Jumat, 23 September 2011

Dwilogi Padang Bulan- Still With Hirata’s Style




















Masih mirip dengan tulisan Hirata sebelumnya, menarik, menggugah semangat, penuh kekocakan, serta mengkritik tanpa rasa pedas. Kisah Novel dwilogi Padang Bulan mengisahkan Ikal yang ikut membantu perjuangan Enong, yang kemudian dikenal sebagai Maryamah Karpov, yang menjadi judul novel terakhir tetralogi Laskar Pelangi, untuk bagaimana bisa bangkit dari kesedihan yang terus melanda menjadi wanita yang tangguh; mencari uang dari menimbang timah, menguasai bahasa inggris, serta menundukkan jawara catur di kampung yang adalah mantan suaminya yang menelantarkannya.

Novel ini angat bagus, dan menurut saya kembali perlu dapat apresiasi, setelah saya agak kecewa dengan novel Maryamah Karpov. Masih menceritakan tentang kehidupan masyarakat melayu di Belitong, tapi dengan latar perjuangan Enong, yang saat itu masih mendapat berbagai kecaman, karena dia berjenis kelamin wanita, ketika bagaimana dia mulai ikut menambang timah sampai ikut mengikuti lomba catur 17 Agustus untuk mewujudkan ambisi bisa mengalahkan mantan suaminya.

Mungkin yang agak menganggu bagi saya adalah bagaiamana secara tiba-tiba Hirata mengganti panggilan Enong menjadi Maryamah di sesi kedua (Cinta di Dalam Gelas). Secara keseluruhan, novel ini masih senilai dengan tetralogi Laskar Pelangi: menakjubkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar