Sabtu, 28 Desember 2013

The Exorcist

Judul: The Exorcist
Penulis: William Peter Blatty
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Editor: Anton Kurnia
Penerbit: Serambi
Cetakan: I, Mei 2013
Jumlah Halaman: 448
ISBN: 9789790244016

Kehidupan Chris MacNeil, spontan berubah drastis. Artis tenar yang single parent tersebut menghadapi perilaku putri tunggalnya, Regan menjadi aneh. Berbagai dokter sudah didatangi, namun Chris akhirnya menyadari, Regs, panggilan akrab putrinya, dirasuki iblis!

Dengan harapan yang menipis, Chris memohon pastor Damien Karras agar bisa melakukan upaya exorcist (upaya pengusiran setan). Mengingat latar belakang Karras yang seorang psikiater, dia berusaha mengacuhkan kenyataan bahwa Regs dikuasai oleh iblis. Berhadapan dengan Regs, akhirnya dia sadar, dan harus bis ameyakinkan Uskup Georgetown Univeristy bahwa apa yang dialami oleh Regs bukanlah keadaan psikis semata, tetapi benar-benar dirasuki oleh iblis agar Regs bisa mendapatkan perlakuan exorcist. 

Exorcist akhirnya dilaksanakan oleh pastur Lankester Merrin dibantu oleh Karras. Kenyataan memilukan ketika disadari bahwa iblis yang merasuki Regs adalah musuh abadi dari pastur Merrin, yang menginginkan kemenangan atas Merrin. Dan pergulatan abadi, antara kekuatan rohani melawan kejahatan iblis terjadi dengan kejadian yang memilukan.


The Exorcist benar-benar memikat saya, dan saya menjadikannya sebagai salah satu buku horror terbaik yang pernah saya baca. Yang menarik dalam buku ini, adalah sang penulis mau bercerita dengan detail tanpa menganggu jalan ceritanya, dan tetap kisah menceramkannya terjaga. Saya sendiri sampai tak berani membacanya di malam hari.

Meski terjemahan, ketegangan cerita dalam edisi terjemahan ini tak lantas menghilang. Penulisnya mampu membuat kisah yang membuat kalimat demi kalimatnya menjelma menjadi ketegangan hampir tak berakhir. Meski konsep ceritanya sederhana, kemampuan penulis dalam detail dan pengelolaan kata sangat bagus.

Dan yang jelas, meski bukan termasuk pencinta genre horror, masih sekedar menikmati saja, saya puas dengan buku ini. Tak mengherankan bagi saya kalau buku ini masuk sebagai salah stau buku hooror terbaik. Apakah saya akan melanjutkan ke filmnya, entahlah, hanya dengan kata-katanya sudah bisa membuat saya merinding. Mungkin tidak dengan filmnya :)

1 komentar:

  1. twist: dia gak kerasukan tapi hanya penyakit jiwa.

    Eh dimana ya aku baca yang kayak gitu endinya. Sip, aku memang lagi nyari novel horor *masukin list*

    BalasHapus