruskan tekadnya untuk membalasdendamkan pada Kira?


Sebuah kisah dramatis, Jepang di abad ke-18 tersaji dalam buku ini. Sebuah kisah epik yang akhirnya melegenda sebagai salah satu sejarah samurai di Jepang. Filosofi Samurai di buku ini terasa kuat sekali. Juga tentang nilai-nilai kehormatan yang dijunjung tinggi dalam kehidupan seorang samurai. Dan memang karena belakangan saya menyukai genre hisfic berlatar Jepang, buku ini menjadi salah satu pustaka berharga bagi saya.

Memang gaya penulisannya bisa dibilang terlalu monoton. Tapi detail ceritanya cukup menarik. Sebagai sebuah penceritaan ulang sebuah sejarah, buku ini snagat memadai, meski untuk dikatakan sebagai sebuah novel yang bagus, perlu dianggap kurang memadai. Terlepas dari sejarahnya yang sudah difilmkan, buku ini memang menjadi sslah satu pustaka yang bagus untuk mengetahui kisah 47 Ronin selengkapnya.

Selasa, 10 Maret 2015

Dead Girl Walking

Judul: Dead Girl Walking
Penulis: Linda Joy Singleton
Penerjemah: Maria Susanto
Penerbit: Atria
Cetakan: I, Januari 2012
Jumlah Halaman:384
ISBN: 9789790243774

Amber Borden, remaja pemalu, tak populer, girang ketika mendapat undangan pesta, dari  Jessica Bradley, teman dekat Leah Montgomery, cewek paling populer di sekolah. Sayangnya kedatangannya hanyalah mengetahui fakta bahwa diundangnya dia bukan karena apa yang dia harpakan sebelumnya. Namun kekecewaannya sedikit terobati ketika dia mendapatakan surat bahwa dia mendapat beasiswa dari univeristas yang dicita-citakannya. 

Nahas, dia ditabrak oleh bis surat. Serta kecelakaannya menjadian ia masuk ke jiwa yang salah, jiwa Leah.


Sebelumnya saya sudah dahuu membaca dua buku sekuel buku ini, Dead Girl Dancing, dan Dead Girl in Love. Jadi agak bias ketika saya membaca buku ini, mengingat saya sudah mengetahui ending dari buku ini. Meski pun demikian, buku ini tetap menarik. Meski jadinya nggak semenarik buku ke-2 dan buku ke-3, karena faktor telah mengetahui ending ceritanya.

Kisah tentang orang yang masuk ke raga yang salah, dulu pertama kali saya ikuti dari serial TV Quantum Leap. Dengan misi agar jiwa yang ditempati lebih baik "pada akhirnya" membuat tema seperti ini seharusnya menjadi tema yang ditunggu-tunggu oleh saya. Dan ya buku ini termasuk tidak mengecewakan meski akhirnya saya tiadak bis amenyebut buku ini istimewa.


Yang menarik adalah bagaimana Amber yang semula tak diperhitungkan harus bersikap sebagai Leah yag populer namun sebenarnya memeiliki batin yang menderita. Sebuah kisah yang mengajarkan bahw apopularitas tak mesti selalu berharga. Dan kadangkala hidup normal itu membahagiakan.

Jumat, 06 Maret 2015

The Man Who Loved Books Too Much

Judul: The Man Who Loved Books Too Much
Penulis: Allison Hoover Bartlett
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Editor: Indradya Susanto Putra
Penerbit: Alvabet
Cetakan: I, April 2010
Jumlah Halaman: 300
ISBN: 9789793064819

John Charles Gilkey vs Ken Sanders. Ini espektasi saya terhadap kisah detektif antara pencuri buku langka melawan penjual buku langka. Meski berbalut sebagai kisah yang pernah terjadi, seteidaknya saya mengharapkan sebuah petulangan seru antara pencuri dan pengejarnya. 

John Gilkey, bisa dibilang "gila". Dia begitu terobsesi dengan buku-buku langka, utamanya adalah buku-buku cetakan pertama dari karya-karya klasik, apalagi harganya memang gila-gilaan. Beberapa kali dia melakukan hal yang muskil, yaitu berhasil mencuri buku-buku langka dari beberapa penjual buku-buku langka. Ken Sanders, dari ABAA, asosiasi pedagang buku antik Amerika yang menjabat sebagai kepala keamanan ABAA, harus menelisik setiap jejak pencurian yang dilakukan oleh Gilkey. 

Meski menjanjikan sebuah cerita seru, sayangnya saya kurang mendapatkannya di cerita buku ini. Apa yang saya dapatkan kebanyakan lebih kepada kisah dari snag penulis yang memburu cerita tentang pencurian buku-buku oleh Gilbert. Meski demikian, buku ini memberikan pengetahuan yang mendalam, khususnya untuk pencinta buku, tentang dunia kolektor buku-buku langka. 

Kalau menurut saya, Gilkey memang gila. Tapi sama saja dengan penjahat biasa, tak ada perbedaan mencolok. Hanya saja objek yang dia cari adalah buku-buku langka. Dan juga sayangnya metode yang dia lakukan untuk mencuri pun hanyalah cara yang juga biasa. Hal ini yang membuat saya merasa buku ini terlalu overated. Terlepas dari itu semua, saya setuju dengan penulis, bahwa buku fisik akan bertahan dengan masa semakin populernya ebook, karena buku fisik memiliki cerita, yang akan membuat orang lain mencarinya.