Judul: Rantau 1 Muara
Penulis: Ahmad Fuadi
Editor: Danya Dewanti Fuadi, Mirna Yulistianti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 408
Cetakan: II, Juni 2013
ISBN: 9789792294736
Rantau 1 Muara, seperti kisah sebelumnya, mengisahkan kisah perjalanan hidup Alif, yang merantau dari kampungnya di dekau Danau Maninjau, Minangkabau dan sampai ke luar negeri, di mana petualangannya berawal dari Pesantren Madani, sebuah kawah candradimuka yang membentuk jatidiri Alif menjadi orang yang luar biasa.
Ada 3 'mantra' yang Alif peroleh dari guru-gurunya di Pesantren Madani, yang membentuk Alif menjadi sosok tangguh dalam menjalani kehidupan, yaitu: Man Jadda wa Jadda -siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, Man Shabara Zhafira - siapa yang bersabar akan beruntung, dan Man saara ala darbi washala -siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan. Dengan tiga mantra yang dia pedomani, halangan yang menghadang jalan hidup Alif semakin terurai bahkan semakin terlepas.
Episode terakhir dari trilogi Negeri 5 Menara ini, mengisahkan kehidupan Alif semenjak kepulangan dari Kanada, tempat Alif sempat bermukin mengalami pertukaran mahasiswa, sampai pada mengambil pendidikan S2, di George Washington University. Semuanya tak diraih dengan mudah. Ada luka yang harus disembuhkan, ada harapan yang harus dikejar, dan ada tantangan yang harus dikalahkan.
Kisah Alif ketika lulus, terpontang-panting harus mencari pekerjaan yang semakin sulit didapat akibat krisis moneter, menghadapi tantangan ketika mulai berkiprah di majalah Derap, tantangan dari Randai, serta bagaimana ia harus mendekati Dinara- rekan kerja yang ia sukai, sampai ketika Alif harus kehilangan sahabat dekatnya pada tragedi 9/11, begitu dekat dengan keseharian sebagian besar rakyat Indonesia, di mana buku ini memberikan motivasi kuat untuk pembacanya, bahwa mantra-mantra yang didapat oleh Alif, merupakan sebuah pegangan kuat yang dapat dijadikan pedoman, selain ikhtiar, doa dan tawakal tentunya.
Seperti dua buku sebelumnya, buku ini memberikan pelajaran bagi saya. Buku ini sangat berharga, dengan nilai-nilai yang diajarkan. Apalagi dengan kisah yang ringan, diolah dengan bahasa yang enak dibaca. Patut menjadi referensi hidup. Sebuah buku yang memiliki arti lebih.
Kisah Alif ketika lulus, terpontang-panting harus mencari pekerjaan yang semakin sulit didapat akibat krisis moneter, menghadapi tantangan ketika mulai berkiprah di majalah Derap, tantangan dari Randai, serta bagaimana ia harus mendekati Dinara- rekan kerja yang ia sukai, sampai ketika Alif harus kehilangan sahabat dekatnya pada tragedi 9/11, begitu dekat dengan keseharian sebagian besar rakyat Indonesia, di mana buku ini memberikan motivasi kuat untuk pembacanya, bahwa mantra-mantra yang didapat oleh Alif, merupakan sebuah pegangan kuat yang dapat dijadikan pedoman, selain ikhtiar, doa dan tawakal tentunya.
Seperti dua buku sebelumnya, buku ini memberikan pelajaran bagi saya. Buku ini sangat berharga, dengan nilai-nilai yang diajarkan. Apalagi dengan kisah yang ringan, diolah dengan bahasa yang enak dibaca. Patut menjadi referensi hidup. Sebuah buku yang memiliki arti lebih.
Ahmad Fuadi sama Dhonny Dhirgantoro.,jangan-jangan saudaraan ? mereka seneng banget ngasih judulnya dengan namabah embel2 angka di novelnya..hehe
BalasHapusIya bener..aku aja suka kebalik-balik ngenalin mereka berdua.
Hapusbtw mastez dari ketiga buku itu, yg mana yg kamu paling suka?
yang paling aku suka pintu terlarangnya sekar ayu..*loh koq...ahahaha
Hapus