Kamis, 12 Maret 2015

Kastel Awan Burung Gereja

Judul: Kastel Awan Burung Gereja
Judul Asli: Cloud of Sparrows
Penulis: Takashi Matsuoka
Penerjemah: Esti Ayu Budihabsari
Editor: Maria Lubis
Penerbit: Qanita
Cetakan: I, November 2014
Jumlah Halaman: 624
ISBN:  97860216375748


Pengetahuan bisa menghambat.
Ketidaktahuan justru membebaskan.
Tahu kapan untuk tahu dan kapan untuk tak tahu,
sama pentingnya dengan pedang yang tajam.


—Suzume-no-Kumo (1434)
 

1861. Keshogunan Jepang berada dalam masa kekisruhan, semenjak kedatangan orang asing ke wilayah Jepang. Di saat terdapat penolakan terhadap kehadiran orang asing, bangsawan muda sekaligus kepala klan Akaoka, Genji Okumichi justru menyambut misionaris Kristen yang datang untuk menyebarkan agama Kristen. Sifat yang mendapatkan kecaman dari Kepala Polisi Rahasia Shogun, Kawakami Eichi.  

Untuk memata-matai kegiatan Genji, Kawakami menyelusupkan Heiko, seorang geisha yang populer ke istana Geiji di Edo, untuk memata-matai Genji. Belakangan Heiko dan Genji saling jatuh cinta. Dan lahirlah intrik politik di tengah kekuasaan Shogun. Pergulatan politik antara Genji dan Kawakami sejatinya tak hanya bersumberkan sifat pro-kontra terhadap kehadiran orang asing tetapi juga akibat sejarah panjang keturunan mereka. Sebuah kisah pergulatan denda turun temurun yang melandakan  samurai.



Bagi saya, buku ini sangat menarik. Semenjak edisi pertamanya yang ketika saya baru tahu, sudah langka, saya memiliki keinginan akan buku ini. Sayangnya saat mulai tertarik, buku ini sudah sulit untuk didapat. Beruntung, ketika kak Dyah, editor di mizan memberitahukan bahwa buku ini akan dicetak ulang saya menjadi senang.

Dan setelah membaca buku ini, saya serasa terbawa ke dunia samurai. Meski pun sudah cukup mengetahui karakteristik kehidupan seorang Samurai, buku ini membawa saya lebih dalam lagi. Saya sudah tahu, sifat kesetiaan seorang Samurai yang diutamakan di atas segala-segalanya. Bagaimana dia menjiwai semangat bertempurnya, serta pengorbanannya. Dan buku ini membuat saya kembali terkejut, akan tindakan-tindakan samurai tersebut. 

Kalau ada yang agak kurang, menurut saya, akan lebih bagus kalau sosok Shogun benar-benar ditampilkan di sini. Tapi sejauh yang saya baca, buku ini memang bagus, dan terlalu sayang untuk dilewatkan. Alhamdulillah, insting saya untuk memiliki buku ini cukup pas. Jempol buat keberanian Samurai dan cantiknya isi tulisan.

1 komentar:

  1. saya sebenernya kurang suka kalau buku yang covernya samurai gitu ternyata isinya juga bener tentang gituan :D ,, lebih suka ke romansa yang banyak tragedinya :D

    BalasHapus