Rabu, 30 Mei 2012

Manxmouse

Judul: Manxmouse
Penulis: Paul Gallico
Penerjemah: Maria Masriani Lubis
Penerbit: Mahda
Jumlah Halaman: 227
 ISBN: 9786029706734

"Kalau begitu, aku harus pergi dan mencari kucing Manx, di manapun dia dan berhadapan langsung dengannya, tak peduli apa pun yang terjadi, dan tidak perlu takut." [Halaman 183]
Membaca Manxmouse, berarti kita harus membuka mata terhadap keanehan-keanehan yang akan kita jumpai dalam kisah ini, barulah kita akan meraskan asyiknya buku ini. Manxmouse sebenarnya adalah tikus dengan warna biru, tanpa ekor, berkaki kangguru, dan berkuping kelinci. Dia tercipta secara tidak sengaja, ketika Tiddly, seorang pengrajin keramik dari desa Buntingdowndale, yang hanya ingin membuat keramik tikus, terinspirasi untuk membuat patung tikus yang paling sempurna dan paling indah, namun yang didapatkanlah hanyalah sosok Manxmouse yang bisa hidup (mirip dengan kisah pinokio, bukan?).

Alhasil, manxmouse yang tercipta, mengelana ke berbagai tempat. Dalam perjalanannya ia bertemu Clutterbumph, sosok pembuat takut, burung pemangsa kapten pilot Hawk, si gajah bintang film Nelly, seorang gadis, Burra Khan, harimau sirkus yang melarikan diri, sampai pemilik toko hewan yang licik, Mr. Smeater. Dari petualangannya tersebut, Manxmouse mendapati bahwa jalan hidupnya telah ditentukan dengan pada hari akhir dia akan menjadi santapan dari Manxcat. 

Animasi Manxmouse oleh Nippon Animation
Cover cetakan pertama Manxmouse
Meskipun agak heran dengan jenis fantasy termaktub di buku ini, lama kelamaan saya bisa asyik mengikuti perjalanan si Manxmouse. Bagaimana dia ditakut-takuti oleh Clutterbumph, menikmati terbang bersama pilot Hawk, sampai menikmati pesta makanan di tempat syuting si Nelly. Ditambah dengan terjemahan dan ilustrasi yang cantik, saya merasakan nilai lebih dari sekedar ceritanya. Tak heran, buku ini menjadi salah satu favorit JK Rowling, penulis mahakarya Harry Potter.

Takdir, bukan sesuatu yang harus ditakuti. Bagaimana pun takdir hanyalah suatu kepastian, apakah kita mendapatkan hasil yang baik atau buruk. Sepantasnyalah kita menghadapinya dengan usaha terbaik, itu pesan moral yang saya dapat dari buku ini. Akhir kisah yang didapati oleh Manxmouse adalah karena tak kenal menyerah akan takdir buruk.

Sumber gambar:
1. Nippon Animation, http://www.nipponanimation.com/catalogue/027/index.html
2. The Literature of Paul Gallico, http://www.paulgallico.info/manxmouse.html

3 komentar:

  1. cm mau bilang: Setuju, buku ini adalah tentang tidak menyerah dan tetap berjuang dalam menjalani takdir. Entah menyenangkan ataupun derita ujungnya, kita tidak akan pernah tahu. Manx Mouse kecil mengajarkan kita untuk tetap berpikir positif thd takdir dan berani menyongsongnya dengan pikiran positif

    BalasHapus
  2. eh kartunnya bikin penasaran.. sayang ga ada di Indonesiaa

    BalasHapus
  3. beneeeeer... harus menyisihkan keanehan yang ada baru bisa benar-benar menikmati buku ini... mungkin krn itu jg aku awalnya sempat gak mood untuk membaca sampai habis...

    BalasHapus