Kamis, 27 Februari 2014

Bumi Manusia

Judul: Bumi Manusia
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Editor: Astuti Ananata Toer
Penerbit: Lentera Dipantara
Cetakan: 14, Juni 2011
Jumlah Halaman: 535
ISBN: 9789799731234

Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Beliau berusaha mengangkat kisah tentang nasionalisasi, ketika kehidupan pribumi Indonesia diinjak-injak oleh orang-orang Belanda dengan beda pada warna kulit dan asal keturunan. Sebuah pergolakan hidup yang satir di masa penjajahan Belanda.

Dikisahkan Minke, yang pelajar HBS, sebuah anugrah, mengingat di zaman itu, orang-orang pribumi sangat langka belajar di HBS mengingat hanyalah anak bupati yang bisa bersekolah di sana, berkenalan dengan Annelies Mellema dan jatuh cinta padanya. Pertemuan dengan ibu Annelies, Nyai Ontosoroh membuat Minke terkagum-kagum, mengigat Nyai Ontosroh sendiri yang hanyalah seorang nyai/gundik (menjadi selir warga Belnada di Hindia Belanda) namun mampu membawa sebuah perusahaan ke kejayaan dan utamanya, mempunya pola pandang ke depan, hal yang tak biasa pada wanita pribumi. 

Semenjak perkenalan pertama, Minke jatuh cinta terhadap Annelies. Meskipun mendapat tentangan dari kakak Annelies, Robert, namun Minke mendapat sokongan dari Nyai Ontosoroh. Dan kedekatan Minke- Annelies mendapat tantangan pro dan kontra, sampai kepada saat mereka menikah, karena diskriminasi.

Membaca Bumi Manusia, bagi saya seperti berkelana ke daerah Surabaya pada masa awal pergerakan nasionalisme di Indonesia. Kita tak hanya mengikuti gerakan nasionalisme dari kalangan pribumi semata namun juga mendapati semangat untuk meningkatkan keberdayaan golongan pribumi dari segelintir warga asli Belanda. Meski tak secara terang-terangan. Beberapa muncul dari guru Minke sendiri Magda Peters, dokter Martinet, dan kakak beradik Croix. Sebuah hubungan humanis dari mereka semua.

Membaca Bumi Manusia bagi saya, membuat paham akan sebuah perjuangan nasionalisme, di tengah diskriminasi penjajah. Sebuah buku yang bermakna, bagi Indonesia.

7 komentar:

  1. Nyai Ontosoroh ini terkenal banget. pingin punya bukunyaaa.. tapi kok ya serine akeheram

    BalasHapus
  2. Duh...duh...pengen punya (>,<) ini satu-satunya buku yg blm aku punya, 3 buku serinya sdh ada, lha buku pertama malah blm nemu, piye bacanya :( - klo nemu bagus di obralan buku kabar-kabari ya kang Tez

    BalasHapus
  3. banyak juga yg baca tetralogi ini ya di posbar kali ini, meski bacanya buku yg beda2 :) aku justru belum baca semua bukunya nih, dulu pernah baca tp nggak ngurut XD

    BalasHapus
  4. haiks. makin tergoda mau baca nih, tapi..tapii.. *mikirin otak sendiri xD

    BalasHapus
  5. Saya belum baca, mas. Wah, saatnya nyari buku ini di Perpus :)

    BalasHapus
  6. Aku punya lengkap Tetralogi Buru, bacaan jaman nazar setelah lulus skripsi :D

    @lucktygs
    http://luckty.wordpress.com/2014/02/27/review-the-jacatra-secret/

    BalasHapus