Kamis, 28 Maret 2013

Pencuri Petir

Judul: Pencuri Petir
Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Femmy Syahrani
Editor: Soehindrat a. Shinta
Penerbit: Mizan Fantasy
Jumlah Halaman: 454
Cetakan: VII, 2010
ISBN: 9789794335406

Apa sih yang ditunggu-tunggu ketika membaca karya fantasy? Bagi saya sih, tipikal fantasynya masih bisa dipahami dengan mudah, ceritanya yang mengalir terus untuk membuat betah bagi pembaca untuk terus membaca dan membaca, alur cerita yang tak datar, sampai dengan kejutan di cerita yang akan membuat pembaca berkesan.

Salah satu cerita yang memenuhi ekspetasi saya adalah Pencuri Petir dari Percy Jackson & The Olympians Series. Saya memang terlambat baca untuk seri ini, tapi tak mengapa. Buku yang bagus, akan selalu bagus kapan pun dibaca.

Perseus (Percy) Jackson, tak mengira kalau sebenarnya dia adalah anak blasteran antara dewa dan manusia. Demigod. Kalau kita menonton atau membaca kisah Hercules, kisah Percy mirip sekali. Dia adalah putra dari pernikahan salah satu dewa dari mitologi Yunani dengan manusia bumi. Anda mengira konsep ceritanya menjiplak kisah Hercules? Tidak, menurut saya. Perpaduang mitologi Yunani dengan kehidupan modern membuat novel ini menarik. 

Percy semula hanyalah siswa bermasalah dengan diagnosis penderita disleksia dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH). Berulang kali dia dikeluarkan dari sekolahnya sehingga harus berpindah-pindah sekolah. Di sekolah terakhirnya, Yancy Academy, dia menemukan gurunya, Bu Dodds menjadi makhluk mengerikan yang menyerang dia, ketika berkaryawisatake Museum Seni Metropolitan. Pertolongan Pak Brunner, dengan senjata brupa pedang yang bisa muncul dari sebuah pulpen, membuat jatidiri Percy mulai terungkap. 

Apalagi ketika Groover, teman dekat Percy di Akademi Yates, menyaksikan bahwa Percy bisa melihat tiga nenek yang merajut kaus kaki kematian, yang tak bisa dilihat dengan mata manusia biasa. Di saat berlibur dengan ibu kandungnya di Montauk, Percy menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya, diburu oleh makhluk jelmaan gurunya sendiri dan melihat nenek yang ternyata adalah Moriae-di mana orang yang melihatnya akan melihat kematian, setelah didesak oleh Grover, dan ibunya memutuskan harus membawa Percy ke suatu tempat yang aman. Namun sebelum sampai di tempat tersebut, mereka harus bertemu Minotaurus, makhluk berkepala banteng yang membunuh ibunya. Percy dan Grover berhasil selamat begitu sampai di tempat tersebut, dimana tempat itu adalah sebuah perkemahan blasteran, di mana tempat tersebut adalah tempat pelatihan seorang Demigod, agar bisa bertahan hidup, Demigod akan selalu diincar monster-monster, untuk dimusnahkan.

Di perkemahan tersebut lah, jati diri sesungguhnya Percy tersingkap, dari keturunan siapakah Percy berasal. Juga dia dilatih oleh Chiron, sosok sesungguhnya dari Pak Brunner. Dan bertemu dengan putri Athenna, Annabeth serta Luke. Bersama Grover dan Annabeth, Percy mendapat misi khusus, mencari Petir Asali milik Zeus yang hilang, dimana Percy menjadi tertuduh sebagai pencurinya, guna mencegah pertempuran besar yang terjadi antardewa.

Petualangan Percy untuk mencari siapa pencuri petir asali tersebut dan mengembalikannya kembali ke Zeus menjadi kisah yang sangat menarik dan mendebarkan. Kembali pada paragraf pertama, saya mendapat bebrbagai keseruan pada buku ini. Beberapa dewa Yunani, sudah pernah saya ketahui, sehingga tak sulit membayangkan "wujud fantasy" dalam buku ini. Humor yang satir, membuat buku ini tak membosankan, apalagi element of surprise-nya dapat banget. Tak heran saya sependapat dengan beberapa fans Percy, bahwa buku ini bagus sekali. Saya pun menjadi salah satu penggemar Rick Riordan setelah membaca buku ini. 


Kisah Pencuri Petir sudah difilmkan pada tahun 2010, disutradai oleh Chris Columbus, dan dibintangi oleh Logan Lerman sebagai Percy, Alexandra Daddario sebagai Annabeth, dan Brandon T. Jackson sebagai Grover.

Secara garis besar, kisahnya sama. Percy, Annabeth dan Grover berusaha mencari siapa sosok di balik hilangnya Petir Amali. Namun sayangnya, beberapa tokoh di buku dihilangkan dalam versi filmnya. Juga banyak perbedaan yang bisa dijumpai, misalkan di buku Percy memang mendapat misi, sedangkan pada versi filmnya, Percy nekad keluar dari Perkemahan untuk menyelamatkan ibunya. 

Meski mendapat gambaran yang lebih baik, saya lebih menyukai versi bukunya. Detailnya lebih lengkap dan juga ceritanya masih lebih runtut. Memang sulit memadatkan sebuah novel ke dalam film yang durasinya terbatas. Sayang, penggantian jalan cerita, meski tidak frontal, bagi saya justru membuat filmnya tak seglamor novelnya.

Untuk Pencuri Petir saya berikan rating 4/5, sedangkan filmnya, 3,5/5

17 komentar:

  1. Setuju, lebih suka bukunya karena gaya bercerita Rick Riordan yg luwes ke dalam bahasa anak-anak :D

    BalasHapus
  2. setelah nonton filmnya ak belum tertarik baca bukunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suliisss.... Bukunya WAJIB BACA!!! Filmnya masuk kategori kacrut :(
      Tokoh bandit di seluruh series masak jadi baik hati dan tidak sombong di film #gethoksutradaranya

      Hapus
    2. baca....baca...baca.....hehehee

      Hapus
  3. Kali pertama baca Percy, kaget liat gaya bahasanya yang blak-blakkan dan remaja banget. Ini baru! Tapi, setelah itu seri2 berikutnya cenderung begitu2 saja, paling suka buku kelima

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah belum baca lanjutannya kang tapi semoga suka

      Hapus
  4. aku juga belum baca serial ini, padahal udah punya serinya lengkap; sempat nonton filmnya tapi gak sampai habis, sepertinya kurang seru

    BalasHapus
  5. sesama pencuri petir dilarnag saling mendahului, mas :P

    aq tersendat2 baca buku ini, kamu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak cepet banget sih terhambat baca buku lain juga, tapi suka Percy :)

      Hapus
  6. Pertama liat filmnya dulu, baru cari bukunya. Ternyata berlanjut sampe buku ke 5. Tetep bagus bukunya daripada filmnya
    Salam kenal ya . http://susunanbuku.blogspot.com/2013/03/review-percy-jackson-and-olympians.html?m=0#links

    BalasHapus
  7. Belum pernah baca, jadi nggak nyambung kalau pada ngomongin Percy :p Boleh dicoba...

    BalasHapus
  8. Gak suka filmnya >.< memfitnah Hades habis-habisan -___________-" padahal bukunya gak gitu!!! Huh!!!

    Gaya bercerita om Riordan sangat lugas dan humornya khasnya bikin nagih >.<

    BalasHapus