Kamis, 27 Juni 2013

Kereta 4.50 dari Paddington

Judul: Kereta 4.50 dari Paddington
Judul Asli: 4.50 from Paddington
Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Lili Wibisono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: VI, Agustus 2007
Jumlah Halaman: 344
ISBN: 9789792231304

Saya selalu tertarik dengan buku bercover kereta api. Dan kebetulan buku ini masuk ke kategori tersebut. Ditambah dengan genre thriller yang merupakan salah satu genre favorit saya, buku ini tentu saja menarik perhatian saya untuk mengkoleksinya. 

Awalnya saya agak kecewa, ketika melihat deskripsi bukunya. Kalau dari deskripsi bukunya tentang kasus yang terjadi, saya memilih Hercule Poirot sebagai lakon utamanya. Sebelumnya saya takjub dengan kemampuan Poirot menyelesaikan kasus Murder on the Orient Express, dimana seperti buku ini, kejadian pembunuhan berlokasi di kereta api, seperti buku ini, namun kali ini saya menemukan bahwa Miss Jane Marple-lah yang menjadi detektif dalam buku ini, dimana beliau lebih sering menyelesaikan kasus dengan pendekatan mengumpulkan fakta dari apa yang dia dengar. Dan memang hal tersebut yang terjadi, di mana ia tak banyak dikisahkan dalam buku ini, namun berhasil mengungkap misteri pembunuhan yang terjadi.

Dikisahkan, Mrs. McGillicuddy, salah satu teman dekat Miss Marple, sehabis berbelanja keperluan natal, pulag ke desanya menggunakan kereta api. Dalam perjalanan pulangnya yang menggunakan kereta 4.50 dari Paddington sebuah kereta lain melintas di sampingnya, dan Mrs. McGillicuddy terkesiap, ketika melihat ke kereta di sampingnya, menyaksikan sebuah usaha pembunuhan. Seorang wanita dicekik oleh seorang pria di kereta sebelah, sampai mati. Ketika dia melaporkan ke kondektur, petugas stasiun, maupun polisi tak ada yang percaya akan terjadinya pembunuhan tersebut. Satu-satunya yang percaya hanyalah Miss Marple. Teman dekat Mrs. McGillicuddy.

Jane Marple, dengan kelemahan fisiknya, terpaksa mendatangkan Lucy Eyelsbarrow, seorang profesional asisten rumah tinggal, guna menyelidiki sebuah kawasan Rutherford Hall, kediaman keluarga Crackenthorpe, tempat dimana dari hasil analisis Miss Marple, adalah tempat kemungkinan disembunyikannya mayat hasil pembunuhan tersebut. Dengan informasi yang didapat dari Lucylah, Miss Marple berusaha menentaskan misteri pembunuhan tersebut. Akankan mayat tersebut diketemukan? Siapakah yang terbunuh dan siapa pembunuhnya?

Seperti yang saya tuliskan di atas, aksi menyelidiki bukan dilakukan oleh Miss Marple, hal tersebut sering dilakukan oleh Lucy, hal yang memang umum dilakukan oleh Marple dalam melaksanakan penyelidikan dan memecahkan kasus, di mana saya lebih menyukai gaya Poirot, detektif yang sama-sama rekaan Agatha Christie, di mana aksinya lebih nyata di dekat TKP. Meski demikian, kasus ini bisa tuntas dengan menakjubkan oleh hasil olah pikir Miss Marple, dan saya tak mampu menebak si pelaku pembunuhan dengan benar. Ini merupakan salah satu nilai lebih, dan tentunya kemahiran Agatha Christie, untuk berhasil membuat pembaca kesulitan menebak siapa pelaku kejahatannya.

Saya sama sekali tak pandai-hanya mungkin, sedikit berpengetahuan tentang sifat manusia-karena saya kan hidup di desa. (Miss Marple, halaman 215)

Agatha Christie memang pintar memainkan ke arah mana pembaca harus berpola pikir, sedangkan ledakan buat pembaca di mana si pembunuh berada di sisi lain yang tak terpikirkan oleh pembaca. Itu kesan yang saya tangkap sejak pertama kali membaca karya Agatha Christie, siapa pun detektifnya, dan dengan berbagai gaya dan cara masing-masing detektif yang berbeda. Itulah, saya selalu takjub akan karya-karya Agatha Christie. 

6 komentar:

  1. Untuk buku2 Agatha C, saya lebih dulu berjumpa dengan Miss Marple sebelum Poirot. Saya bersyukur karena banyak orang yang bilang lbh suka Poirot. Tapi, saya tetap suka sama gaya penyelidikan Miss Marple yang "di balik layar", pengamatan dan ingatannya sangat tajam. Kalo Poirot sih gak usah ditanya, detektif ini kerennya minta ampun hehe (Dion)

    BalasHapus
  2. Ahh aku juga lebih suka Poirot zar :D btw, Agatha Christie lumayan sering lho memakai kereta api sebagai bagian dari ceritanya.. Ada juga Misteri Kereta Api Biru, sama Pembunuhan ABC, yang sama-sama berhubungan dengan kereta api :)

    BalasHapus
  3. jujur, belum pernah baca agatha christie :D

    BalasHapus
  4. Aku sering naik kereta api. *ga ada yg nanya

    BalasHapus
  5. Aku lebih suka miss. Marple. Karakternya beda dari detektif kebanyakan :D

    BalasHapus
  6. Secara keseluruhan Poirot lebih menarik karena karakternya sendiri yang unik dan menonjol (dia suka pamer soalnya rada narsis begitu hehe), dibanding Miss Marple yang pendiam bagai tikus di pojokan (^_^) tapi ada beberapa kasus beliau yang menarik, coba Iklan Pembunuhan atau Pembunuhan Terpendam :D

    BalasHapus