Sabtu, 29 Juni 2013

Divergent

Judul: Divergent
Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Anggun Prameswari
Editor: Esti Ayu Budihabsari
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan: I, April 2012
Jumlah Halaman: 544
ISBN: 9789794336977
 
Beatrice Prior, mungkin tak menyadari, kepindahannya ke faksi lain akan membuat dia terbawa ke sebuah rencana besar. Berawal dari Chicago, setelah perang nuklir, membentuk faksi-faksi. Abnegation, faksi awal Tris, nama yang Beatrice pilih begitu berpindah faksi, adalah faksi yang anggota-anggotanya tidak memiliki pamrih. Faksi Dauntless, adalah faksi dimana keberanian menjadi kekuatan faksi ini. Faksi Erudite adalah faksi yang mengutamakan kepintaran dan ilmu pengetahuan. Faksi Condor mengutamakan kejujuran, dan faksi Amity merupakan faksi cinta damai.

Remaja yang berusia 16 tahun harus melakukan tes kecakapan awal untuk menentukan faksi yang harus dipilihnya. Beatrice mendapatkan hasil Divergent, di mana tidak ada salah satu sifat utama faksi yang dominan. Mengingat seorang Divergent dianggap sebagai pemberontak, Beatrice diminta untuk merahasiakan hasil tes kecakapan tersebut. Pada hari penentuan, setelah mengalami pergolakan batin, Beatrice akhirnya memilih Dauntless, mengkhianati kedua orangtuanya di Abnegation.
 
Memilih Faksi Dauntless di upacara pemilihan tak membuat Beatrice langsung menjadi anggota faksi tersebut. Tris, nama baru Beatrice setelah memilih Dauntless, harus bersaing dengan puluhan remaja seumurannya yang sama-sama memilih Dauntless karena tempat yang terbatas. Apalagi dia harus juga bersaing dengan remaja yang awalnya hidup di faksi Dauntless, dan karakteristik kehidupan sebelumnya di Abgenation bertolak belakang dengan kehidupan di Dauntless yang keras dan penuh dengan tindakan fisik. Dalam inisiasi awal, Tris harus menjadi manusia yang unggul, dan bila dia gagal, dia akan terlempar ke golongan factionless, orang-orang tanpa faksi, orang-orang yang terbuang, hidup menggelandang.


Saya pada awalnya belum tergeerak, begitu novel Divergent menjadi heboh dan populer termasuk di Indonesia. Bisa dibilang saya terlambat untuk membaca Divergent. Mengingat saya belum pernah mendengar nama Veronica Roth sebelumnya. Tetapi berawal dari membaca selembar demi selembar buku ini, saya merasa takjub terhadap Veronica Roth.

Ya, Veronica Roth dalam buku pertamanya ini telah membuat saya "tersihir" untuk menyukai buku ini. Kisahnya mendebarkan dan tak kurang adegan aksi pun sangat banyak. Apalagi terjemahan buku ini sangat baik dan patut mendapat jempol, menjadikan kisah yang menarik ini menjadi semakin cantik. 

Meski, saya setuju pendapat pembagian faksi ini konsepnya mirip dengan cerita di buku lain, tapi eksekusi Veronica Roth dalam penghidupan tokoh-tokohnya terasa mantap. Ada beberapa bagian kisah yang memang membuat saya harus merenung, saking terlalu dalam subjek yang dikisahkan tapi tak menjadi halangan bagi saya untuk menikmati cerita ini.

Bagi saya kisah Divergent ini menjadi salah satu khasanan bacaan yang menarik, semoga kisah selanjutnya juga bagus untuk diikuti. :)

4 komentar:

  1. << sakah satu orang yang belum tergerak baca novel ini, sampai sekarang, apalagi klo orang hype banget sama novelnya, malah tambah males xD

    BalasHapus
  2. Aku semangat banget baca ini, hilang semangat.di buku dua #ups...

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum baca. tapi sudah punya buku kedua juga. jelek ya, kakak? :(

      Hapus
  3. mungkin para Divergent mania bakal gak suka sama pernyataanku, tapi kalau kata aku, Divergent itu agak overrated. Untuk Dystopia, THG masih lebih bagus untuk eksekusi dan masalah logis + emosi ceritanya.

    Tapi tetep Divergent salah satu yg enjoyable di baca (ga bikin bosan karena terlalu byk adegan bertele-tele)

    BalasHapus