Judul: Para Pengendali Naga
Penulis: Dhia Citrahayi
Penerbit: LeutikaPrio
Syahdan, di sebuah kerajaan bernama Avriedhas, terdapat perjanjian abadi antara Raja Naga dengan Raja kerajaan. Perjanjian itu, ingin dilanggar oleh Azel, raja Avriedhas saat ini. Oleh karena itu raja Azel ingin memaksa para pengendali naga yang dipmpin oleh tiap Tetuanya di setiap provinsi menyerah. Dari 6 Provinsi di Avriedhas, tinggal 2 Provinsi dimana Tetua Naganya belum menyerah. Tetua Naga Provinsi Timur, Siyan, salah satu tetua naga yang belum menyerah membawa misi balas dendam untuk pembantaian ayahnya, dari serbuan tentara kerajaan.
Kisah diawali dengan keberangkatan Siyan ke ibukota Avriedhas, Daanrha, untuk belajar di Akademi Naga, diantar oleh pamannya Kief. Di Da'anrha, Siyan dititipkan oleh Kief ke teman seangkatannya di Akademi Naga, Ian, yang menjabat sebagai jenderal kerajaan. Namun Siyan tak berangkat sendirian. Ia datang bersama Flyker, naganya. Siyan adalah salah stau pengendali naga, yang dikejar-kejar oleh raja Azel.
Ternyata rencana Siyan untuk bersekolah di Akademi Naga, hanyalah kedok semata. Ada rencana yang dibawa oleh Siyan. Sebuah pergerakan menuju pusat pemerintahan yang memburu para pemburu naga. Sebuah rencana yang sepertinya ceroboh mengingat perburuan terus berlangsung sampai ke jantung daerah para Tetua Naga, namun Siyan malah menuju ke pusat pemerintahan. Sebuah misi yang mungkin akan sangat berat dan berdarah-darah
Sebagai karya awal, menurut saya Para Pengendali Naga sudah sangat menarik dalam konsep ceritanya. Tapi eksekusinya menurut saya masih kurang halus. Deskripsi terlalu banyak bertebaran, di mana beberapa malah semakin membuat buku ini semakin tebal saja. Juga nama beberapa tokoh yang seperti sulit dilafalkan, seperti Xiehst dan Hisest, rasanya seperti membuat berat ketika membacanya. Saya suka dengan karakter pengendali naganya. Cukup unik dan rasanya lain daripada kisah naga yang saya baca sebelumnya.
Oh ya, saya juga kepikiran ada tokoh seperti Alant yang kurang banyak diceritakan. Meski saya menduga di buku ke-dua bakal banyak diceritakan tetapi minim sekali saya temui Alant di buku ini, meski jabatannya yang ama penting. Oh ya sosok Raja Naga sendiri masih misterius ya? Dan juga motif Azel menyerang para Tetua Naga rasanya masih kurang terperinci. Juga bagian akhir yang seolah-olah terburu-buru dituntaskan (apakah terkait dengan jumlah halaman yang sudah melebar?)
Yang membuat saya cukup senang dengan buku ini adalah penulis seolah tanpa takut membawa pikiran sang penulis sendiri ke pembacanya. Membaca Para Pengendali Naga memang membuat saya merasakan hal baru dengan konsep naganya, meski tipikal sepertinya masih sama dengan cerita naga lainnya, tapi pembawaan yang berbeda dengan kisah naga lainnya (yang sudah saya baca) cukup berbeda.
Wah, wah, wah..
BalasHapusBuku bantal nih! x)
Mastez enggak masukin ke Lucky no. 14 RC kak Astrid? *bukan promo berbayar
Aku juga agak bingung kalau baca namanya, mungkin biar unik jadi agak gimana gitu ya namanya jadinya malahan *belibet sendiri
Seperti film kolosal ceritanya ini buku. Mudah-mudahan di Indonesia ada banyak buku yang menceritakan secara kolosal tentang sejarah Indonesia.
BalasHapuswoh fiksi Indonesia~
BalasHapusIni elemenku banget, mas. Aku kudu baca sepertinya :)
BalasHapuswots? udah selesai?? aku masih mogok di hal 50an
BalasHapus#tutupmuka
#semogagaketahuanyangngasih