Kamis, 31 Maret 2016

Perebutan Kursi Kosong

Judul: Perebutan Kursi Kosong
Judul Asli: The Casual Vacancy
Penulis: J.K. Rowling
Penerjemah: Esti Budihabsari,
9786029225686
Kematian Barry Fairbrother, anggota dewan kota Padford secara mendadak, menimbulkan gejolak di antara penduduk Padford. Sejarah pergolakan ditimbulkan karena penolakan sebagian besar masyarakat terhadap keberadaan Fields, sebuah lahan yang berisi penduduk limpahan dari Yarvil, kota tetangga Padford. Di mana Barry mendukung keberadaan Filelds, dengan segala permasalahan sosial yang dibawanya, untuk tetap bernaung di bawah Padford. Sementara beberapa anggota dewan lain, khususnya yang merupakan keturunan asli Pagford, mengingkan Fields untuk lepas dari tangan Padford.

Kubu penolakan yang dipimpin oleh Howard Mollison, tentu saja senang dengan meninggalnya Barry. Namun kubu yang mendukung Fields masih dinaungi oleh Pardford tidak lepas diam. Persaingan untuk mengisi kekosongan anggota dewan yang ditinggal oleh Barry langsung menjadi sebuah 'perang dingin' yang penuh dengan trik dan kebencian. Ditambah dengan kehadiran sosok anonim The_Ghost_of_Berry_Fairbrother dalam forum situs kota menciptakan kegelisahan-kegelisahan tak terperikan.  


Tak adil memang membandingkan serial Harry Potter dengan The Casual Vacacncy. Meski buku-buku itu ditulis dengan oleh tangan yang sama, JK. Rowling. Tapi saya mendapat kesamaan dari apa yang saya baca dari buku yang berbeda genre tersebut. JK Rowling mampu 'menyihir' saya sehingga bisa menikmati membaca karyanya.

Di The Casual vacancy, JKR membuat saya takjub, bagaimana dia bisa membuat sebuah kisah yang tokoh-tokohnya bisa menimbulkan kebencian. Ya, tokoh-tokoh di The Casual Vacacncy, tak ada yang putih hatinya. Kebaikan hanya sebuah minoritas sifat. Yang tertanam di tokoh-tokoh The Casual Vacancy adalah kebanyakan rasa tak suka, dengki, penghasutan, sampai cemburu. Tak pelak, buku ini memang layak dibenci buat penggemar cerita manis. 

Dan hebatnya, JK Rowlng, di bagian akhir buku ini mampu membuat saya merasa sakit. Sakit dengan bagian yang membuat saya lagi-lagi harus mengutuk Padford. Meski Padford dilukiskan seperti kota yang indah dengan alun-alun batunya, tapi kota ini bagaikan sebuah kota yang dikelilingi rasa dengki dan jahat. Tapi keseluruhan cerita The Casual Vacacncy bagi saya adalah sebuah pertaruhan JK Rowling untuk melepaskan diri dari bayangan Harry Potter. Dan setidaknya bagi saya, ia berhasil. Kalau boleh membuat kategori 1001 books you must read before you die versi saya, buku ini akan saya masukkan dalam kategori itu.

NB: Resensi ini saya ikutkan dalam PostBar #BBILagiBaca. Sayang, kesibukan membuat saya hanya 2 kali mentwitkan kegiatan baca buku ini. Yaitu:
1. akhirnya memilih buku The Casual Vacancy untuk buku hadiah dari teman-teman
2. cover The Casual Vacancy ini terlihat sederhana tapi bikin penasaran dengan isinya

5 komentar:

  1. Selamat, kang, akhirnya kelar juga buku ini. Semoga aku bisa menyusul keberhasilanmu segera kang

    (Dion, Baca Biar Beken)

    BalasHapus
  2. Wuih, congratz, Mastez!! Tepok2 tangan

    BalasHapus
  3. Targetku baca buku ini tahun ini nih, Mas.. ingetin yak! *lah* hahahah xD

    BalasHapus
  4. Ciee...yang sudah khatam. Lanjut FSOG, mas...#eh

    BalasHapus
  5. aku juga sukaaa buku ini. meski emang kelam, gelap dan getir. tapi penggambaran karakternya ok banget ya, memorable :D

    BalasHapus