Judul: Telanjang dalam Kematian
Judul Asli: Naked in Death
Penulis: J.D. Robb
Penerjemah: Sisilia Kinanti Gitomartoyo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 440
Cetakan: I, Maret 2008
ISBN: 9789792236040
Di tahun 2058, kota New York, Letnan Eve Dallas menemukan kasus terbunuhnya seorang seorang wanita panggilan, Sharon DeBlass dengan snagat kejam. Padahal Sharon adalah cucu seorang senator berpengaruh, senator DeBlass, yang ingin mencalonka diri menjadi presiden dan termasuk senator yang konservatif terhadap kebijakan moral. Tekanan muncul berkaitan dengan penyelidikan Eve, datang dari senator DeBlass. Selain itu, kasus yang sebelumnya ditangani oleh Letnan Dallas berpengaruh pada psikologisnya.
Salah satu tertuduh kuat pelaku pembunuhan, milyarder Roarke, justru semakin lama semakin memiliki kedekatan terhadap Eve. Padahal dilihat dari alibi, Roarke tidak memilikinya di saat pembunuhan. Senjata yang digunakan pun adalah senjata kuno, di mana Roarke memiliki koleksi, dan pembunuhan berikutnya, menggunakan senjata yang dibeli Roarke di sebuah lelang. Kekalutan Eve semakin menjadi-jadi.
Salah satu tertuduh kuat pelaku pembunuhan, milyarder Roarke, justru semakin lama semakin memiliki kedekatan terhadap Eve. Padahal dilihat dari alibi, Roarke tidak memilikinya di saat pembunuhan. Senjata yang digunakan pun adalah senjata kuno, di mana Roarke memiliki koleksi, dan pembunuhan berikutnya, menggunakan senjata yang dibeli Roarke di sebuah lelang. Kekalutan Eve semakin menjadi-jadi.
Untuk pertama kalinya, saya mencoba roman detektif petualangan Eve Dallas dan miliarder Roarke, yang populer di kalangan teman BBI saya pencinta genre romance. Sebelumnya saya memang sudah menyukai kisah bergenre thriller detektif semacam Holmes, Poirot, dan lain-lain. Penasaran, akan ratingnya yang juga tinggi di goodreads dan kebetulan BBI melakukan posting bersama buku bergenre romantic.
Meski termasuk genre favorit, tak serta merta saya langsung menyukai buku ini. Rating yang tinggi dari buku ini di goodreads ternyata tidak seseru yang saya rasakan ketika membaca buku ini. Mungkin saya sudah terSherlock atau Poirot-sentris ketika membaca buku bergenre thriller, tapi mungkin karena nuansa romantismenya yang juga dominan, membuat saya seperti berekspetasi terlalu tinggi. Tapi sebenranya bukan karena romansanya juga, tapi saya agak kecewa dengan pembunuh yang bisa tertebak, justru tidak murni dari hasil penyelidikan sang tokoh, seperti ada yang 'hilang'. Yang mengganggu bagi saya adalah penggunaan alat-gadget yang sepertinya kurang detail dijelaskan oleh penulis. Beberapa kali saya kebingungan dengan alat-alat yang digunakan di halaman-halaman buku ini.
Namun, tidak berarti buku ini tak memberikan kelebihan. Ketegangannya dapat, romance-nya sendiri juga merupakan salah satu faktor yang membuat buku ini menarik, meski ekspose adegan seksualitasnya terasa.
Namun, tidak berarti buku ini tak memberikan kelebihan. Ketegangannya dapat, romance-nya sendiri juga merupakan salah satu faktor yang membuat buku ini menarik, meski ekspose adegan seksualitasnya terasa.