Jumat, 13 Februari 2015

Norwegian Wood

Judul: Norwegian Wood
Judul Asli: Noruwei no mori
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Jonjon Johana
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan: V, November 2009
Jumlah Halaman: 554
ISBN: 9789799100337

Ketika mendarat di Hamburg, dan mendengar lantunan lagu Norwegian Wood di pesawat, secara mendadak Toru Watanabe terkenang masa 20 tahun sebelumnya, di mana ia dekat dengan Naoko, kekasih temannya, Kizuki yang tewas bunuh diri. Masa di mana merupakan salah satu fase perkembangan dirinya yang kritis. Di saat itu dia baru saja pindah ke Tokyo untuk menempuh jurusan drama di perguruan tinggi. Kehidupannya, dimulai dari kehidupan asrama yang membosankan, namun dia berhasil mendekatkan diri kepada Nagasawa, mahasiswa pintar-kaya yang mengenalkan kehidupan malam di Tokyo kepadanya.

Di Tokyo pula ia mulai menjalin hubungan dengan Naoko. Namun setelah tidur bersama Naoko, Naoko pergi menjauh, dan di saat bersamaan ia mulai dekat dengan Midori, teman sejurusannya yang baru Toru kenal di kantin kampusnya. Semenjak itu rasa sukanya terbelah dua antara untuk Naoko maupun Midori. Tetapi belakangan Toru baru mengetahui kalau Naoko ternyata dirawat di sebuah rumah sakit karenma depresi. Ketika menengok Naoko, ia berkenalan dengan Reiko, teman sekamar Naoko.

Norwegian Wood, mengisahkan suramnya kehidupan. Realisme di Jepang pada akhir 60an. Masa di mana hedonisme mulai merebak, tapi kenyataan bahwa angka bunuh diri di tingkat orang Jepang sangat tinggi. Karena itu Murakami, menulis novel yang bagi saya sebut sebagai novel jiwa, isinya menceritakan gejolak kejiwaan.

Saya suka. Murakami menuliskan apa adanya dan tanpa perlu membuat kening berkerut. Beberapa bagian memang terlalu vulgar. Tapi apa yang vulgar tersebut merupakan bagian penceritaan yang menjalin utuh, menurut saya. Beberapa teman di goodreads memang menuliskan agak mual terhadap isi cerita buku ini, tapi bagi saya ini sebuah novel sederhana namun dengan kevulgaran tersebut menjadikannya kompleks. \

1 komentar:

  1. Hal, aku membayangkan bagian vulgar itu semacam mutilasi atau ada deskripsi bagian tubuh yg bikin mual. Gitu ya mas?

    BalasHapus