Minggu, 9 Desember 2012, merupakan salah satu momen yang mengesankan dalam hidup saya selama bersahabat dengan rekan-rekan sesama pecinta buku. Indonesia Reader Festival (IRF), atau Festival Pembaca Indonesia-lah yang membuat hari itu berkesan bagi saya. Acara yang dilaksanakan oleh Goodreads Indonesia, sebagai ajang kumpul pembaca Indonesia.
Berangkat dari Semarang, hari sabtu sore saya sudah tiba di stasiun Poncol, sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah mampir ke subuah minimarket di stasiun untuk bekal di jalan, saya langsung menuju pintu masuk stasiun. Ternyata, saya tidak tahu, kalau sekarang belum boleh masuk ke stasiun kalau kereta yang dinaiki berangkat kurang lebih 1 jam sebelumnya. Dan itupu harus mengantri dengan cara menunjukkan tiket beserta kartu tanda pengenal. Sudah lama juga sih tak naik kereta api. Karena datangnya masih terlalu awal, akhirnya dilarang masuk dahulu. Terpaksa deh menunggu untuk waktu yang lumayan lama. Di saat menunggu itu ada kabar dari Dion, teman BBI asal Yogya, yang juga berankat ke acara IRF, mengabarkan kalau keretanya sudah berangkat. Saling sms pun bersambung ke ranah twitter, diiringi ucapan doa dari teman-teman :)
Akhirnya ketika maghrib, saya sudah bisa masuk ke dalam stasiun. Diawali dengan shalat maghrib dan isya secara dijamak, langkah berikutnya mencari tempat duduk di kereta yang sudad tiba. Agak kesulitan karena lampu di gerbong kereta mati, dan stasiun berulangkali memohon maaf karena lampu di kereta belum bisa dinyalakan. Tetapi begitu lokomotif sudah tersambung dengan gerbong, permasalahan lampu bisa teratasi.
Tepat jam 19.10 WIB kereta berangkat membelah jalur Semarang - Jakarta, dan senangnya biasanya saya agak sulit bila tidur di kereta api, kali ini bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa kali terbangun, masih sempat twitteran sih, hehehe. Nyampai Senen tepat pukul 02.45 WIB. Masih terlalu pagi untuk keluar stasiun, tempat tertuju utuk istirahat sudah jelas, musholla stasiun Senen yang lumayan bersih. Di stasiun Senen pun masih berkabar update perjalanan bersama kang Dion, dan mengabarkan bahwa dia akan turun di stasiun Manggarai.
Stelah sholat shubuh dan mandi, saya langsung keluar untuk mencari sarapan. Dan didepan stasiun ada penjual bubur ayam, yang sepertinya menggiurkan, seklaigus bis amengamati terminal Senen tujuan saya berikutnya, mencari angkutan-massal menuju lokasi IRF. Lumayan murah juga, semangkok bubur ayam dijual Rp 7.500,- sambil kerap tersenyum celotehan si penjual. Begitu bubur ayamnya ludes, langsung menyebrang jalan menuju stasiun Senen, dan berdasar petunjuk yang didapat, langsung naik ke Kopaja P20, sengaja tidak memilih naik busway yang rutenya bisa 3kali naik turun itu. Sempat bertanya tarif ke penumpang di sebelah, dan juga lokasi yang menjadi sasaran saya turun kelak, yang sayangnya tidak diketahui oleh sebelah saya, saya cuma berpesan kepada kernet untuk memberitahu saya kalau sudah tiba di plaza festival. Sayangnya sang kernet tidak menunjukkan gelagat yang baik untuk memberitahu saya. Jadinya ketika bis sudah menginjak Kuningan, saya hanya mengandalkan mengintip nama halte busway di pinggir jalan. Dan ketika yakin pada suatu halte, saya turun dan bengong. Iseng-iseng nanya ke orang di jalan, menayakan lokasi Plaza Festival, dianya menunjukkan bangunan di belakangnya. Berarti sudah bener! Tapi ko bentuknya bangunan, bukan lahan untuk pameran. Puter demi puter, akhirnya ketemu arah menuju dna GOR Soemantri, dimana lokasi IRF dilaksanakan.
Meski datang kepagian, karena kebanyakan stand masih kosong, saya sepat ketemu dengan Mas Harun, Mas ADit dan Mas Awan, dari panitia IRF. Menit demi menit beberpa apnitia dan pengisi stand mulai berdatangan. Dan akhirnya kang Dion datang juga dengan menggunakan kaos kebanggaan, kaos bergambarkan si bebi, logo yang digunakan BBI. Dan kemudian menyusul Truly, dengan berbagai perlengkapan, perlengkapan menyampul, banner meja dari penerbit Serambi, pin BBI yang dibagi-bagikan gratis, menambah bookmark yang dibawa kang Dion. Setelah mendapat jatah kaos, jadilah kita bertiga menjadi penjaga stand berkaos biru.
Yang lucu adalah kita blank, mau dihias dengan apa booth yang luas. Akhirnaya ada ide menulis di kertas kosong beberapa kata yang identik dengan BBI, untuk ditempelkan di didinding booth. Akhirnya bermunculan kata-kata ajaib khab BBI: buku kacrut, ordo buntelan, fakir buntelan, dsb, hahaha. Akhirnya acara dimulai. Pengunjung berdatangan. Beberapa teman BBIers datang menyusul. Semantara saya belum smepat melongok stand Kaskus Serapium dimana saya ikut tergabung di sana.
Booth BBI yang menyediakan jasa layanan sampul gratis malah lebih rame karena lebih berupa kopdar dari BBIers. Ada mbak Indah Threez, Ren, Dewi, Angela Noviana, Priska, Indri, Nana, Esi, Astrid, Ferina, Bea, Rhea, Momo, Melo, dan Bang Helvry (sayang saya nggak hapal urutan datangnya, dan maaf nggak hafal semuanya) dan order sampul gratis pun bermanculan. Tak hanya BBIers semata yang ada, sempat berjumpa pula dengan beberapa insan perbukuan, seperti mbak Esti, mbak Uci, dan lain-lain (saking banyaknya gak hapal). Dan yang menyenangkan adalah sempat bertemu mas Dyan Priyanto, peribuku Serambi, yang sering mengirimkan buku gratis ke BBIers. Sempat mengobrol panjang lebar, membicarakan berbagai langkah ke depan untuk membuat Semarang lebih semarak lagi di dunia perbukuan, serta mengembangkan Serambi di Semarang. Semoga ada perkembangan ke depan. Tak lupa sekardus buku terbitan Serambi dan Atria dibawa untuk dibagikan gratis buat BBIers. Saya memilih In the Time of Butterflies, buku yang sempat ditag oleh Esi dan mas Jamal, maaf ya teman-teman, buku ini sebenarnya sudah lama menjadi wishlist saya,semenjak buku ini nongol di katalog akan terbit Serambi, hehehe :) Oh ya banyak teman-teman goodreaders, yang akhirnya bisa saya jumpai, seperti mbak Iyut, ibu Tio, mbak Farah, Didhiet, aki, dyka, dan panitia.
Salah satu acara yang berkesan adalah bookwar. Ada tiga kali acara bookwar yang berlangsung. Semenjak awal sudah ingin mengikuti, tetapi keder melihat antusias pesertanya. Jadinya hanya mengikuti bookswap. Tetapi pada sesi ketiga berhasil juga ikut acara. Yang jelas dari Semarang hanya membawa modal 5 buku, yang didapat jadi lebih, selain hasil book swap dan bookwar, juga ada buntelan yang diterima dari Ren, aki, dan mbak Uci.
Beberapa kali mampir ke booth serapium, dan senang bisa berjumpa juga dengan teman-teman serapers dan ikut game judul buku. Senang bisa ketemu dan berkenalan dengan seraper seperti mbak Dewok, mbak Selvi, mas Awan, Ramundro, mas Adit, dan lain-lain. Nggak sampai hafal sih, tapi cukup menyenangkan.
Beberpa booth yang menyenangkan juga sempat dikunjungi, sayang tidak bisa terlalu maksimal, hanya sempat berkunjung sepintas. Tapi pengalaman yang berkesan didapat dari berbagai stand. Sempet didawuh juga ikut kuis baca puisi di booth Balada Si Roy. Juga sempat menggalau di booth Penggalau Buku. Pokoknya menyenangkan.
Selesai acara, pukul 17.30 saya bergegas meninggalkan Plaza Festival, meninggalkan stand BBI, meninggalkan kennagan manis, tapi merekamnya dalam memory hidup saya sebagai salah satu momen berkesan.
Tak lupa saya mengucapkan selamat buat panitia IRF, terima kasih buat teman-teman BBI, Kaskus Sererapium, dan Goodreaders Indonesia.