Kamis, 28 Maret 2013

The Innocence of Father Brown

Judul: The Innocence of Father Brown
Penulis: G.K. Chesterton
Penerjemah: Fahmy Yamani
Penerbit: VisiMedia
Cetakan: I, Januari 2013
Jumlah Halaman: 492
ISBN: 9789790651609

Father Brown, mungkin tak ada yang mengira, sosoknya yang kecil dan juga berprofesi sebagai seorang pastur adalah juga seorang detektif. Bahkan ketika dia berada di samping temannya, yang berprofesi sebagai detektif swasta, Flambeau. 

Namun dengan ukuran fisik yang tak menunjang, otak yang dimilikinya sangat tajam. 12 kasus yang disajikan oleh Chesterton dalam buku ini, semua diselesaikan oleh Brown, dengan mudah tanpa ada kendala. Mulai dari kasus ketika Flambeau masih menjadi pencuri mahir, sampai ketika pembunuhan seorang kaya yang dermawan. Semua dituntaskan dengan cara yang dingin. 


Bagi pembaca Indonesia, kisah detektif mungkin hanya banyak berputar pada kisah Sherlock Holmes atau tokoh-tokoh detektif ciptaan Agatha Christie, selain beberapa detektif lokal, ataupun detektif dalam kisah manga. Ternyata di luaran pun banyak kisah detektif yang beredar, dengan enre klasik pula. Salah satunya kisah Father Brown ini yang diterjemahkan oleh VisiMedia.

Menjadi alternatif dari berbagai kisah detektif yang sudah populer sebelumnya, kisah ini cukup menarik diikuti, oleh penggemar genre mystery. Berbeda dengan Holmes ataupun Poirot, kisah Father Brown ini cukup unik. Penyelesaiannya bisa dibilang termasuk cepat, ketika mengetahui kasus untuk pertamakali, Father Brown beberapa kali dalam waktu singkat bisa menyelesaikan kasus yang dihadapi.

Kalau ada yang saya rasa kurang, adalah penggunaan kalimat yang kerap berkepanjangan. Mungkin bagi pembaca yang kerap mengkaji karya sastra klasik akan terbiasa, mengingat gaya penulisannya mirip dengan berbagai karya klasik, berkepanjangan pula. 

Selain itu, menrut saya gaya penulisan Chesterton sedikit berbeda dengan penulisan Doyle maupun Agatha Christie, di mana pembaca harus mendapatkan detail tentang Flambeau agak lebih besar ketrimbang detektif utama, Father Brown. Meski demikian, detail yang ditulis di bagian akhir tiap ceritanya selalu menarik diikuti.

Buat penggemar kisah detektif, pengayaan alternatif bacaan dengan terbitnya The Innocence of Father Brown akan menarik untuk diikuti. Bagaimana perpaduan antara detektif dengan pastur menjanjikan sebuah kisah yang berbeda tetapi tetap menarik untuk diikuti.

Pencuri Petir

Judul: Pencuri Petir
Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Femmy Syahrani
Editor: Soehindrat a. Shinta
Penerbit: Mizan Fantasy
Jumlah Halaman: 454
Cetakan: VII, 2010
ISBN: 9789794335406

Apa sih yang ditunggu-tunggu ketika membaca karya fantasy? Bagi saya sih, tipikal fantasynya masih bisa dipahami dengan mudah, ceritanya yang mengalir terus untuk membuat betah bagi pembaca untuk terus membaca dan membaca, alur cerita yang tak datar, sampai dengan kejutan di cerita yang akan membuat pembaca berkesan.

Salah satu cerita yang memenuhi ekspetasi saya adalah Pencuri Petir dari Percy Jackson & The Olympians Series. Saya memang terlambat baca untuk seri ini, tapi tak mengapa. Buku yang bagus, akan selalu bagus kapan pun dibaca.

Perseus (Percy) Jackson, tak mengira kalau sebenarnya dia adalah anak blasteran antara dewa dan manusia. Demigod. Kalau kita menonton atau membaca kisah Hercules, kisah Percy mirip sekali. Dia adalah putra dari pernikahan salah satu dewa dari mitologi Yunani dengan manusia bumi. Anda mengira konsep ceritanya menjiplak kisah Hercules? Tidak, menurut saya. Perpaduang mitologi Yunani dengan kehidupan modern membuat novel ini menarik. 

Percy semula hanyalah siswa bermasalah dengan diagnosis penderita disleksia dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH). Berulang kali dia dikeluarkan dari sekolahnya sehingga harus berpindah-pindah sekolah. Di sekolah terakhirnya, Yancy Academy, dia menemukan gurunya, Bu Dodds menjadi makhluk mengerikan yang menyerang dia, ketika berkaryawisatake Museum Seni Metropolitan. Pertolongan Pak Brunner, dengan senjata brupa pedang yang bisa muncul dari sebuah pulpen, membuat jatidiri Percy mulai terungkap. 

Apalagi ketika Groover, teman dekat Percy di Akademi Yates, menyaksikan bahwa Percy bisa melihat tiga nenek yang merajut kaus kaki kematian, yang tak bisa dilihat dengan mata manusia biasa. Di saat berlibur dengan ibu kandungnya di Montauk, Percy menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya, diburu oleh makhluk jelmaan gurunya sendiri dan melihat nenek yang ternyata adalah Moriae-di mana orang yang melihatnya akan melihat kematian, setelah didesak oleh Grover, dan ibunya memutuskan harus membawa Percy ke suatu tempat yang aman. Namun sebelum sampai di tempat tersebut, mereka harus bertemu Minotaurus, makhluk berkepala banteng yang membunuh ibunya. Percy dan Grover berhasil selamat begitu sampai di tempat tersebut, dimana tempat itu adalah sebuah perkemahan blasteran, di mana tempat tersebut adalah tempat pelatihan seorang Demigod, agar bisa bertahan hidup, Demigod akan selalu diincar monster-monster, untuk dimusnahkan.

Di perkemahan tersebut lah, jati diri sesungguhnya Percy tersingkap, dari keturunan siapakah Percy berasal. Juga dia dilatih oleh Chiron, sosok sesungguhnya dari Pak Brunner. Dan bertemu dengan putri Athenna, Annabeth serta Luke. Bersama Grover dan Annabeth, Percy mendapat misi khusus, mencari Petir Asali milik Zeus yang hilang, dimana Percy menjadi tertuduh sebagai pencurinya, guna mencegah pertempuran besar yang terjadi antardewa.

Petualangan Percy untuk mencari siapa pencuri petir asali tersebut dan mengembalikannya kembali ke Zeus menjadi kisah yang sangat menarik dan mendebarkan. Kembali pada paragraf pertama, saya mendapat bebrbagai keseruan pada buku ini. Beberapa dewa Yunani, sudah pernah saya ketahui, sehingga tak sulit membayangkan "wujud fantasy" dalam buku ini. Humor yang satir, membuat buku ini tak membosankan, apalagi element of surprise-nya dapat banget. Tak heran saya sependapat dengan beberapa fans Percy, bahwa buku ini bagus sekali. Saya pun menjadi salah satu penggemar Rick Riordan setelah membaca buku ini. 


Kisah Pencuri Petir sudah difilmkan pada tahun 2010, disutradai oleh Chris Columbus, dan dibintangi oleh Logan Lerman sebagai Percy, Alexandra Daddario sebagai Annabeth, dan Brandon T. Jackson sebagai Grover.

Secara garis besar, kisahnya sama. Percy, Annabeth dan Grover berusaha mencari siapa sosok di balik hilangnya Petir Amali. Namun sayangnya, beberapa tokoh di buku dihilangkan dalam versi filmnya. Juga banyak perbedaan yang bisa dijumpai, misalkan di buku Percy memang mendapat misi, sedangkan pada versi filmnya, Percy nekad keluar dari Perkemahan untuk menyelamatkan ibunya. 

Meski mendapat gambaran yang lebih baik, saya lebih menyukai versi bukunya. Detailnya lebih lengkap dan juga ceritanya masih lebih runtut. Memang sulit memadatkan sebuah novel ke dalam film yang durasinya terbatas. Sayang, penggantian jalan cerita, meski tidak frontal, bagi saya justru membuat filmnya tak seglamor novelnya.

Untuk Pencuri Petir saya berikan rating 4/5, sedangkan filmnya, 3,5/5

Rabu, 27 Maret 2013

Wishful Wednesday #22

Halo, jumpa lagi dengan rabu. Meski agak flu, hehehe, yang penting semangat untuk update wishful wednesday. Semoga buku yang dipajang bisa dimiliki, hihihi. Buat yang mau ikutan wishful wednesday yang dihost oleh kak Astrid yang cantik dan baik hati bisa mengikutinya dengan ketentuan:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post WW milik mbak Astrid). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Ok minggu ini buku yang menjadi impian saya, adalah:
Lima pembunuhan di tempat berbeda, dengan motif berbeda. Hanya satu kesamaannya: X. X terlibat dalam kelima pembunuhan itu dan berada di sekitar lima tempat itu ketika pembunuhan terjadi. X-lah otak kelima pembunuhan itu. Tapi dengan licik dia berhasil menghindar dari kecurigaan orang. Kelima pembunuhan itu begitu sempurna. Sekarang X berada di Styles. Berarti tak lama lagi akan ada pembunuhan di sana.

Baru kali ini Poirot menemukan lawan yang seimbang. Sayangnya Poirot sudah tua. Jantungnya sudah lemah. Memang otaknya masih tetap tajam. Tapi fisiknya sudah uzur dan jantungnya bisa berhenti berdenyut setiap saat. Tinggal menunggu waktu. Dan waktunya yang singkat itu mungkin takkan cukup untuk bisa menyeret X ke pengadilan.

Yah, buku yang disebut-sebut sebagai salah satu karya terbaik Agatha Christie. Penasaran ama buku ini. Penasaran...Penasaran.... Hehehe. Meski tidak mengkoleksi semua karya Agatha Christie (tapi saya menggemari tulisannya beliau lho), saya ingin punya buku ini. Sayang buku ini sudah tak tersedia di mana-mana, semoga Gramedia segera mencetak edisi cover barunya.

Ok yang lain, dipajang juga yuk buku impainnya dan semoga terkabul.

Gege Mengejar Cinta

Judul: Gege Mengejar Cinta
Penulis: Adhitya Mulya
Editor: Denny Indra
Penerbit: GagasMedia
Jumlah Halaman: 228
Cetakan: VII, 2007
ISBN: 9789793600437 

Geladi Garnida, atau yang biasa dipanggil Gege, sudah lama memendam rasa terhadap teman SMP dan bekas tetangga di depan rumahnya, Annisa Saripuspita atau sering dipanggil Caca. Namun Gege tak menyadari, rekan kerjanya di sebuah radio di Jakarta, Fathia Shakuntala, akrab dipanggil Tia,  memendam cinta padanya. Meskipun demikian, kehidupan di radio Hertz, tempat Gege dan Tia bekerja semarak, dengan kehadiran beberapa teman lain, Ventha, Pak Soni, dan lain-lain.

Sudah lama Gege tak bertemu dengan Caca, karena Caca pindah mengikuti tugas orang tuanya ke Budapest. Namun di suatu saat, ketika bersama-sama teman-temannya, Gege mengambil gajinya di atm suatu bank, matanya menatap kehadiran Caca. Dan mulailah saat itu terjadi kejar-kejaran asmara, antara Gege dengan Caca, sedangkan Tia harus menahan rasa kecemburuannya menyaksikan pendekatan yang dilakukan Gege.

Di balik kisah asmara tersebut, ada banyak kekonyolan-kekonyolan yang terjadi. Dan saya menyukainya. Berapa kali sempat tertawa. Seperti saat dulu, saya membaca Jomblo, Adhitya Mulya beberapa kali berhasil mengocok perut saya. Meski buku ini ditulis berapa tahun yang lalu, isinya masih segar dibaca saat ini. Kisah yang tak lekang oleh zaman, hehehe.

Saya suka buku ini, renyah dan menghibur. Tak pelak, 200 halaman buku ini termasuk buku yang cepat tandas dibaca. Tingkah pola para punggawa Radio Hertz yang konyol serta ditambah sandiwara radio yang disiapkan oleh Gege untuk merayakan hari kemerdekaan republik Indonesia cukup lucu dan menggugah. Meski di beberapa bagian, saya masih nggak ngerti maksud kekonyolan di buku ini, saya kagum akan kepiawaian mas Adhitya Mulya dalam menuliskan buku ini.
Dan salut ketika sebuah buku humor yang ditulis benar-benar biswa membuat tertawa pembacanya. Oleh karena itu 4 bintang pantas untuk buku ini.

Senin, 25 Maret 2013

City of Ember

Judul: City of Ember
Penulis: Jeanne DuPrau
Penerjemah: Sujatrini, Reno, Rien Chaerani
Penerbit: Mizan Fantasi
Jumlah Halaman: 312
Cetakan: I, Juni 2009
ISBN: 9789794335611

Kota Ember, bagi warganya hanyalah satu-satunya kota yang berada di dunia. Kota Ember sendiri, hanya merupakan satu kota dengan ketiadaan matahari dan bulan. Cahaya berasal dari lampu jalan, serta sumber energi hanya berasal dari generator tua yang berada di saluran bawah tanah kota Ember. Karena merasa hanya sebagai satu-satunya kota, persediaan makanan dan kebutuhan tersentralisasi pada sebuah depot persediaan. 

Lina Mayfleet, dan Doon Harrow, dua remaja tanggung yang baru lulus dari sekolah, merasakan bahaya mengancam kota Ember, mengingat persediaan makanan dari depot yang semakin menipis dan listrik yang seringkali padam. Berdua, mereka juga berusaha memecahkan sebuah petunjuk, yang entah dibuat siapa, yang ditemukan adik Lina, Poppy, yang juga menyobek-nyobek kertas petunjuk itu.

Sayangnya, tujuan mereka untuk menyelamatkan kota harus berhadapan dengan masalah-masalah yang dihadapi. Selain itu mereka harus menghadapi kelicikan walikota Ember, sehingga mereka harus menjadi buronan kota Ember. Berhasilkah mereka menyelesaikan masalah yang dihadapi sekaligus menyelamatkan kota?

Awalnya saya suka konsep cerita yang dibuat. Sayang eksekusinya menurut saya, terlalu datar. Konsep ketegangannya kurang dan menurut saya terlalu banyak drama. Unsur kejutannya juga kurang. Meski demikian, saya menyukai orisinal ceritanya, dan juga ilustrasi di dalam bukunya. Saya suka ide tentang kota di bawah tanah. Konsep yang unik. Illustrasinya juga cantik. Sayang, saya belum sempat menyaksikan filmnya. Meski demikian, buku yang meraih banyak award ini memang menurut saya menjanjikan. Mungkin faktor subjektifitas saja yang membuat saya memberi 3 bintang dari maksimal 5.

Kamis, 21 Maret 2013

The Queen of the South

Judul: The Queen of the South
Penulis:





Selain kejaran dari orang-orang terdahulu yang pernah terlibat dengannya di Meksiko, Teresa yang sudah menjelma menjadi Ratu Selatan pun harus berusaha melepaskan diri dari jeratan hukum, tentu saja dengan segala sumber dana yang dia miliki. Namun semua tak semulus apa yang diharapkan, intrik dan kelicikan bicara di sini....





Apa yang

Rabu, 20 Maret 2013

Wishful Wednesday #21

Yay jumpadi hari rabu. Seperti biasa setiap rabu, ada posting khusus Wishful Wednesday, di mana kita bisa menampilkan buku yang menjadi impain kita :) Yuk ikutan, siapa tahu buku impianmu bisa dimiliki. Caranya adalah sebagai berikut:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post WW milik mbak Astrid). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
 Nah buku yang menjadi impain saya di minggu ini adalah:

The Graveyard Book - Cerita dari Pemakaman Oleh Neil Gaiman

Kenapa buku ini? Buku ini sudah saya tampilkan di meme Friday's Recommendation di sini. Danm ternyata terjemahannya akan keluar segera. Asyik..... Yang Jelas nama Neil Gaimana, di antara teman teman BBIers termasuk pengarang yang bagus :) Dan buku ini pun mendapat pujian. So, saya mengimpikan buku ini :)

Bagaiaman dengan Anda? 

Sabtu, 16 Maret 2013

Rahim

Judul: Rahim
Penulis: Fahd Djibran
Editor: Nita Taufik
Penerbit: GoodFaith
Jumlah Halaman: 320
Cetakan: II, Agustus 2010
ISBN: 9786029600025

Pertamakali tertarik membaca buku Rahim, adalah ketika membaca review dari kak Didiet, dan kebetulan seorang teman BBI yang baik hati meminjamkan buku ini kepada saya. Kisah Rahim, sendiri menurut saya sangat unik, tak seperti novel biasa, Fahd Djibran menawarkan konsep bertutur tentang perjalanan dari sebuah janin di rahim suci seorang bunda sampai melahirkan. Tak lupa, beberagai perenungan bisa dikutip dari buku yang istimewa ini.

Mengisahkan Dakka Madakka, Pengabar Berita dari Alam Rahim yang menceritakan kejadian di alam rahim yang dialami oleh seorang janin, kita bisa merenungi banyak hal di sini. Pada awalnya, sebuah janin akan tumbuh dari sebuah ketidakberadaan, tapi berkat kuasa Raja Semesta, dalam rahim Suci Ibu, janin tersebut akan berkembang menjadi manusia yang sempurna bentuknya, dalam buku ini dipaparkan dengan keluwesan kata-kata ala Fahd yang baru pertama kali saya baca.

Memang landasan perkembangan janin yang dituliskan Fahd, bisa kita temui di buku-buku ilmiah kedokteran, tapi dengan gaya penulisan yang satrawi dan cukup luwes, tidak membuat saya bosan. Dan yang pasti, ada pelajaran berharga di buku ini. Bagaiamana kita diingatkan kembali kepada janji suci pertama seorang manusia, ketika ditanya Man Rabbuka? Siapa Tuhan Kamu? Di sanalah janji kesetiaan kita kepada Sang Pencipta Rahim tersebut kita ingat kembali, untuk kita tepati sepanjang hayat kita. Dan semua akan kembali mengingatkan kita, Maka Nikmat Tuhan Kamu Manakah yang Kamu Dustakan? Dan satu lagi, penghormatan kepada sosok yang rahimnya kaupinjam, untuk tinggal selama 9 bulan, ibumu.

Meski kadang beberapa kalimat termasuk memberatkan pikiran, apa yang ditulis oleh Fahd di sini sangat dalam. Bagaimana kita melupakan rasa, menjadi janin, dan bagaimana Tuhan membuat kita sempurna dalam perkembangan kita menjadi janin. 

Dan kita memang manusia pembelajar.... Belajar untuk terus menjadi lebih baik di alam dunia ini, seperti kita di saat tingal di rahim suci seorang ibu, seperti yang ditulis di buku ini.

Jumat, 15 Maret 2013

Eye of the Crow

Judul: Eye of the Crow
Penulis: Shane Peacock
Penerjemah: Maria Lubis
Cetakan: I. Oktober 2011
Penerbit: Qanita
Jumlah Halaman: 368
ISBN: 9786028579926

Sherlock Holmes, yang terkenal sebagai salah satu detektif terhebat, di usianya yang belia, 14 tahun, hanyalah bocah kecil biasa yang tak dikneal. Bahkan, dia seringkali membolos dari sekolah, bukan karena malas, tapi ada hal lain yang selalu menarik buatnya. Kabar-kabar kriminal dari koran kriminal. Insting menyukai berita kriminal tersebut lah yang membuat Holmes menjadi sosok yang kelak menjadi salah satu detektif terkenal. Di masa belia inilah Holmes pertama kali mendapatkan kasus pertamanya. 

Seorang wanita tak dikenal tewas secara keji di kawasan Whitechapel London. Tak ada saksi mata manusia, namun kecurigaan polisi mengarah kepada seorang anak buah tukang daging, Mohammad Adalji, hanya karena senjata pembunuhannya didapatkan padanya. Insting Holmes menyatakan pendapat berbeda dengan polisi. Namun, apa daya, polisi malah mencurigai Holmes sebagai anak buah Adalji yang membantunya membunuh sang korban. 

Kali ini Holmes harus berburu waktu. Menyelidiki kasus tersebut sebelum vonis mati dijatuhkan kepada Adalji, ditambah harus menghindari perburuan yang dilakukan oleh pihak polisi London, Holmes harus bersekutu dengan Malefactor, pemimpin gang anak kecil, yang berkeliaran dalam kota London, disertai penyelidikannya terhadap saksi kunci pembunuhan tersebut, kawanan gagak.
Saya mendapati sosok Holmes yang berbeda dengan Holmes tulisan Arthur Conan Doyle, pada sosok belia Holmes karya Shane Peacock ini. Memang agak sulit membuat karya fiksi bertokohkan seseorang yang sudah tenar dibuat penulis asal sebelumnya. Dan Peacock menurut saya gagal mengangkat sosok Holmes sebagaimana diangkat Doyle. Meski demikian, saya mendapat sebuah karya yang menarik, tentunya.

Dengan menghidupkan suasana London di abad 19, saya merasakan bagaimana London terasa nyata. Sayang, meskipun memperlihatkan daya analisis Holmes hanya dengan pengamatan deduksinya yang terkenal, kentara sekali Holmes di sini masih belum keliahtan sekali kemampuan analisisnya. Memang disebutkan kasus yang dihadapi masih awal kali jejak kedetektifan Holmes, tapi kalau saya rasakan masih belum ada jejak membaca Holmes yang terasa.

Overall, meski tidak mengecewakan sebagai karya misteri, buku ini belum mengobati rasa kangen akan sosok Holmes. Meski demikian, seiring semakin matangnya daya penyelidikan Holmes, buku selanjutnya masih meninggalkan harapan untuk diikuti. Holmes, tetaplah seorang detektif handal. Dan tulisan tentang Holmes oleh penulis apa pun, selalu menarik untuk diikuti.

Rabu, 13 Maret 2013

Wishful Wednesday #20

Halo semua, udah hari rabu ni, rabu yang terasa senin, hehehe. Karena kemarin selasa adalah hari libur nasional, hari cuti. So tetap semangat saja ya, sambil posting wishful wednesday :)

Ya buku yang jadi wishful saya di pekan ini adalah:
THE PRAGUE CEMETERY karya UMBERTO ECO
Sinopsis: Abad kesembilan belas Eropa―dari Torino ke Praha hingga Paris―sarat dengan kengerian dan misteri. Sejarah dihiasi kisah-kisah konspirasi. Para Jesuit berkomplot melawan Freemason. Kaum Republik di Italia menghancurkan imam-imam mereka. Penjahat-penjahat Perancis merencanakan pemboman di siang hari dan merayakan Misa Hitam di malam hari.

Setiap bangsa memiliki agen rahasia, melakukan pemalsuan, persekongkolan, dan pembantaian. Dari penyatuan Italia, Komune Paris, Peristiwa Dreyfus hingga Protokol Sion, Eropa berada dalam kekacauan dan semua orang butuh kambing hitam. Tapi bagaimana jika, di balik semua konspirasi, yang nyata maupun ciptaan, seseorang sedang puas menikmati hasil kerjanya? Bagaimana jika sang penjahat genius jahat itulah yang menciptakan dokumen paling terkenal?

Eco membawa pembaca pada perjalanan tak terlupakan melewati peristiwa-peristiwa menggemparkan dunia, langsung dari sisi tergelapnya. Inilah Eco dalam karyanya yang banyak diagung-agungkan kritikus sebagai sebuah mahakarya.
Tahun lalu, Bentang Pustaka sempat membuat pengumuman kalau akan enerbitkan satu lagi karya Eco. Cuma belum ketahuan judulnya sih. Dan pas minggu lalu, jalan ke Gramedia, saya lihat buku ini. Eh, kok ketinggalan informasi ya, saya, hehehehe. Tentu saja, sayang kalau satu karya Eco dilewatkan. Oleh karen a itu saya memilih buku ini menjadi buku pilihan saya di minggu ini. Lalu apa wislist Anda mingu ini? Ikutan yuk meme Wishful Wednesday, dengan cara sbb:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post WW milik mbak Astrid). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Jumat, 08 Maret 2013

Graceling

Judul: Graceling
Penulis: Kristin Cashore
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Editor: Dini Pandia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 496
Cetakan: I, Desember 2011
ISBN: 9789792278224

Apa yang Anda cari di sebuah novel fantasy?
Bagi saya, asal fantasynya masih bisa ditangkap dengan pikiran, banyak kejutan yang mengesankan, petualangan yang mendebarkan, serta diramu dengan kata-kata yang memukau.

Katsa, yang tinggal di kerajaan Middluns, sebuah kerajaan yang terletak di kawasan tujuh kerajaan, memiliki bakat khusus yang terdeteksi semenjak usia 8 tahun. Di mana ada orang-orang khusus yang memiliki bakat tertentu. Orang-orang tersebut dinamakan graceling, dan bercirikan warna bola mata yang berbeda. Dan bakat yang dimiliki Katsa mengerikan, setidaknya bagi orang-orang normal di kerajaan Middluns, yaitu bakat untuk membunuh. Kemampuan membunuh ini, dimanfaatkan oleh Randa, raja Middluns, yang sejatinya adalah paman dari Katsa, untuk mengancam orang-orang yang melanggar kemauan Ransa. Sayangnya Ransa memanfaatkan Katsa untuk kerakusannya, sesuatu yang ditolak dalam hati dalam Katsa.

Dalam sebuah tugas untuk Ransa, Katsa menuntaskan sebuah misi rahasia yang tanpa diketahui Ransa, menyelamatkan Pangeran Tealiff, ayah dari Ror, kerajaan Lienid, di istana raja Murgon, kerajaan Sunder. Dalam misinya tersebut, Katsa sempat bertemu dengan Pangeran Po, cucu dari Tealiff. Pertemuan tersebut yang berkelanjutan dengan pertemuan berikutnya di istana Ransa, mengakrabkan mereka berdua dan terjalin sebuah ikatan persahabatan. Apalagi Po juga ternyata seorang graceling, dengan kemampuan bertempur.

Meskipun Tealiff sudah aman, namun otak di balik penculikannya belum diketahui. Setelah dilakukan penyelidikan, meski diculik di istana Murgon, ternyata Murgon bukan lah dalang penculikan tersebut. Apalgi motif penculikan sendiri belum jelas. Yang jelas, kecurigaan timbul pada raja-raja di kawasan tujuh kerajaan tersebut. Bersama Po, Khansa melacak siapa dalang penculikan tersebut. Apalagi setelah menolak perintah Ransa yang meminta Katsa melaksakan tugas yang sewenang-wenang, menyiksa bangsawan tak bersalah, Katsa hampir ditangkap oleh Ransa, sehingga Katsa kehilangan tempat yang nyaman untuk ditinggali lagi.

Perjalanan Po dan Katsa menemukan dalang penculikan Tealiff menemukan rintangan, karena mereka harus bertemu dengan musuh yang juga memiliki bakat tertentu. Rintangan yang memberatkan karena sulit untuk menentukan bakat apa yang dimiliki oleh lawannya, dan cara apa yang harus dilakukan untuk mengalahkan musuh-musuh tersebut.

Sebagai karya pertama, Graceling menurut saya sudah menunjukkan kemampuan  Kristin Cashore dalam menulis. Memang ada saat dimana cerita berjalan lambat, tetapi dengan kisah petualangan yang memikat, rasanya sangat ketinggalan buat kita apabila belum membaca kisah fantasy yang satu ini.  Meskipun beberapa bagian rasanya memuat kisah dewasa tapi terjemahannya rasanya aman dibaca untuk remaja. Dan yang pasti, kisahnya memang memikat. Saya sebagai pembaca, serasa berada di samping Katsa. 

Bravo untuk Katsa dan Kristin Cashore.

Rabu, 06 Maret 2013

Warped

Judul: Warped
Penulis: Maurissa Guibord
Penerjemah: Anggun Prameswari
Jumlah Halaman: 370
Cetakan: I, Agustus 2012
Penerbit: Atria
ISBN: 9789790244979
 
Kadang pertanyaan yang sering dipertanyakan manusia adalah bagaimana takdir yang harus dijalani. Apakah akan menjalani dengan mudah atau sulit. Sampai ada lirik lagu, takdir memang kejam, eh, abaikan saja. Tessa Brody, mengalami kekecewaan terbesar ketika ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan. Berlanjut dengan ia mulai skeptis akan takdir. Namun di suatu keadaan ia harus bertemu dengan sebuah permadani bergambarkan unicorn dan buku kuno dalam sebuah balai lelang. Tanpa dinyana, permadani tersebut adalah benda hasil sihir dari Gray Lili, dimana unicorn dalam permadani tersebut adalah penjelmaan dari William de Chaucy, bangsawan Cromwall, yang disihir oleh Gray Lili, di abad 15 untuk mendapatkan kemudaan selalu sehingga memeliki keabadian sampai bisa memeiliki kehidupan di abad ini.

Di balik itu, Norn bersaudara, tiga dewi yang bertugas memintal takdir, merasakan kekacauan dalam takdir. Mereka menuduh Tessa yang mengakibatkan kekacauan tersebut, padahal Tessa hanya terlibat tak sengaja, ketika dia melepaskan Will dari permadani. Will hidup kembali sebagai manusia, bukan lagi sebagai unicorn dalam lukisan permadani. Lepasnya Will dari permadani membuat Gray Lili kehilangan kemudaannya. 

Selanjutnya bisa ditebak, Gray Lili, beserta bawahannya Moncrieff, mengejar Will dan Tessa guna mengembalikan kemudaannya. Tekanan pun tak hanya datang dari Gray Lili, tetapi juga datangd ari Norn bersaudara, yang meminta Tessa untuk mnembalikan benang takdir yang lepas, padahal Tessa tak mengerti apa-apa.

Meskipun menggabungkan kehidupan modern, dengan mitologi Norn serta fantasy sihir, Maurissa Gaubord mampun menciptakan karya yang menarik. Saya baru kali ini mendapat pengetahuan tentang mitologi Norn bersaudara. Selain itu asyiknya petulangan di buku ini bisa dibilang seru. Sayangnya konfliknya terasa minim sekali dengan tokoh yang sedikit. Meski demikian, buku ini menarik dengan cerita yang unik, serta mengesankan.

Wishful Wednesday #19

Yah, senangnya kalau di hari Rabu. Alasannya karena bisa ngelist buku impian di meme wishful wednesday, dan minggu lalu saya bisa menang di first anniversary wishful wednesday giveaway di blog host wishful wednesday, kak Astrid. Yay, terima kasih kak Astrid :)

Buat yang belum tahu tentang wishful wednesday, adlah meme di blog yang menyajikan buku impian kita yang tampil setiap rabu, yuk yuk ikutan, semoga dengan menampilkan buku impian kita, impain tersebut akan terkabulkan.

Untuk minggu ini, buku impian yang saya tampilkan adalah:
Kenapa saya menampilkan buku ini? Well ternyata di daftar wishlist saya di rak goodreads saya, buku ini paling lama nongkrong di sana. Padahal kalau tidak salah buku ini sudah memiliki 3 adik, hehehe. Ada yang skeptis memang dengan buku ini, tetapi semoga kalau bisa memiliki buku ini, saya bisa mengambil hal-hal positif di dalamnya.

Oh ya, kalau tadi saya mengajak untuk bisa ikutan meme ini, buat yang mau ikutan bisa menyimak caranya sebagai berikut:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post WW milik mbak Astrid). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
 Yuk, yuk, ikutan :)

Senin, 04 Maret 2013

Oliver's Story

Judul: Oliver's Story
Penulis: Erich Segal
Penerjemah: Ade Dina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 304
Cetakan: II, Juli 2002
ISBN: 9796054256 (ISBN13: 9789796054251)

Buku Oliver's Story merupakan kisah kelanjutan dari buku Love Sory di mana Oliver Barrett IV, harus meneruskan hidupnya yang penuh kesedihan setelah ditinggal meninggal istri yang dicintainya, Jenny Cavilleri. Meskipun merupakan kisah sekuel, tanpa membaca Love Story pun, masih bisa mengikuti buku Oliver's s Story ini.

Ollie pada kali ini, terus didesak oleh Philip Cavilleri, mertuanya, untuk menemukan pasangan hidup baru. Bahkan Phil sampai membuat iklan khusus di surat kabar untuk mencomblangkan Ollie. Setengah terhantui oleh perasaanya terhadap Jenny, di suatu kesempatan, Ollie berkenalan dengan Marcie, dalam sebuah kesempatan berolahraga. Pertemuan demi pertemuan, saat itulah Ollie merasa Marcie cocok untuk menggantikan sosok Jenny. Ketika hubungan terjalin, yang ada adalah kegalauan demi kegalauan yang dirasakan Ollie. Banyak pikiran yang dia rasakan, terkait masalah-masalah yang timbul di antara mereka.

Meski menurut saya tidak sebagus Love Story, Oliver's Story masih memberikan kisah yang menjanjikan, untuk membuat pembaca merasakan keasyikan membaca karya khas Erich Segal. Tak mudah memang menulis sebuah kisah sekuel yang bisa mencapai kesuksesan buku pertama. 

Yang terasa kuat di buku ini, adalah kegalauan pemikiran Ollie. Bahkan sampai dia berkonsultasi dengan dokter kejiwaaan, Dr. London. Berbagai permasalahan dia dipaparkan, di saat inilah pembaca dapat mengerti kondisi kejiwaan sang tokoh utama. Dan ini mungkin yang saya pikir, ceritanya menjadi lebih panjang, yang justrunya, menurut saya amat disayangkan mengingat kekuatan kisah sebelumnya, Love Story adalah kesederhanaan ceritanya.

Tapi buat yang terkesan dengan Love Story, buku ini masih harus dibaca. Beberapa teman saya malah berpendapat buku ini lebih baik dibandingkan Love Story. Overall, selalu ada yang menarik memang dari hasil karya Segal, dari buku mana pun.

Jumat, 01 Maret 2013

Madre

Judul: Madre
Penulis: Dee
Editor: Sitok Srengenge
Penerbit: Bentang
Jumlah Halaman: 160
Cetakan: 2, Agustus 2011
ISBN: 9786028811491

Dee, nama pena dari Dewi Lestari, membuat buku Madre, yang berisi kumpulan prosa dan cerita pendek. Dalam buku ini, kita bisa membaca berbagai celoteh Dee dalam prosa-prosanya, serta gambaran kata-kata yang mengalir di benak Dee.

Ada yang unik dalam karya Dee kali ini. Pada kisah berjudul Madre, terasa santai tapi kisahnya mengalir. Berbeda dengan kisah-kisah di Supernova yang berbobot dan filosofis banget. Kisah tentang Tansen, yang semula hidup serampangan di tanah Bali, mendapatkan warisan dari orang yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Dan akhirnya warisan tersebut mempertrmukan Tansen dengan Madre, awal dari kisah yang makin lama, ditulis mengalir, secara santai, itu yang saya baca.

Salah satu cerita favorit saya di buku ini, Menunggu Layang-layang, pun begitu. Kisah romansa antara Che dan Starla, kata demi kata yang dituliskan memikat. Alur katanya sederhana, namun tetap membuai indah. Sayang gaya filosofis Dee kembali muncul dalam kisah Have You Ever? dan Guruju. Tapi ending di dua kisah tersebut sangat, sangat menarik. Tak banyak perenungan, namun cukup mendapat perhatian dari saya, meskipun belum menjadi favorit saya.

Untuk kumpulan prosa singkat/puisi, saya memfavoritkan karya Rimba Amniotik. Sangat dalam dan menyentuh. Mengisahkan ungkapan antara ibu yang sedang mengandung dengan janin yang dikandungnya. Menurut saya, sangat menyentuh. Overall, saya menyukai karya ini. 4 bintang untuk Madre.