Selasa, 09 Juli 2013

Shin Suikoden #1

Judul: Shin Suikoden Vol 1
Penulis: Eiji Yoshikawa
Penerjemah: Jonjon Johana
Penerbit: Kansha Books
Cetakan: III, Januari 2012
Jumlah Halaman: 486
ISBN: 9786029719611

Shin Suikoden, merupakan kisah adaptasi dari epik negeri China, 108 pendekar. Penulisan ulang dalam bahasa Jepang dilakukan oleh Eiji Yoshikawa. Olesan ulang oleh Yoshikawa dilakukan tanpa merubah kisah aslinya, namun dengan menambahkan gaya khas tulisan Yoshikawa sendiri, dan penggubahan nama dengan aksara Jepang.

Saya sendiri belum pernah membaca Kisah 108 Pendekar dalam versi aslinya. Makanya gambaran awal kisah yang melegenda ini justru saya dapatkan dari tulisan Yoshikawa ini. Sebuah kisah yang menarik untuk dibaca. Dan tulisan Eiji Yoshikawa, seperti biasanya meman menarik untuk diikuti. Kata-kata yang sederhana, namun memikat.

Shin Suikoden diawali dengan kesedihan Jin Sou yang mendengarkan rakyatnya harus menderita akibat penyakit yang menyerang. Kaisar kemudian menerintahkan Jenderal Kou Shin mendatangi kuil Jou Sei di gunung Ryo Ku untuk meminta Pendeta Kyo Sei untuk memanjatkan doa menolak penyakit. Namun selanjutnya Jenderal Kou melakukan tindakan yang dilarang, yaitu membuka sebuah gerbang yang dinamai Gerbang Yang Tak Pernah Dibuka. Dari Gerbang itu 108 bintang iblis yang pernah tertangkap sebelumnya, bisa terbang melarikan diri. 108 bintang tersebutlah yang bereinkarnasi dalam beberapa generasi berikutnya menjadi 108 pendekar.

Di buku pertama ini, munculnya pendekar-pendekar yang termasuk 108 pendekar tersebut muncul ketika kesewang-wenangan dan korupsi pejabat pemerintah yang mengakibatkan dibenci oleh rakyat. Meski demikian tidak semuanya berlatar belakang yang baik. Shi Shin, pemuda dengan rajah sembilan naga, salah satunya, dia melindungi tiga bersaudara perampok, karena kehormatan sajalah yang membuat dia menjaga tiga kawanan perampok tersebut dari penangkapan pemerintah.

Ro Ci Shin, tokoh lainnya, juga sebelumnya adalah polisi militer yang dikejar pemerintah karena dia membunuh orang yang menipu dan menjerat orang tua miskin dan anak gadisnya. Karena rasa keadilanya tersebut, dia dikejar-kejar. Juga ada Pendeta Go yang merampok pengawalan harta dari pejabat yang korup.

Kisah di buku pertama ini sangat menarik bagi saya. Meski agak cepat dan banyak tokoh, penuturan Yoshikawa masih enak diikuti. Sayang banyaknya tokoh yang terlibat, tidak diikuti oleh penjelasan tersendiri yang singkat mengenai tokoh-tokohnya tapi konsep cerita yang menarik, seakan membuat kita selalu terbuai halaman demi halaman.

Kalau ada yang perlu dipertanyakan, adalah nama dari bab-bab yang ada di buku ini. Terasa panjang dan terlalu detail. Mungkin kalau disingkat, akan lebih pas saja. Secara keseluruhan, bukunya mengesankan bagi saya.

6 komentar:

  1. mastez, emang buku ini ada brpa volume? ooo jadi ini kisah heroik dari china ya, cuma ditulis sama orang jepang. Gitu kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo nggak 4/5 kak essy. masih menunggu lanjutannya juga nih

      Hapus
  2. aku malah lebih tau adaptasi gamenya, RPG Genso Suikoden, ada film silatnya juga, katanya sih bagus :D

    BalasHapus
  3. Mastez udah mulai baca Yoshikawa-nya ya? Waduuhh.....

    BalasHapus