Judul: Sitti Nurbaya
Penulis: Marah Rusli
Penerbit: Balai Pustaka
Cetakann: 40, 2006
Jumlah Halaman: 334
ISBN: 9794071676
Sitti Nurbaya, siapa yang tidak tahu akan kisah karya Marah Rusli ini? Kisah tentang seorang gadis minang yang terpaksa dinikahkan dengan Datuk Meringgih karena ayahnya, baginda Sulaiman, bangsawan saudagar yang kaya jatuh bangkrut karena tindak tanduk culas dari Datuk Meringgih, dan tindakan balas dendam Samsulbahri, kekasih Sitti Nurbaya terhadap Datuk Meringgih.
Sebagai karya sastra klasik, patut diacungi apresiasi bahwa karya ini masih bertahan sampai sekarang, dan menjadi salah satu sastra yang mempengaruhi perkmbangan sastra Indonesia berikutnya.
Meski memang perbedaan gaya bahasa antara buku ini dengan buku sastra zaman sekarang yang njomplang sekali. Saya beberapa kali tercekat dengan penggunaan kata perceraian. Dalam buku ini, kata perceraian dimaksudkan pada perpisahan, yang tidak mesti terikat dalam ikatan pernikahan. Juga penulis yang lebih sering menuliskan petuah hidup, dalam karyanya. Berbagai kalimat panjang lebar justru kebanyakan berisi petuah hidup atau perenungan. Hal-hal tersebut yang membuat saya merasa kagok ketika membaca buku ini.
Meski demikian, banyak nilai positif dalam buku ini. Kita bisa mendapat pemikiran, bahwa kerapkali nilai adat saja tak cukup baik dalam kehidupan. Juga kisah yang dipaparkan, cukup menarik, dan bisa dibaca berbagai kalangan umur.
Sebuah kisah yang melegenda, dan patut untuk diwariskan ke kalangan pembaca Indonesia.
Belum sempat baca hinggah sekarang >.<
BalasHapus