Jumat, 10 Mei 2013

Entrok

Judul: Entrok
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 288
Cetakan: I, April 2010
ISBN: 9789792255898

Entrok, atau bra dalam bahasa jawa, yang menjadi judul buku ini dengan covernya, terasa memancing pembaca untuk mencoba melongok apa isi buku ini. Tapi kalau dilihat dari sinopsis di cover belakang buku memang bisa dibaca, kalau isinya adalah perbedaan 2 pandnagan antara ibu dan anak yang sama-sama punya pengalaman hidup berbeda.

Di buku ini, dikisahkan Marni adalah anak seorang buruh kupas singkong di pasar Ngranget. Ketika dewasa, payudaranya tumbuh dan Marni merasakan kesulitan dengan pergerakan payudaranya, maka ia memmipikan untuk bisa memiliki entrok. Berawal dari keinginan memiliki entrok tersebutlah, Marni mengikuti kerjaan ibunya menjadi buruh pemotong kulit singkong. Tapi karena tak dibayar dengan uang, hanya beberapa kilogram singkong, Marni berontak dari norma sebagai wanita, dan berkerja sebagai buruh angkut, yang memang mendapatkan uang dari peluh keringatnya, di mana di pasar Ngrengat, buruh angkut hanyalah diambil dari laki-laki. Dari uang demi uang yang diperooleh, Mani berhasil mendapatkan Entrok impiannya. Namun hal tersebut tak menjadi cukup bagi Marni. Dengan modal yang dia tabung, dia menjadi pedagang keliling.

Pernikahannya dengan teja, rekannya sesama kuli, menghasilkan Rahayu, putri tunggalnya. Semakin lama, kesuksesan mengikuti kerja keras Marni. Namun usaha yang dia lakukan, yang dia percayai juga berkat karunia yang diberikan oleh Mbah Ibu Bumi Bapak Kuasa, yang dia percayai secara turun temurun. Berbeda dengan Rahayu yang mendapatkan pendidikan sekolah, di mana dia mengetahui bahwa apa yang sudah dilakukan oleh ibunya adalah perbuatan syirik, sehingga timbul rasa benci terhadap ibunya. Apalagi kemudian ibunya melakukan pinjaman kepada warga desa dengan menambah bunga, yang menurut ajaran agama dilarang. Ditambah terpaan gosip dari warga sekitar yang menuduh Marni memiliki tuyul untuk meningkatkan kekayaannya secara pesat.

Konflik dalam cerita bertambah, ketika para tentara memungut uang kemanan terhadap Marni. Juga beberapa kali ia diminta sumbangan untuk sebuah parpol yang berkuasa di saat itu. Awalnya Marni melakukan penolakan, tetapi ancaman yang menakutkan Tejo, suaminya, menjadikan Marni menurut untuk membayarnya. Sementara Rahayu memutuskan untuk kuliah di Yogya yang jauh, dan ia ikut dalam sebuah perjuangan membela seorang tukang becak yang tertindas oleh tentara. Dalam kisah selanjutnya konflik demi konflik terus berputar di sekitar hidup Marni dan Rahayu.

Kisah Entrok sebenarnya menurut saya cukup menarik. Mengakat kemunafikan, perbedaan pandangan, dan sejarah kelam bangsa Indonesia. Eksekusi dari Okky Madasari sudah bagus dari kata-kata yang digunakan. Tapi saya merasa kisahnya dseperti dirasakan seperti harus berjalan getir. Dari awal, kegetiran yang terasa, sampai saya merasa sudah tahu mau dibawa ke mana ceritanya, meskipun di bab awal sudah terceritakan bagian akhir bukunya.

Juga serasa penulis menjustifikasi bahwa orang-orang yang kehidupan beragamanya lebih intens, akan lebih sering menolak pandangan yang berbeda. Memang patut dimaklumi, di mana sampai sekarang pun kejadian yang berakhir dengan kekerasan fisik masih terjadi karena perbedaan pandangan. Namun justifikasi tersebut rasanya terlalu berat, seolah-olah tak ada hal yang positif dari orang yang tidak mau menerima adanya perbedaan pandangan.

Meski demikian, kisah sejarah yang diambil oleh penulis memang sudah menjadi pelajaran bagi kita, di tengan berbagai masalah dalam hidup kemasyarakatan, perlu adanya suatu pandangan yang searah guna mengatasi masalah hidup yang ada. Juga buku ini mengajarkan kepada kita, bagaimana luka yang ditimbulkan dalam sebuah era kepemerintahan. Yang tak boleh terulang lagi, bagi Indonesia. Dan mengajarkan kita, kemunafikan memang harus dihapus.

Nilai-nilai tersebut akan selalu terus bergulir, penting untuk diajarkan, dari dulu, sekarang, sampai ke masa depan. Karena hidup, bukan berarti dengan kepentingan yang dimiliki, harus menistakan nilai kemanusiaan.

2 komentar:

  1. Wow sepertinya bukunya wajib dibaca nih >.< Waktu lihat buku ini di Gramedia saya pikir isinya ya biasa aja .___. Okeh makasih infonya mas ^^

    BalasHapus
  2. klo harganya turun lagi ah belinya xD

    BalasHapus