Kamis, 24 Juli 2014

Moga Bunda Disayang Allah

Judul: Moga Bunda Disayang Allah
Penulis: Tere Liye
Editor: Andriyati
Penerbit: Republika
Cetakan: XVI, Feb 2013
Jumlah Halaman: 306
ISBN: 9786028997652

Melati, gadis cilik berusia 6 tahun mungkin akan mengundang iri anak-anak kecil seusianya. Ayah bundanya, Tuan dan  bunda HK, adalah orang tua terkaya di kota. Namun kendala fisik yang dimiliki Melati, tuli dan bisu, membuat dia menjadi sosok yang tak mengenal kesopanan, etika, nilai, maupun sebuah kehidupan normal sebagaimana anak-anak seusianya. Berbagai dokter ternama sudah dipanggil namun kesimpulan mereka hanyalah agar Melati dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Tapi, Melati bukan sakit jiwa.

Di lain tempat, Karang seorang pemuda cemeralng mencintai dunia anak-anak, harus tenggelam dalam kenyataan buruk yang membuat dia jatuh secara mental. Selama tiga tahun dia jatuh ke dalam kehampaan hidup. Nmaun tergerak akan keinginan mendidik Melati, sedikit demi sedikit Karang melakukan perubahan. Meski cara yang dia lakukan untuk mendidik Melati sangatlah keras, dan ditentang oleh tuan HK. Di sisi Bunda HK, yang ada hanyalah harapan, agar takdir yang menjadi bebak bagi mereka sekeluarga bisa terangkat.

Bagian awal, saya agak kesulitan dengan cara Tere Liye bertutur. Tapi dalam beberapa bab berikut, saya sudah bisa menikmati cara Tere Liye bertutur. Bagi saya, Moga Bunda Disayang Allah akhirnya menyajikan sebuah kisah sederhana yang memikat. Menakjubkan. Saya menjadi terharu, iya, sedih.... Sebuah kisah pergulatan batin seorang bunda di saat mendapatkan musibah, seorang anak dengan kendala fisik maupun mental. Berat sekali apa yang ditanggung seorang bunda. Dan Tere Liye mampu membuat kisah ini menjadi sebuah kisah yang menyentuh. 

Bukan bahasa yang lembek. Beberapa kata saya lihat terlalu keras. Tapi semua ini membuat buku ini semakin kompleks dengan kerangka kisah yang sederhana, membuat buku ini menjadi luar biasa, meski saya kurang menyukai cover edisi film buku ini, sebagai kelemahan dari buku ini.

2 komentar:

  1. aku baru sekali baca tere liye tapi masih kurang sreg dengan gaya penuturannya... tapi memang tema2 yang dia angkat bagus2 ya...

    BalasHapus
  2. eng.. baca nggak yaa... terakhir baca angpau merah, ngga sampe mewek sih (ya iya, lha wong kisah cinta :p)
    Tapi boleh deh coba baca buku ini..

    BalasHapus