Kamis, 27 September 2012

Insiden Arktik (Artemis Fowl, #2)

Judul: Insiden Arktik
Penulis: Eoin Colfer
Penerjemah: B. Sendra Tanuwidjaja
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9789792223866
Jumlah halaman: 355

Kembali lagi dengan Artemis Fowl! Setelah takjub dengan buku pertamanya, kali ini saya terpukau dengan seri kedua karya Eoin Colfer ini, Insiden Arktik. Kali ini, Fowl tidak berseteru dengan kaum peri, tapi berkolaborasi dnegan mereka untuk memecahkan 2 masalah besar: pemberontakan di dunia peri dan menyelamatkan Fowl senior dari penculikan oleh Mafiya Rusia.

Di dunia peri, Holly menemukan indikasi aneh ketika menangkap goblin yang menggunakan alat yang mencurigakan. Dari sinilah terungkap bahwa ada senjata kuno yang dipakai oleh goblin dengan menggunakan bantuan baterai buatan manusia. Tak pelak, tudingan dari kaum peri menunjuk pada Fowl yang menyelundupkan baterai tersebut kepada kaum goblin. Dugaan ini tak terbukti karena memang bukan Fowlah pelakunya, dan akhirnya Fowl dan Kapten Short berkerjasama untuk menemukan siapa manusia yang mengirimkan baterai tersebut dnegan imbalan, kaum peri akan membantu menyelamatkan Fowl Senior yang disandera oleh Mafiya Senior.

Kali ini, saya tidak setegang ketika membaca buku seri pertama. Meski demikian, ketegangan demi ketegangan masih teresap dalam buku ini. Juga terpecahnya isi cerita menjadi 2 bagian kali ini membuat kisahnya menjadi lebih banyak. Kalau di buku pertama Colfer, sepenangkap saya, lebih banyak mengkritik tindakan manusia yang merusak lingkungan, kali ini tidak terasa gemanya.
Meski demikian, ketertarikan saya akan karya Colfer ini bukan pada kritikannya semata, tetapi juga akan kisah yang menarik. Buku kedua ini masih menarik. Suspensenya masih terasa. Tapi masih tidak sama dengan yang pertama dan teknologi peri yang saya inginkan banyak keluar ternyata minim sekali di buku ini.

Overall, buku ini masih mendapat nilai bagus dari saya. Saya suka perjalanan Fowl, jutawan muda yang jenius. Juga kisah dunia peri, yang bertebaran makhluk-makhluk fantasy yang banyak. Kemampuan Colfer memadukan kedua kisah ini patut diacungi jempol.

1 komentar: