Selasa, 05 Februari 2013

Miracle Journey: Kisah Perjalanan Penuh Keajaiban Kitta Kafadaru

Judul: Miracle Journey: Kisah Perjalanan Penuh Keajaiban Kitta Kafadaru
Penulis: Yudhi Herwibowo
 Jumlah Halaman: 184
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 9786020203799

Hidup memang penuh misteri. Dan penuh keajaiban. Kitta Kafandaru memiliki cacat tubuh yang membuat dirinya pada awalnya dihina, memiliki punuk di punggungnya. Tetapi cacat tersebut justru tidak membuat sosok Kitta menjadi tak bernilai di masyarakat Kofa, desa tempat ia tinggal di pelosok Larantuka Nusa Tenggara Timur, tapi berkat keajaiban yang ia miliki, dimana tangannya memiliki daya untuk menyembuhkan. Di balik kelemahan ada kelebihan. Pada suatu saat dia jatuh cinta pada gadis yang disembuhkan, tetapi disayangkan, cintanya di tolak. Kecewa dengan penolakan tersebut, Kitta Kafandaru merasa penolakan tersebut diakibatkan keadaan fisiknya yang buruk. Kecewa karena ditolak, Kitta Kafandaru berusaha menyembuhkan dirinya sendiri. Diakemudian berkelana, melarikan diri dari Kofa.

Dalam perjalanan berkelananya tersebut, dia bertemu dengan seorang ame tua, yang menceriatkan sebuah kisah tentang seorang pria pembawa hujan,. Di mana sang pembawa hujan adalah orang yang memiliki keajaiaban mampu membuat hujan dari pasir yang dibawa di tasnya. Namun sang pembawa hujan, dalam kisah si ame tua, memutuskan untuk hidup sebagai diri sendiri dan hanya mau membuat hujan tiga kali saja. Setelah itu dia memutuskan hanya menjadi manusia biasa saja. Berpikir bahwa dirinya memiliki kemiripan, Kitta Kafandaru berkelana sambil berharap dia hanya memiliki tiga kali kekajaiban saja seperti sosok pria pembawa hujan. Dan dalam perkelanaannya saja, dia menemukan tiga orang yang memang membutuhkan keajaiban tangannya tersebut.

Kisah Kitta Kafandaru bukalan kisah biasa. Saya membaca Miracle Journey, sebagai kisah yang penuh perenungan akan sebagian jiwa kita. Sifat kita. Pembenaran kita. Serta petualangan kita dalam hidup. Meskipun sosok Kitta Kafandaru hanya ada dalam rangkaian kata fiksi yang ditulis mas Yudhi, sosok jiwa ini memang ada dalam setiap tubuh kita. Kita seringkali mendapatkan celaan dari kekurangan yang kita miliki. Kita seringkali kabur dari rumah di kala menghdapi masalah, dan kita kerap menilai seseorang cuma dari apa yang kita rasakan, tanpa melihat secara jujur.
Tak ada masalah yang terlalu berat, atau yang terlalu ringan. Kalau terlalu berat, tentu kita tak akan bisa menghadapinya, dan bila terlalu ringan, kita takut cenderung meremehkannya. [halaman 37].
Meskipun bahasanya agak berat, saya merasa tertarik untuk mengikuti arah perjalanan Kitta Kafandaru. Seringkali cerita yang dituliskan, menggugah isi psikologis saya. Meskipun kadang saya masih terkaget-kaget dengan bentuk keajaiaban yang dimiliki tokoh-tokoh dalam buku ini, saya masih menikmati rangkaian kata dalam buku ini dengan nyamannya. 

Untuk Miracle Journey, saya beri 4 bintang!

2 komentar: